45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Jakarta pada bulan Februari 2010 dengan objek penelitian Auditor Kantor Akuntan Publik KAP. Penelitian ini
difokuskan kepada Pengaruh Etika, Independensi, Pengalaman, dan Keahlian Auditor terhadap Opini Audit dalam proses pemeriksaan Laporan Keuangan.
Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu melakukan pengujian pengaruh antara empat variabel independen, yaitu Etika, Independensi,
Pengalaman, Keahlian Auditor, sedangkan sebagai Variabel dependen, yaitu Opini Audit.
B. Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah Auditor Kantor Akuntan Publik KAP. Sampel penelitian ini adalah 80 auditor kantor Akuntan Publik yang
ada di Jakarta. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah metode pemilihan sampel yang digunakan adalah convenience sampling design.
Convenience sampling design adalah istilah umum yang mencakup variasi luasnya prosedur pemilihan responden. Hal ini berarti unit sampel yang ditarik
mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan bersifat kooperatif Hamid, 2007:30. Dalam penelitian ini jumlah sampel yang
diambil oleh peneliti sebanyak 9 KAP yang tersebar di wilayah Jakarta.
46
C. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel
1. Variabel tidak terikat Independent variable
a. Etika. Penerapan Etika akuntan publik adalah aplikasi seperangkat aturan
atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh kalangan
profesi akuntan publik. Ada dua dimensi untuk mengukur variabel penerapan etika akuntan publik yaitu: dimensi kesadaran etis dan dimensi
kepedulian pada etika profesi. Instrumen pengukuran variabel ini menggunakan Instrumen pengukuran variabel yang digunakan oleh Suraida
2003 dalam Prastamawasti 2008. Semua item pernyataan diukur pada skala likert 1 sangat tidak setuju sampai dengan skala 5 sangat setuju.
b. Independensi. Independensi akuntan publik adalah sikap yang diharapkan dari diri
seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam pelaksanaan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip integritas dan
obyektivitas. Ada tiga dimensi untuk mengukur variabel independensi akuntan publik yaitu: Independensi dalam program audit, Independensi
dalam verifikasi, dan Independensi dalam pelaporan. Instrumen pengukuran variabel ini dikembangkan dari teori yang dikemukakan oleh Mautz dan
Sharaf 1993 dalam Aini 2009. Semua item pernyataan diukur dengan skala likert 1 sangat tidak setuju sampai dengan skala 5 sangat setuju.
47 c. Pengalaman.
Pengalaman adalah keseluruhan pelajaran yang diperoleh seseorang dari peristiwa-peristiwa yang dialami dalam perjalanan hidupnya
Anoraga, 1995:47 yang dikutip Widiyanto dan Yuhertian, 2005 dalam Kusumastuti, 2008. Variabel Pengalaman audit ini diukur berdasarkan
jangka waktu tahunberapa lama seorang auditor bekerja. Responden diminta untuk memberikan tanggapan terhadap pernyataan dengan
menjawab pada skala likert 1 sangat tidak setuju sampai dengan skala 5 sangat setuju.
d. Keahlian Auditor Kompetensi. Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menguasai
pekerjaannya dengan baik, ahli dalam bidangnya dan mampu menyelesaikan setiap masalah dengan baik. Kompetensi seorang auditor
dapat diukur dari lamanya auditor itu bekerja, tingkat pendidikan, seringnya melakukan program pelatihan, memiliki pengetahuan dan cakap
dalam bidangnya. Pengukuran kompetensi dilakukan dengan memberikan enam pernyataan lewat kuesioner yang didapat dari Rinaldi 2008 dengan
menggunakan skala likert, yaitu skala 1 sangat tidak setuju sampai dengan skala 5 sangat setuju.
2. Variabel Terikat dependent variable
a. Opini Audit. Opini audit merupakan pernyataan pendapat auditor mengenai
kewajaran laporan keuangan auditnya. Ukuran opini audit berdasarkan
48 pada jenis-jenis opini audit yang digunakan seperti: Pendapat wajar tanpa
pengecualian, pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan, pendapat wajar dengan pengecualian, pendapat tidak wajar,
dan tidak memberikan pendapat. Pengukuran opini audit dilakukan dengan memberikan sepuluh pernyataan lewat kuesioner yang didapat dari Sari
2008 dengan menggunakan skala likert, yaitu skala 1 sangat tidak setuju sampai dengan skala 5 sangat setuju.
D. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan menggunakan data primer, sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau
tidak melalui media perantara. Dimana pengumpulan data dilakukan melalui metode survei dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner yang dikirimkan
kepada para Auditor yang terdaftar di Kantor Akuntan Publik KAP yang tersebar di wilayah Jakarta. Pengiriman kuesioner dilakukan secara langsung.
E. Metode Analisis Data
Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu dengan menggunakan regresi berganda dengan bantuan perangkat lunak SPSS
for windows 15.0, setelah semua data-data dalam penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data yang terdiri dari:
1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness Ghozali, 2009:19.
49 2. Uji Kualitas Data
Pengujian kualitas data yang dilakukan dengan penyebaran kuesioner, maka kesediaan dan ketelitian dari para responden untuk
menjawab setiap pertanyaan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penelitian ini. Untuk itu, dalam melakukan uji kualitas data atas
data primer ini peneliti melakukan uji validitas dan uji reliabilitas. 1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jadi, validitas ingin
mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah kita buat betul-betul dapat mengukur apa yang hendak kita ukur. Mengukur
validitas dapat menggunakan Pearson Correlation dan dilakukan dengan cara melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor
indikator pertanyaan terhadap total konstruk dengan menunjukkan hasil yang signifikan yaitu dibawah 0,05. Jika masing-masing indikator
pertanyaan mempunyai tingkat signifikansi dibawah 0,05 berarti dikatakan valid Ghozali, 2009:49.
2 Uji Reliabilitas Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu
kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
50 terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan cara One Shot atau pengukuran sekali saja: Disini pengukurannya hanya sekali dan
kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. SPSS memberikan
fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach Alpha 0,60 Nunally, 1960 dalam Ghozali, 2009:45.
3. Uji Asumsi Klasik 1 Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi dilanggar maka uji
statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu
dengan analisis grafik dan uji statistik Ghozali, 2009:147. a. Analisis Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normal residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan
antar data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini
51 dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil.
Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari
distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan
garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya Ghozali, 2009:147. b. Analisis Statistik
Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik
bisa sebaliknya. Oleh sebab itu, dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik sederhana dapat
dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan skewness dari residual Ghozali, 2009:149.
2 Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara
variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah
variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.
52 Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas didalam
model regresi yaitu dapat dilihat dari 1 nilai tolerance dan lawannya 2 Variance Inflation Factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan
setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel
independen menjadi variabel dependen terikat dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel
independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan
nilai VIF tinggi karena VIF= 1Tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai
tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir. Sebagai
misal nilai tolerance = 0,10 sama dengan tingkat kolonieritas 0,95. Walaupun multikolonieritas dapat dideteksi dengan nilai Tolerance
dan VIF, tetapi kita masih tetap tidak mengetahui variabel-variabel independen mana sajakah yang saling berkolerasi Ghozali, 2009:95-
96. 3 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika
53 berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah
yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi heteroskedastisitas
karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran kecil, sedang dan besar. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada
atau tidaknya heteroskedastisitas: a. Melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat dependen
yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang teratur
bergelombang, melebar
kemudian menyempit,
maka mengindikasikan
telah terjadi
heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2009:125.
4. Uji Hipotesis Pengujian Hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode
Regresi Linier Berganda yang bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lain. Model persamaannya
dapat digambarkan sebagai berikut:
54 Y= a + β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ β
3
X
3
+ β
4
X
4
+ е
Keterangan : Y
: Opini Audit X
1
: Etika X
2
: Independensi X
3
: Pengalaman X
4
: Keahlian Auditor a
: Konstanta β
1
, β
2
, β
3
, β
4
: Koefisien Regresi е
: error Linearitas hanya dapat diterapkan pada regresi berganda karena
memiliki variabel Independen lebih dari satu, suatu model regresi berganda dikatakan linier jika memenuhi syarat-syarat linieritas, seperti
normalitas data baik secara individu maupun model, autokorelasi, heteroskedastisitas. Model regresi linier berganda dikatakan model yang
baik jika memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi- asumsi klasik statistik.
Dalam membuktikan kebenaran uji hipotesis yang diajukan digunakan uji statistik terhadap output yang dihasilkan dari persamaan
regresi, uji statistik ini meliputi: a. Uji Koefisien determinasi R²
Koefisien determinasi R² pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
55 dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai
R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang crossection relatif rendah karena adanya variasi yang besar
antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu time series biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi
yang tinggi. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah
bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R² pasti
meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti
menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R² pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R², nilai
Adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model.
Dalam kenyataan nilai adjusted R² dapat bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif. Menurut Gujarati
2003 dalam Ghozali 2009 jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R² negatif, maka nilai adjusted R² dianggap nol. Secara
56 matematis jika nilai R² = 1, maka Adjusted R² = R² = 1 sedangkan jika
nilai R² = 0, maka adjusted R² = 1-kn-k. Jika k 1, maka adjusted R² akan bernilai negatif Ghozali, 2009:87.
b. Uji Signifikansi Simultan Uji Statistik F Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependenterikat. Hipotesis nol Ho yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau:
Ho : β
1
, β
2
....... βk = 0
Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis
alternatifnya Ha tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau:
Ha : β
1
, β
2
,….., βk ≠ 0
Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F yaitu dengan cara Quick look bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho dapat
ditolak pada derajat kepercayaan 5. Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel
independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen Ghozali, 2009:88.
57 c. Uji Signifikansi Parameter Individual Uji statistik t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelasindependen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis nol Ho yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter
βi sama dengan nol, atau Ho :
βi = 0 Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan
penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya Ha parameter suatu variabel tidak sama dengan nol,
atau : Ha :
βi ≠ 0 Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan
terhadap variabel dependen. Cara melakukan uji t yaitu dengan cara Quick look bila jumlah
degree of freedom df adalah 20 atau lebih, dan derajat kepercayaan sebesar 5, maka Ho yang menyatakan
βi = 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 dalam nilai absolut. Dengan kata lain kita
menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen
Ghozali, 2009:88-89.
58
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel
No .
Nama Variabel
Dimensi Indikator
Skala Pengukuran
No Pertanyaa
n
Anggaran waktu audit
Interval 1,2,3
Kerahasiaan informasi klien
Interval 4,5,6
Kesadaran etis
Peran ganda auditor
Interval 7,8,9
Mendukung profesi auditor
Interval 10
Sosialisasi ke rekan sejawat
Interval 11
Kebanggaan Interval
12 Kesamaan
nilai Interval
13 Aturan etika
profesi Interval
14 Kepuasan
mengaudit Interval
15 Ketidakpeduli
an Interval
16,19 Kepuasan
sebagai auditor Interval
17 1.
Etika Auditor X
1
yang dikutip Suraida
2003 dalam Aini 2009
Kepedulian pada etika
profesi
Auditor adalah profesi terbaik
Interval 18
Bebas dari Intervensi
manajemen Interval
20 Bebas dari
Intervensi prosedur audit
Interval 21
Independensi dalam
program audit
Bebas persyaratan
Interval 22
Bebas mengakses
data Interval
23 2.
Independensi Auditor X
2
yang dikutip Mautz dan
Sharaf 1993 dalam
Aini 2009
Independensi dalam
verifikasi Bebas bekerja
sama Interval
24 Bersambung ke halaman berikutnya
59 Tabel 3.1 Lanjutan
No. Nama
Variabel Dimensi
Indikator Skala
Pengukuran No
Pertanyaan
Bebas dari pengaruh
manajerial Interval
25 Bebas dari
kepentingan pribadi
Interval 26
Bebas dari keinginan
pribadi Interval
27 Bebas dari
tekanan Interval
28 Menghindari
kata menyesatkan
Interval 29
Independensi dalam
pelaporan
Bebas menggunakan
judgement Interval
30 Jangka waktu
audit Lamanya
pengalaman audit
Interval 36,37,38,
39,40 3.
Pengalaman Auditor X
3
dalam Kusumastuti
2008
Jumlah penugasan
Banyaknya penugasan
Interval 31,32,33,
34,35 Lama bekerja
sebagai auditor lebih
dari tiga tahun
Interval 41,42,43
Pengalaman
Pernah menjabat
sebagai ketua tim auditor
Interval 47,48,
4. Keahlian
Auditor X
4
Dalam Rinaldi
2008
Pendidikan Latar
belakang pendidikan
sesuai dengan profesi
Interval 44
Bersambung ke halaman berikutnya
60 Tabel 3.1 Lanjutan
No. Nama
Variabel Dimensi
Indikator Skala
Pengukuran No
Pertanyaan
Pernah mengikuti
diklat, seminar, atau
lokakarya sebanyak dua
kali atau lebih
Interval 45,46,49
Standar Akuntansi
Keuangan Interval
50,51 Unqualified
Perlakuan Akuntansi
yang tepat Interval
52,53 Ketiadaan
Bukti yang kompeten
Interval 54
Qualified Pembatasan
Lingkup Audit
Interval 55
Laporan Keuangan
tidak disajikan
secara wajar Interval
56 Adverse
Tidak mengikuti
prinsip akuntansi
Interval 57
Laporan keuangan
tidak diaudit Interval
58 5.
Opini Auditor X
5
dalam Sari 2008
Disclaimer Tidak
disusun sesuai
Prinsip Akuntansi
Interval 59
61
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di kantor-kantor akuntan publik yang
berada di wilayah Jakarta. Kantor Akuntan Publik KAP yang diberi kuesioner sebanyak 9 KAP. Berikut data dari Kantor-kantor Akuntan
Publik tersebut:
Tabel 4.1 Nama dan Alamat Kantor Akuntan Publik
No. Nama Kantor Akuntan Publik
1. Agus Ubaidillah
Jl. K. H. Abdullah Syafei No.23 Gudang Peluru, Tebet Jakarta Selatan 12830
2. Armen, Budiman, dan Rekan
Gedung Graha Seti Lantai 1 Jl. K. H. Abdullah Syafei Kav. A 20
Gudang Peluru, Tebet Jakarta Selatan 12830
3. AMM. Jogasara
Jl. Mampang Prapatan X No.7 Tegal Parang Mampang Prapatan
Jakarta Selatan 12790
4. Basyiruddin dan Wildan
Rukan Tanjung Mas Raya Jl. Merpati Blok B1 No.27 Tanjung Barat
Jakarta Selatan 12530
5. Drs. Amir Hadyi Nasution
Jl. H. Saleh No.44 B Palmerah Jakarta Barat 11480
6. Drs. Chaeroni dan Rekan
Jl. Anggrek Nelimurni II C 5 Kemanggisan, Slipi Jakarta Barat 11480
Bersambung ke halaman berikutnya