Floor Price Harga Bibit Tanaman

38

2.10 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu untuk Analisis Biaya dan Pendapatan atau Analisis Kelayakan Usahatani memang telah banyak diteliti, namun untuk Analisis Biaya dan Pendapatan Usaha pembibitan kultur jaringan masih jarang sekali terdengar. Ada beberapa tetapi lebih meneliti kepada analisis kelayakan Investasi bukan kepada Biaya dan Pendapatan. Dan untuk penelitian Analisis Biaya, Pendapatan dan Investasi Bibit tanaman secara kultur jaringan yang berada di UPT Lebak bulus belum pernah diteliti sebelumnya. Penelitian Pertama dilakukan oleh Zulfahmi dengan judul Analisis Biaya dan Pendapatan Usaha Jamur Tiram Putih Model Pusat Pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya P4S Nusa Indah. Penelitian ini menitik beratkan kepada suatu lembaga pelatihan dan pendidikan di bidang pertanian yaitu P4S sendiri. Alat analisis yang diambil adalah dengan menggunakan R.C Ratio, B.C Ratio dan analisis titik impas Break Even Point. Dengan hasil analisis yang didapat Usaha jamur tiram putih P4S Nusa Indah memperoleh pendapatan bersih bernilai positif dan cenderung menguntungkan sebesar Rp.38.168.010- dengan 73,65 berasal dari produksi siap panen, 18,995 berasal dari paket kemitraan investasi dan 7,35 berasal dari budidaya jamur dengan sistem kemitraan. Kemudian berdasarkan analisis R.C Ratio diperoleh sebesar 1,16. Usaha cenderung menguntungkan karena nilai RC 1. Sedangkan hasil dari B.C Ratio adalah 0,16 artinya memberikan keuntungan sebesar Rp.160 setiap Rp. 1000 pengeluaran. Dan untuk analisis Break even point BEP juga mengindikasikan adanyanya keuntungan. Jadi usaha jamur tiram putih pada P4S sudah layak untuk dilanjutkan. 39 Penelitian kedua dilakukan oleh Imay Dwicahya dengan mengambil judul Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani Anggrek Vanda douglas pada Kelompok Tani Parakan Jaya Pamulang Tangerang Selatan. Alat analisis yang diambil adalah dengan menggunakan R.C Ratio, B.C Ratio dan analisis titik impas Break Even Point. Dengan hasil analisis yang didapat dengan biaya total usaha Rp.266.979.400,- . Kemudian berdasarkan analisis R.C Ratio diperoleh sebesar 1,72 .Usaha cenderung menguntungkan karena nilai RC 1. Sedangkan hasil dari BC Ratio adalah 0,72artinya memberikan keuntungan sebesar Rp.720 setiap Rp. 1000 pengeluaran. Analisis Break even point BEP mengindikasikan adanyanya keuntungan. Jadi usahatani anggrek Vanda douglas pada Kelompok Tani Parakan Jaya Pamulang Tangerang Selatan sudah layak dan dapat dilanjutkan kembali. Penelitian ketiga, diambil dari segi kelayakan investasi. Penelitian yang ditulis oleh Mukt i, Mahasiswa Institut Pertanian Bogor dengan judul “Analisis Kelayakan Investasi Pabrik Kelapa Sawit Studi Kasus Kabupaten Aceh Utara, Nanggroe Aceh Darusalam” yang dibuat pada tahun 2009. Dengan hasil penelitian secara finansial berdasarkan asumsi yang digunakan terdiri dari discount factor 7 , kegiatan investasi pabrik kelapa sawit kapasitas 30 ton TBS per jam layak untuk dilaksanakan ditinjau dari semua kriteria investasi yang digunakan. Nilai NPV sebesar Rp 106.698.657.000, IRR sebesar 22,34. Sedangkan dengan discount factor 15 , kegiatan investasi pabrik kelapa sawit tidak layak dilaksanakan nilai NPV yang diperoleh sebesar -Rp. 30.727.367.000, IRR sebesar 9,03. Jadi Pabrik Kelapa Sawit mengalami kelayakan usaha dengan menggunakan discount factor sebesar 22,34 yang artinya lebih besar dari suku bunga yang diambil.