METODE PENELITIAN Analisis biaya, pendapatan dan investasi pembibitan tanaman secara kultur jaringan: studi kasus pada kebun bibit dan laboratorium pusat pengembangan benih tanaman pangan, hortikultura dan kehutanan, Dinas Kelautan Dan Pertanian Provinsi

46 Analisis Finansial yang akan dihitung adalah analisis penerimaan atas biayaRC, rasio keuntungan atas biaya BC, analisis titik impas Break Even Point dan analisis kelayakan investasi yaitu analisis internal rate of return IRR. 1. Analisis RC RC adalah perbandingan antara penerimaan penjualan dengan biaya- biaya yang dikeluarkan selama proses produksi hingga menghasilkan produk. Dengan rumus sebagai berikut Soekartawi;1995; 85 : Keterangan: R = Penerimaan C = Biaya Py = Harga Output Y = Output FC =Biaya Tetap Fixed Cost VC = Biaya Variabel. Dengan kriteria, RC rasio 1, maka usaha tersebut efisien dan menguntungkan RC rasio = 1, maka usahatani tersebut BEP RC rasio 1, maka tidak efisien atau merugikan 2. Analisis BC Menurut Gray dalam Agustina adalah Penilaian yang dilakukan untuk melihat tingkat efisiensi penggunaan biaya berupa perbandingan jumlah nilai 47 bersih sekarang yang positif dengan jumlah nilai bersih sekarang yang negatif. Dengan perumusan, sebagai berikut: Prinsipnya hampir sama dengan analisis RC, hanya pada BC ini data yang dipentingkan adalah besarnya manfaat. Jika BC 1 suatu usahatani dapat dikatakan memberikan manfaat. 3. Analisis Titik Impas atau Break Even Point Titik Impas adalah titik dimana total biaya produksi sama dengan pendapatan. Titik impas memberikan petunjuk bahwa tingkat produksi telah menghasilkan pendapatan yang sama besarnya dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Iman Soeharto;1997; 401. Asumsi dari Break Even Point adalah; 1. Biaya dalam perusahaan dibagi dalam golongan biaya variabel dan biaya tetap. 2. Besarnya biaya variabel secara total berubah-ubah secara proporsional dengan volume produksi atau penjualan. Ini berarti biaya variabel per unitnya adalah tetap sama. 3. Besarnya biaya tetap secara totalitas adalah tidak berubah meskipun ada perubahan volume produksi atau penjualan. Ini berarti bahwa biaya tetap per unitnya berubah-ubah karena adanya perubahan volume produksi. 4. Harga jual per unit tidak berubah selama periode yang dianalisis. 48 5. Perusahaan hanya memproduksi satu macam produk, apabila diproduksi lebih dari satu macam produk pertimbangan penghasilan penjualan antara masing-masing produk adalah tetap konstan. Agustina; 2011; 112 Dengan asumsi tersebut, maka jumlah unit pada titik impas dihitung sebagai berikut: Pendapatan = Biaya Produksi = Biaya Tetap + Biaya Tidak Tetap = FC + Qi X VC Dengan perumusan untuk Analisis Break Even Point adalah sebagai berikut Rochaeni dalam Zulfahmi, 2011; 50 4. Analisis pengembalian internal atau internal rate of returnIRR Dewi Astuti 2004; 109, menyatakan IRR adalah suatu teknik untuk membuat peringkat usulan investasi dengan menggunakan tingkat pengembalian 49 atas investasi yang dihitung mencari tingkat diskonto yang menyamakan nilai sekarang arus kas masuk dengan investasi awalnya. Sebelum menghitung IRR, Terlebih dahulu menghitung NPV net present value dengan perumusan sebagai berikut: ∑ Menurut Kadariah,dkk 1978;30 biasanya rumus IRR diatas tidak dapat dipecahkan dicari nilai i-nya secara langsung. Namun secara coba-coba pemecahan tersebut dapat didekati dalam waktu singkat. Dengan prosedur sebagai berikut; 1 Dipilih nilai discount rate yang dianggap dekat dengan nilai IRR yang benar, lalu dihitung NPV dari pada arus benefit dan biaya 2 Jika hasil NPV tersebut negatif, hal itu berarti bahwa nilai percobaan i terlalu tinggi , jadi dipilih nilai percobaan i baru yang lebih rendah 3 Jika sebaliknya, hasil present value tersebut positif, diketahui bahwa nilai percobaan i terlalu rendah, , jadi dipilih nilai percobaan i baru yang lebih tinggi. 4 Nilai percobaan pertama untuk discount rate dilambangkan untuk i 1 dan yang kedua dilambangkan dengan i 2 , nilai percobaan pertama dilambangkan dengan NPV1 dan yang kedua NPV2. Dan rumus untuk internal rate of return atau IRR adalah; 50 Keterangan: NPV : net present value nilai netto sekarang n : banyaknya kegiatan umur ekonomis proyek t : lamanya waktu investasi B : benefit keuntungan C : cost Biaya NPV1 : NPV yang bernilai positif NPV2 : NPV yang bernilai negatif i1 : Discount factor DF pertama, tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif i2 :Discount factor DF kedua, tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif 3.5 Definisi Operasional Definisi Operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan atau memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstruk atau variabel tersebut. Moh. Nazir:2002;126 Definisi operasional dalam penelitian ini adalah: 1. Tanaman Jati Tectona grandis L,f adalah salah satu tanaman perkayuan yang memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Hasil tanaman jati, berupa kayu jati digunakan dalam industri perkayuan seperti mebel. 51 2. Tanaman Pisang adalah salah satu tanaman hortikultura yang memiliki varietas yang cukup banyak di Indonesia. Hasil utama tanaman pisang adalah buah pisang yang merupakan salah satu buah dengan konsumsi tertinggi di Indonesia. 3. Anggrek adalah tanaman hias yang memiliki cukup banyak permintaan ekspor dari luar negeri. Sehingga banyak masyarakat Indonesia mulai menangani bisnis Anggrek untuk mendapatkan keuntungan. 4. Kultur Jaringan adalah mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas serta menumbuhkan bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik dalam wadah tertutup, sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman lengkap 5. Tahapan Kultur Jaringan: Pembuatan media, inisiasi, sterilisasi, multiplikasi, pengakaran, aklimatisasi dan pendewasaan 6. Penerimaan usaha pembibitan tanaman secara kultur jaringan disini adalah jumlah produksi yang dihasilkan persatuan usaha dikalikan dengan harga jual produk atau bibit tanaman 7. Biaya usahatani ini dibagi menjadi 2 Bagian yaitu: biaya tetap dan biaya variabel 8. Biaya tetap adalah biaya yang terus dikeluarkan berapapun jumlah produksi yang dihasilkan, baik mengalami keuntungan maupun kerugian. Biaya tetap diantaranya: sewa lahan, pajak gedung, Penyusutan alat-alat laboratorium atau alat pertanian, Listrik, telepon. 9. Biaya tidak tetap atau biaya variabel adalah biaya yang ikut berubah jika hasil produksi berubah. 52 10. Pendapatan usaha pembibitan tanaman secara kultur jaringan adalah selisih dari penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan untuk pembibitan tanaman kultur jaringan 11. Investasi, terdapat tiga komponen biaya utama yaitu biaya pembangunan, modal kerja working capital dan biaya operasi atau produksi. 53

BAB VI GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

A Profil tempat penelitian 4.1 Visi misi Visi dari Kebun bibit dan Laboratorium Pusat Pengembangan Benih Lebak Bulus adalah unggul dan terdepan sebagai penghasil benih unggul dan bermutu serta kawasan wisata agro terkemuka di Indonesia Misi dari Kebun bibit dan Laboratorium Pusat Pengembangan Benih Lebak Bulus adalah sebagai berikut; a Mendukung visi dan misi dinas kelautan dan pertanian provinsi DKI Jakarta dalam penyediaan benih untuk pengisian ruang terbuka hijau b Menyusun program dan rencana kegiatan operasional c Produksi benih unggul dan bermutu d Penerapan dan peningkatan teknologi budidaya, pengelolaan benih dan perlakuan pascapanen produksi benih e Pengadaan pohon induk sebagai bahan baku maupun koleksi f Mengembangkan dan memantapkan kebun-kebun dinas sebagai sarana dan lokasi wisata agro g Penyediaan sarana studi, latihan dan penyuluhan bagi masyarakat h Penyediaan sarana informasi dan pelayanan benih kepada masyarakat 4.2 Sejarah Pusat Pengembangan Benih Tanaman Pusat pengembangan benih tanaman pangan, hortikultura dan kehutanan adalah Unit Pelaksana Teknik UPT Dinas Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta 54 dalam melaksanakan tuga pokok Organisasi berpedoman pada dasar hukum sebagai berikut: 1. Undang-undang No.12 Tahun 1992 tentang sistem budidaya tanaman 2. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.10 Tahun 2008 tentang Tugas pokok dan fungsi Dinas Kelautan dan Pertanian 3. Peraturan gubernur provinsi daerah khusus ibukota Jakarta no. 87 tahun 2009 tentang organisasi dan tata kerja dinas kelautan dan pertanian provinsi DKI Jakarta 4. Peraturan gubernur provinsi daerah khusus ibukota Jakarta no 161 tahun 2010 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja pusat pengembangan benih tanaman pangan hortikultura dan kehutanan Pusat pengembangan benih tanaman pangan, hortikultura dan kehutananan Pusbang Benih TPHK provinsi DKI Jakarta pada tanggal 20 juli 2010 terdiri dari 15 Kebun bibit dan sejak tanggal 8 September 2011 berkurang menjadi 14 kebun bibit dikarenakan ada pengalihan pengelolaan kebun bibit sesuai dengan Surat Keputusan Kepala Dinas Kelautan dan Pertanian no 6732010 dan no 196 tahun 2011 tentang pengalihan pengelolaan lahan kebun bibit petukangan utara, kebun bibit klender dan kebun bibit kembangan 4.3 Tugas dan Fungsi Pusat Pengembangan Benih Tanaman 1. Tugas pokok Berdasarkan peraturan Gubernur provinsi daerah khusus Ibukota Jakarta no. 161 tahun 2010 tentang pembentukan organisasi dan tata kerja pusat ppengembangan benih tanaman pangan, hortikultura dan kehutanan yang mempunyai tugas melaksanakan pembenihan tanaman pangan, hortikultura dan kehutanan 55 2. Fungsi Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut UPT Pusat pengembangan benih tanaman pangan, hortikultura dan kehutananan mempunyai fungsi: a Penyusunan rencana kerja dan anggaran RKA dan dokumen pelaksanaan DPA Pusat b Pelaksanaan dokumen pelaksanaan anggaran DPA Pusat c Pelaksanaan produksi benih unggul dan bermutu d Penerapan peningkatan teknologi pertanian dan kehutanan di kebun percontohan e Pelaksanaan pengujian dan adaptasi teknologi, budidaya, pengelolaan benih maupun perlakuan pasca panen benih f Pengadaan pohon induk untukdikoleksi maupun sebagai bahan biakan g Penyediaan sarana studi, latihan dan penyuluhan bagi masyarakat h Penyediaan sarana informasi dan pelayanan benih kepada masyarakat i Pelaksanaan kegiatan penilaian dan pengembangan benih j Pendistribusian benih kepada masyarakat k Pelaksanaan publikasi kegiatan pusat l Pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang m Pelaksanaan kegiatan kerumahtanggaan dan ketatausahaan n Penyiapan bahan laporan dinas kelautan dan pertanian yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan fungsi pusat o Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi pusat 56 4.4 Keadaan Umum Lokasi UPT Lebak Bulus terletak di jalan Pertanian Raya No.47 Wilayah Kelurahan Lebak Bulus Kecamatan Cilandak Jakarta Selatan. Berdasarkan data dari stasiun klimatologi di Pondok Betung, kebun ini berada di posisi 0,6 o .16 o LS dan garis bujur 1,96 o 45 o BT. UPT Lebak Bulus terletak pada daerah dengan ketinggian 25 M di atas permukaan laut. Permukaan tanah mendatar, dengan bentuk memanjang dari arah ke selatan. Jenis tanah di sekitar areal adalah latosol merah. UPT Lebak Bulus mempunyai volume hujan tahunan terbesar 2209 mm dengan lama penyinaran harian matahari sebesar 60,3. Suhu udara rata-rata bulanan adalah 29 o C dan kelembaban rata-rata harian 35. UPT Lebak Bulus mempunyai luas areal sekitar 1,43 Ha. Areal ini terdiri dari beberapa bangunan, yaitu laboratorium, kantor, rumah dinas, gudang peralatan, rumah kaca, sere atau paranet serta lahan untuk penanaman anggrek tanah, pisang dan pohon jati.