Ruang Lingkup Penelitian Sampel Penelitian Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data

45

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Jakarta pada bulan Februari 2010 dengan objek penelitian Auditor Kantor Akuntan Publik KAP. Penelitian ini difokuskan kepada Pengaruh Etika, Independensi, Pengalaman, dan Keahlian Auditor terhadap Opini Audit dalam proses pemeriksaan Laporan Keuangan. Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu melakukan pengujian pengaruh antara empat variabel independen, yaitu Etika, Independensi, Pengalaman, Keahlian Auditor, sedangkan sebagai Variabel dependen, yaitu Opini Audit.

B. Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah Auditor Kantor Akuntan Publik KAP. Sampel penelitian ini adalah 80 auditor kantor Akuntan Publik yang ada di Jakarta. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah metode pemilihan sampel yang digunakan adalah convenience sampling design. Convenience sampling design adalah istilah umum yang mencakup variasi luasnya prosedur pemilihan responden. Hal ini berarti unit sampel yang ditarik mudah dihubungi, tidak menyusahkan, mudah untuk mengukur, dan bersifat kooperatif Hamid, 2007:30. Dalam penelitian ini jumlah sampel yang diambil oleh peneliti sebanyak 9 KAP yang tersebar di wilayah Jakarta. 46

C. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel

1. Variabel tidak terikat Independent variable

a. Etika. Penerapan Etika akuntan publik adalah aplikasi seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh kalangan profesi akuntan publik. Ada dua dimensi untuk mengukur variabel penerapan etika akuntan publik yaitu: dimensi kesadaran etis dan dimensi kepedulian pada etika profesi. Instrumen pengukuran variabel ini menggunakan Instrumen pengukuran variabel yang digunakan oleh Suraida 2003 dalam Prastamawasti 2008. Semua item pernyataan diukur pada skala likert 1 sangat tidak setuju sampai dengan skala 5 sangat setuju. b. Independensi. Independensi akuntan publik adalah sikap yang diharapkan dari diri seorang akuntan publik untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam pelaksanaan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Ada tiga dimensi untuk mengukur variabel independensi akuntan publik yaitu: Independensi dalam program audit, Independensi dalam verifikasi, dan Independensi dalam pelaporan. Instrumen pengukuran variabel ini dikembangkan dari teori yang dikemukakan oleh Mautz dan Sharaf 1993 dalam Aini 2009. Semua item pernyataan diukur dengan skala likert 1 sangat tidak setuju sampai dengan skala 5 sangat setuju. 47 c. Pengalaman. Pengalaman adalah keseluruhan pelajaran yang diperoleh seseorang dari peristiwa-peristiwa yang dialami dalam perjalanan hidupnya Anoraga, 1995:47 yang dikutip Widiyanto dan Yuhertian, 2005 dalam Kusumastuti, 2008. Variabel Pengalaman audit ini diukur berdasarkan jangka waktu tahunberapa lama seorang auditor bekerja. Responden diminta untuk memberikan tanggapan terhadap pernyataan dengan menjawab pada skala likert 1 sangat tidak setuju sampai dengan skala 5 sangat setuju. d. Keahlian Auditor Kompetensi. Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menguasai pekerjaannya dengan baik, ahli dalam bidangnya dan mampu menyelesaikan setiap masalah dengan baik. Kompetensi seorang auditor dapat diukur dari lamanya auditor itu bekerja, tingkat pendidikan, seringnya melakukan program pelatihan, memiliki pengetahuan dan cakap dalam bidangnya. Pengukuran kompetensi dilakukan dengan memberikan enam pernyataan lewat kuesioner yang didapat dari Rinaldi 2008 dengan menggunakan skala likert, yaitu skala 1 sangat tidak setuju sampai dengan skala 5 sangat setuju.

2. Variabel Terikat dependent variable

a. Opini Audit. Opini audit merupakan pernyataan pendapat auditor mengenai kewajaran laporan keuangan auditnya. Ukuran opini audit berdasarkan 48 pada jenis-jenis opini audit yang digunakan seperti: Pendapat wajar tanpa pengecualian, pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan, pendapat wajar dengan pengecualian, pendapat tidak wajar, dan tidak memberikan pendapat. Pengukuran opini audit dilakukan dengan memberikan sepuluh pernyataan lewat kuesioner yang didapat dari Sari 2008 dengan menggunakan skala likert, yaitu skala 1 sangat tidak setuju sampai dengan skala 5 sangat setuju.

D. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan menggunakan data primer, sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli atau tidak melalui media perantara. Dimana pengumpulan data dilakukan melalui metode survei dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner yang dikirimkan kepada para Auditor yang terdaftar di Kantor Akuntan Publik KAP yang tersebar di wilayah Jakarta. Pengiriman kuesioner dilakukan secara langsung.

E. Metode Analisis Data

Metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu dengan menggunakan regresi berganda dengan bantuan perangkat lunak SPSS for windows 15.0, setelah semua data-data dalam penelitian ini terkumpul, maka selanjutnya dilakukan analisis data yang terdiri dari: 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness Ghozali, 2009:19. 49 2. Uji Kualitas Data Pengujian kualitas data yang dilakukan dengan penyebaran kuesioner, maka kesediaan dan ketelitian dari para responden untuk menjawab setiap pertanyaan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam penelitian ini. Untuk itu, dalam melakukan uji kualitas data atas data primer ini peneliti melakukan uji validitas dan uji reliabilitas. 1 Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jadi, validitas ingin mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah kita buat betul-betul dapat mengukur apa yang hendak kita ukur. Mengukur validitas dapat menggunakan Pearson Correlation dan dilakukan dengan cara melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator pertanyaan terhadap total konstruk dengan menunjukkan hasil yang signifikan yaitu dibawah 0,05. Jika masing-masing indikator pertanyaan mempunyai tingkat signifikansi dibawah 0,05 berarti dikatakan valid Ghozali, 2009:49. 2 Uji Reliabilitas Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang 50 terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan cara One Shot atau pengukuran sekali saja: Disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha 0,60 Nunally, 1960 dalam Ghozali, 2009:45. 3. Uji Asumsi Klasik 1 Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik Ghozali, 2009:147. a. Analisis Grafik Salah satu cara termudah untuk melihat normal residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antar data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini 51 dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya Ghozali, 2009:147. b. Analisis Statistik Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu, dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik sederhana dapat dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan skewness dari residual Ghozali, 2009:149. 2 Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. 52 Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas didalam model regresi yaitu dapat dilihat dari 1 nilai tolerance dan lawannya 2 Variance Inflation Factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen terikat dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF= 1Tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF 10. Setiap peneliti harus menentukan tingkat kolonieritas yang masih dapat ditolerir. Sebagai misal nilai tolerance = 0,10 sama dengan tingkat kolonieritas 0,95. Walaupun multikolonieritas dapat dideteksi dengan nilai Tolerance dan VIF, tetapi kita masih tetap tidak mengetahui variabel-variabel independen mana sajakah yang saling berkolerasi Ghozali, 2009:95- 96. 3 Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika 53 berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Kebanyakan data crossection mengandung situasi heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran kecil, sedang dan besar. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas: a. Melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas Ghozali, 2009:125. 4. Uji Hipotesis Pengujian Hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode Regresi Linier Berganda yang bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lain. Model persamaannya dapat digambarkan sebagai berikut: 54 Y= a + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + е Keterangan : Y : Opini Audit X 1 : Etika X 2 : Independensi X 3 : Pengalaman X 4 : Keahlian Auditor a : Konstanta β 1 , β 2 , β 3 , β 4 : Koefisien Regresi е : error Linearitas hanya dapat diterapkan pada regresi berganda karena memiliki variabel Independen lebih dari satu, suatu model regresi berganda dikatakan linier jika memenuhi syarat-syarat linieritas, seperti normalitas data baik secara individu maupun model, autokorelasi, heteroskedastisitas. Model regresi linier berganda dikatakan model yang baik jika memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi- asumsi klasik statistik. Dalam membuktikan kebenaran uji hipotesis yang diajukan digunakan uji statistik terhadap output yang dihasilkan dari persamaan regresi, uji statistik ini meliputi: a. Uji Koefisien determinasi R² Koefisien determinasi R² pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel 55 dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang crossection relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu time series biasanya mempunyai nilai koefisien determinasi yang tinggi. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R² pasti meningkat tidak perduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R² pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R², nilai Adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model. Dalam kenyataan nilai adjusted R² dapat bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif. Menurut Gujarati 2003 dalam Ghozali 2009 jika dalam uji empiris didapat nilai adjusted R² negatif, maka nilai adjusted R² dianggap nol. Secara 56 matematis jika nilai R² = 1, maka Adjusted R² = R² = 1 sedangkan jika nilai R² = 0, maka adjusted R² = 1-kn-k. Jika k 1, maka adjusted R² akan bernilai negatif Ghozali, 2009:87. b. Uji Signifikansi Simultan Uji Statistik F Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependenterikat. Hipotesis nol Ho yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau: Ho : β 1 , β 2 ....... βk = 0 Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya Ha tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau: Ha : β 1 , β 2 ,….., βk ≠ 0 Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F yaitu dengan cara Quick look bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5. Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen Ghozali, 2009:88. 57 c. Uji Signifikansi Parameter Individual Uji statistik t Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelasindependen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hipotesis nol Ho yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter βi sama dengan nol, atau Ho : βi = 0 Artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya Ha parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau : Ha : βi ≠ 0 Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Cara melakukan uji t yaitu dengan cara Quick look bila jumlah degree of freedom df adalah 20 atau lebih, dan derajat kepercayaan sebesar 5, maka Ho yang menyatakan βi = 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2 dalam nilai absolut. Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen Ghozali, 2009:88-89. 58 Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel No . Nama Variabel Dimensi Indikator Skala Pengukuran No Pertanyaa n Anggaran waktu audit Interval 1,2,3 Kerahasiaan informasi klien Interval 4,5,6 Kesadaran etis Peran ganda auditor Interval 7,8,9 Mendukung profesi auditor Interval 10 Sosialisasi ke rekan sejawat Interval 11 Kebanggaan Interval 12 Kesamaan nilai Interval 13 Aturan etika profesi Interval 14 Kepuasan mengaudit Interval 15 Ketidakpeduli an Interval 16,19 Kepuasan sebagai auditor Interval 17 1. Etika Auditor X 1 yang dikutip Suraida 2003 dalam Aini 2009 Kepedulian pada etika profesi Auditor adalah profesi terbaik Interval 18 Bebas dari Intervensi manajemen Interval 20 Bebas dari Intervensi prosedur audit Interval 21 Independensi dalam program audit Bebas persyaratan Interval 22 Bebas mengakses data Interval 23 2. Independensi Auditor X 2 yang dikutip Mautz dan Sharaf 1993 dalam Aini 2009 Independensi dalam verifikasi Bebas bekerja sama Interval 24 Bersambung ke halaman berikutnya 59 Tabel 3.1 Lanjutan No. Nama Variabel Dimensi Indikator Skala Pengukuran No Pertanyaan Bebas dari pengaruh manajerial Interval 25 Bebas dari kepentingan pribadi Interval 26 Bebas dari keinginan pribadi Interval 27 Bebas dari tekanan Interval 28 Menghindari kata menyesatkan Interval 29 Independensi dalam pelaporan Bebas menggunakan judgement Interval 30 Jangka waktu audit Lamanya pengalaman audit Interval 36,37,38, 39,40 3. Pengalaman Auditor X 3 dalam Kusumastuti 2008 Jumlah penugasan Banyaknya penugasan Interval 31,32,33, 34,35 Lama bekerja sebagai auditor lebih dari tiga tahun Interval 41,42,43 Pengalaman Pernah menjabat sebagai ketua tim auditor Interval 47,48, 4. Keahlian Auditor X 4 Dalam Rinaldi 2008 Pendidikan Latar belakang pendidikan sesuai dengan profesi Interval 44 Bersambung ke halaman berikutnya 60 Tabel 3.1 Lanjutan No. Nama Variabel Dimensi Indikator Skala Pengukuran No Pertanyaan Pernah mengikuti diklat, seminar, atau lokakarya sebanyak dua kali atau lebih Interval 45,46,49 Standar Akuntansi Keuangan Interval 50,51 Unqualified Perlakuan Akuntansi yang tepat Interval 52,53 Ketiadaan Bukti yang kompeten Interval 54 Qualified Pembatasan Lingkup Audit Interval 55 Laporan Keuangan tidak disajikan secara wajar Interval 56 Adverse Tidak mengikuti prinsip akuntansi Interval 57 Laporan keuangan tidak diaudit Interval 58 5. Opini Auditor X 5 dalam Sari 2008 Disclaimer Tidak disusun sesuai Prinsip Akuntansi Interval 59 61

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di kantor-kantor akuntan publik yang berada di wilayah Jakarta. Kantor Akuntan Publik KAP yang diberi kuesioner sebanyak 9 KAP. Berikut data dari Kantor-kantor Akuntan Publik tersebut: Tabel 4.1 Nama dan Alamat Kantor Akuntan Publik No. Nama Kantor Akuntan Publik 1. Agus Ubaidillah Jl. K. H. Abdullah Syafei No.23 Gudang Peluru, Tebet Jakarta Selatan 12830 2. Armen, Budiman, dan Rekan Gedung Graha Seti Lantai 1 Jl. K. H. Abdullah Syafei Kav. A 20 Gudang Peluru, Tebet Jakarta Selatan 12830 3. AMM. Jogasara Jl. Mampang Prapatan X No.7 Tegal Parang Mampang Prapatan Jakarta Selatan 12790 4. Basyiruddin dan Wildan Rukan Tanjung Mas Raya Jl. Merpati Blok B1 No.27 Tanjung Barat Jakarta Selatan 12530 5. Drs. Amir Hadyi Nasution Jl. H. Saleh No.44 B Palmerah Jakarta Barat 11480 6. Drs. Chaeroni dan Rekan Jl. Anggrek Nelimurni II C 5 Kemanggisan, Slipi Jakarta Barat 11480 Bersambung ke halaman berikutnya

Dokumen yang terkait

Pengaruh pengalaman, pelatihan dan skeptisisme profesional auditor terhadap pendektesian kecurangan: studi empiris pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Jakarta

1 8 87

Pengaruh penerapan aturan etika, pengalaman dan skeptisme profesional auditor terhadap pendekteksian kecurangan : studi empiris beberapa kantor akuntan publik di dki jakarta

2 24 126

Analisis pengaruh profesionalisme, independensi, keahlian, dan pengalaman auditor dalam mendeteksi kekeliruan (studi empiris pada kantor akuntan publik di DKI Jakarta)

0 4 118

Pengaruh pengalaman auditor terhadap keahlian auditor dalam mengaudit perusahaan : studi empiris pada kantor akuntan publik di jakarta

0 5 92

Pengaruh Pengalaman Audit, Independensi Auditor dan Kode Etik terhadap Audit Judgment (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Jakarta Selatan)

2 15 98

Pengaruh Etika, Independensi, Profesionalisme, Pengalaman dan Keahlian Auditor Terhadap Opini Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah dan Yogyakarta)

0 2 7

PENGARUH ETIKA PROFESI, PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI DAN KEAHLIAN AUDIT TERHADAP KETEPATAN Pengaruh Etika Profesi, Pengalaman Kerja, Independensi dan Keahlian Audit Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Auditor (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di

0 4 14

PENDAHULUAN Pengaruh Etika Profesi, Pengalaman Kerja, Independensi dan Keahlian Audit Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Auditor (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah).

1 10 10

PENGARUH ETIKA PROFESI, PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI DAN KEAHLIAN AUDIT TERHADAP KETEPATAN Pengaruh Etika Profesi, Pengalaman Kerja, Independensi dan Keahlian Audit Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Auditor (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di

0 4 20

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Etika Profesi, Pengalaman Kerja, Independensi dan Keahlian Audit Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Auditor (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah).

0 5 4