BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kesejahteraan sosial dalam tata kehidupan dan penghidupan sosial, material maupun spiritual diliputi rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir dan bathin,
yang merupakan kebutuhan bagi setiap warga Negara untuk pemenuhan kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri sendiri, serta masyarakat
dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi serta kewajiban manusia.
1
Indonesia sebagai salah satu negara yang mempunyai tingkat penduduk yang padat tidak luput dari masalah, terlebih lagi masih rendahnya tingkat SDM. Tentunya
sangat berpengaruh terhadap tingkat kesejahtraan. Hal tersebut dapat dilihat dari masih tingginya tingkat kemiskinan Indonesia Maret 2010 mencapai 31,02 juta.
2
Sebagaimana hasil Survei BPS mengenai perkembangan tingkat kemiskinan pada periode Maret 2009 sampai Maret 2010 diketahui bahwa presentase penduduk
miskin antara daerah perkotaan dan pedesaan tidak banyak berubah dimana pada Maret 2009 sebagian besar 63, 38 penduduk miskin berada di pedesaan begitu juga pada
Maret 2010 yaitu sebesar 64, 32.
3
1
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memperdayakan Rakyat, Bandung: PT. Repika Adi Tama 2005, h. 2.
2
BPS, Data Kemiskinan Indonesia, http:bps.go.id. diakses 02 November 2010.
3
Ibid. BPS, Data Kemiskinan di Indonesia
1
Mengacu pada data BPS tersebut, jika setiap orang tidak mempunyai SDM yang baik maka bisa dipastikan tingkat kesejahtraan manusia Indonesia akan semakin
jauh tertinggal oleh bangsa lain. Dampak dari krisis global yang melanda dunia tak terkecuali Indonesia akan dirasakan bertambah parah jika tidak di imbangi dengan
peningkatan kualitas sumber daya manusia yang baik. Oleh karena itu perlu adanya jaminan bagi setiap warga Negara Indonesia untuk
dapat meningkatkan kualitas SDM sebagaimana yang tertuang dalam. UUD RI 1945 Pasal 28C ayat 1 yang berbunyi:
”Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia”.
Berdasarkan pasal di atas bahwa jelas setiap orang mempunyai hak dalam meningkatkan kulitas sumber daya manusia guna memenuhi kebutuhannya. Begitupun
dengan golongan orang lemah “Kaum dhuafa” yang ada di Indonesia merupakan bagian
dari komponen masyarakat yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan komponen masyarakat yang lainnya yang tidak boleh termarjinalkan, hal tersebut
merupakan tanggung jawab kita bersama sebagai makhluk sosial terlebih lagi Negara sebagai institusi yang mengatur hubungan manusia yang satu dengan yang lainnya dalam
konteks hidup bernegara dan bermasyarakat.
2
Terlebih Indonesia merupakan mayoritas penduduk muslim tentunya upaya peningkatan Kualitas SDM merupakan salah satu ajaran pokok Islam yang diwajibkan
bagi setiap Muslim sebagaimana sabda Rasullah SAW dalam sebuah hadist Shaih yang diriwayatkan oleh Ibu Majah yakni:
ط علا
رف ةضي
لع لك
لسم هور
نبا هج م
Artinya: Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim. HR. Ibnu Majah Dalam mewujudkan masyarakat yang cerdas yang mempunyai kualitas SDM
yang baik tentunya harus di lakukan oleh berbagai pihak yang terkait yakni pemerintah termasuk organisasi maupun berbagai lembaga sosial lainnya yang mempunyai peran
aktif dalam masalah tersebut dengan berbagai cara diantaranya melakukan peningkatan profesionalisme dalam penanganannya dengan harapan dapat mengatasi masalah yang
ada serta merealisasikan aspirasi dan harapan dalam peningkatan kualitas hidupnya. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan SDM sehingga dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya dengan layak dan baik serta adanya dukungan pemerintah stakeholder serta dari berbagai kelembagaan agar dalam pelaksanaan program
meningkatan SDM dapat dilaksanakan dengan profesional sesuai dengan prinsip-prinsip efisiensi, efektivitas dan kesinambungan program.
4
Dalam hal ini, kesejahteraan sosial berkaitan dengan organisasi atau institusi pelayanan. Artinya, dengan adanya lembaga atau institusi yang ada di masyarakat dapat
menciptakan atau meningkatkan sumber daya manusia melalui pelayanan-pelayanan yang diberikan oleh institusi atau lembaga tersebut.
4
Bachtiar Chamsyah, Reinventing Departemen Sosial, Jakarta: Rakyat Merdeka Books, 2006, h. 40.
3
Misalnya saja kaum dhuafa mereka sangat minim sekali dalam hal akses untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Melalui lembaga atau institusi sosial yang ada
maka masyarakat dapat meningkatkan kulitas SDM melalui pelayanan-pelayanan yang diberikan. Pelayanan inilah yang nantinya dapat memaksimalkan akses masyarakat dalam
meningkatkan kesejahteraan hidup mereka. Hal ini juga dijelaskan dalam UU Kesejateraan Sosial No.11 Tahun 2009 yang menjelaskan bahwa lembaga sosial
menyelenggarakan kesejahteraan hidup masyarakat.
5
Dalam hal ini LAZ Al-Azhar Peduli Ummat sebagai salah satu lembaga sosial yang memberikan berbagi pelayanan kepada masyarakat khususnya kaum dhuafa
melalui berbagi pengelolaan program yang produktif dan vareatif dalam meningkatkan sumber daya Manusia. Salah satunya Program Empowerment dan Training Center
PETC di Rumah Gemilang Indonesia. Untuk itu dalam penelitian ini penulis ingin lebih jauh mengetahui bagaimana
pelaksanaan PETC serta peranannya dalam meningkatkan kualitas kaum dhuafa yang di laksanakan di Rumah Gemilang Indonesia pada PETC. Dari beberapa uraian di atas,
maka penulis akan menelitinya dalam sebuah penulisan skripsi dengan judul.
”PROGRAM EMPOWERMENT DAN TRAINING CENTER DALAM MENINGKATKAN KUALITAS KAUM DHUAFA
“ Studi kasus di Rumah Gemilang Indonesia LAZ Al-Azhar Peduli Ummat.
5
Ibid., h. 41.
4
B. Pembatasan Masalah