Anggrek Dendrobium TINJAUAN PUSTAKA

15 c Kondisi aseptik Proses kultur in vitro ini menggunakan kondisi aseptik sehingga kultur jaringan tanaman dapat meneyediakan bahan tanaman bebas patogen dalam jumlah besar. Walaupun demikian, kultur jaringan bisa memiliki partikel virus didalam jaringan, tetapi hal ini tidak memperlihatkan gejala apapun di dalam kultur yang sehat. Namun, teknik kultur jaringan dapat meregenerasikan tanaman bebas virus, yakni menggunakan kultur meristem. d Seleksi tanaman Seringkali variasi genetik terdapat di dalam kultur normal. Variasi genetik tersebut dapat diperoleh dengan menginduksi bahan eksplan menggunakan perlaukan kimiawi ataupun fisik. Begitu diperoleh populasi yang beragam secara genetik, maka terdapat peluang untuk menyeleksi genotip- genotip superior tanaman. e Stok tanaman mikro Kualitas dan kondisi tanaman induk atau sumber bahan dapat berpengaruh nyata terhadap keberhasilan upaya perbanyakan tanamana, melalui kultur jaringan. Oleh karena itu, stok tanaman induk dapat dipelihara secara in vitro dan sejumlah stok mikro dapat diperoleh selanjutnya diperakaran didalam sistem in vitro. f Lingkungan terkendali Teknik kultur jaringan sangat sesuai untuk diterapkan bila diinginkan pemeliharaan tanaman di bawah kondisi lingkungan terkendali, baik sebagai 16 tanaman induk untuk kebutuhan kultur ataupun tanaman untuk iduksi perakaran pada spesies yang sulit berakar. g Pelestarian plasma nutfah Kebutuhan akan ruang yang kecil dan mudahnya menciptakan keadaan yang sesuai, menjadikan kultur in vitro sebagai suatu cara yang praktir sebagai salah satu upaya pelestarian plasma nutfah h Produksi tanaman sepanjang tahun Melalui teknik kultur jaringan terbuka peluang untuk memperbanyak tanaman di sepanjang tahun. Hal ini dikarenakan, teknik kultur jaringan tidak tergantung dengan musim. i Memperbanyak tanaman yang sulit diperbanyak secara vegetatif konvensial. Melalui teknik kultur jaringan, tanaman yang sulit diperbanyak secara vegetatif dapat diatasi dengan manipulasi terhadap lingkungan kultur mislanya dengan perlakuan hormon, cahaya, suhu atau dengan menggunakan bahan eksplan yang memiliki daya merismatik tinggi. Menurut Nurheti Yulianti 2010:11 ada beberapa hal penting dalam kultur jaringan diantaranya masalah kultur jaringan , faktor- faktor keberhasilan kultur jaringan dan tentunya tahapan dari teknik kultur jaringan tersebut. A Masalah Kultur Jaringan a. Kontaminasi Kontaminasi merupakan gangguan yang mucul atas penggunaan media yang diperkaya. Fenomena kontaminasi sangat beragam, dapat dilihat dari jenis kontaminasinya Bakteri, Jamur, Virus, dll, Nurheti Yulianti:2010:11 17 b. Pencoklatan Pencoklatan atau Browning merupakan suatu keadaan dimana muncul kecoklatan atau kehitaman yang menyebabkan tidak terjadinya pertumbuhan dan perkembangan pada eksplan. Nurheti Yulianti:2010:12 c. Vitrifikasi Vitrifikasi adalah permasalahan kultur jaringan yang ditandai dengan : terjadinya pertumbuhan yang tidak normal; tanaman yang dihasilakan pendek atau kerdil ; pertumbuhan batang cenderung ke arah penambahan diameter ; tanaman utuhnya menjadi sangat Turgescent ; daun tidak memiliki jaringan palisade Nurheti Yulianti:2010:12 d. Variabilitas Genetik Bila kultur jaringan digunakan untuk upaya perbanyakan tanaman yang seragam dan dalam jumlah yang banyak, bukan sebagai pemuliaan tanaman , maka variasi genetik merupakan kendala dikarenakan penggunaan teknis yang tidak sesuai dan laju multiplikasi yang tinggi sehingga variasi tidak terkontrol. Variasi genetik paling umum terjadi pada kultur kalus dan kultur suspensi sel yang disebabkan oleh munculnya sifat instabilitas kromosom. Hal itu mungkin disebabkan oleh teknik kultur, media dan hormon. Nurheti Yulianti:2010:13 e. Pertumbuhan dan perkembangan Bila eksplan yang ditanam mengalami stagnansi, mulai dari tanam hingga kurun waktu tertentu tidak dapat mati maupun juga tidak dapat tumbuh. Untuk menghindari kondisi itu, dilakukan upaya preventif dengan tidak memakai bahan tanaman yang tidak juvenil atau tidak merismatik mengingat awal