Biaya Usahatani TINJAUAN PUSTAKA

25 2 Average Variable Cost AVC = VCQ Biaya variabel untuk setiap satuan output yang dihasilkan. Secara grafis dapat dilihat pada gambar 5 Gambar 5. Kurva Average Variabel Cost 3 Average Total Cost, TC = FC + VC dan ATC = AFC + AVC Tingkat output atau Q Quantity yang dihasilkan pada saat AC minimum OQ3 satuan disebut tingkat output minimal the optimum rate of output. Secara grafis dapat dilihat pada gambar 6 26 Gambar 6. Kurva Average Total Cost 4 Marginal Cost Kurva TC merupakan jumlah dari biaya variabel dan biaya tetap dan biaya tetap merupakan konstanta, maka MC tidak lain adalah garis singgung pada kurva biaya total atau garis singgung pada kurva VC. MC memotong FC dan VC pada saat minimum. Secara grafis dapat dilihat pada gambar 7. Gambar 7. Kurva Marginal Cost Selain itu ada yang termasuk kedalam biaya tetap yaitu biaya penyusutan. Penyusutan atau depresiasi adalah pengalokasian biaya investasi 27 suatu proyek pada setiap tahun sepanjang umur ekonomis proyek tersebut, dan untuk menjamin agar angka biaya operasi yang dimaksudkan dalam neraca rugi laba tahunan dapat mencerminkan adanya biaya modal yang dipergunakan. Khusnul Khotimah, dkk:2002:26

2.6 Pendapatan Usahatani

Pendapatan adalah jumlah pembayaran yang diterima perusahaan dari penjualan barang dan jasa. Dihitung dengan mengalikan kuantitas barang yang terjual dengan harga satuannya Iman Soeharto;1995 ; 399. Rumusnya adalah: Keterangan: P : Pendapatan D : Jumlah quantity terjual H : harga satuan per unit Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan tunai usahatani dan pengeluaran tunai usahatani. Penerimaan tunai usahatani adalah nilai uang yang diterima dari penjualan produk usahatani, sedangkan Pengeluaran tunai usahatani didefinisikan sebagai jumlah uang yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa bagi usahatani.

2.7 Investasi Usahatani

Keputusan untuk melakukan investasi yang menyangkut sejumlah besar dana, dengan harapan mendapatkan keuntungan bertahun-tahun dalam jangka panjang, 28 seringkali berdampak besar bagi kelangsungan suatu perusahaan. Iman soeharto;1997; 394 Oleh karena itu sebelum diambil keputusan jadi atau tidaknya suatu investai, salah satu syarat terpenting adalah mengkaji aspek finansial dan ekonomi. Iman Soeharto 1997; 394 menyatakan bahwa dikenal tiga komponen utama biaya investasi, yaitu 1 biaya pertama atau biaya pembangunan, 2 modal kerja working capital dan 3 biaya operasi atau produksi. Diperlukan suatu analisis yang menjelaskan apakah rencana proyek cukup menarik bila dilihat dari arus pengembalian yang telah ditentukan atau diinginkan. Alat analisis tersebut adalah Internal Rate of return atau IRR, yaitu arus pengembalian yang menghasilkan NPV aliran kas masuk sama dengan NPV aliran kas keluar. Pada analisis NPV atau net present value dilakukan dengan menetukan terlebih dahulu besar arus pengembalian, kemudian dihitung nilai sekarang neto dari aliran kas keluar dan masuk.

2.8 Analisis Finansial

Menurut Murdifin Haming 2010;17, Studi kelayakan atas rencana investasi ada berbagai aspek diantaranya aspek finansial, aspek pemasaran, aspek produksi dan aspek sumber daya manusia. Dalam hal ini, penulis hanya membatasi dalam aspek finansialnya saja dikarenakan untuk melihat berapa besar biaya yang dikeluarkan dari pembibitan tanaman kultur jaringan. Kadariah 1988;2, menyatakan aspek finansial adalah aspek yang menyelidiki terutama perbandingan antara pengeluaran dan revenue earnings proyek; apakah proyek itu akan terjamin dananya yang diperlukan; apakah proyek akan mampu membayar 29 kembali dana tersebut; dan apakah proyek akan berkembang sedemikian rupa sehingga secara finansial dapat berdiri sendiri. Soekartawi 1995: 85, menyatakan bahwa dari Arus uang tunai yang dikeluarkan maupun yang diterima oleh suatu usahatani didapatkan alat analisis yang berbeda-beda berdasarkan data yang sama. Alat analisis usahatani yang digunakan menurut soekartawi diantaranya adalah Analisis R.C ratio, B.C Ratio , Analisis NPV dan analisis IRR. Dalam hal ini, penulis menambahkan analisis break even point untuk mengetahui titik impas. 1. Analisis rasio penerimaan atas biaya Menurut Zulfahmi dalam Soeharjo dan Patong menyatakan bahwa rasio penerimaan atas biaya menunjukkan berapa besarnya penerimaan yang akan diperoleh dari rupiah yang dikeluarkan dalam produksi usahatani. Rasio penerimaan atas biaya produksi dapat digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan relatif kegiatan usahatani. Secara teoritis dengan r.c ratio = 1 artinya tidak untung maupun tidak rugi, r.c ratio lebih besar dari 1 artinya usahatani tersebut menguntungkan, dan jika r.c ratio kurang dari 1 artinya usahatani tersebut merugi. 2. Analisis rasio pendapatan atas biaya Analisis rasio pendapatan atas biaya adalah perbandingan antara manfaat benefit dan biaya cost. Abd Rahim, dkk 2007; 168 menyatakan bahwa analisis bc rasio pada prinsipnya sama dengan analisis r.c ratio, hanya saja pada analisis b.c ratio yang dipentingkan adalah besarnya manfaat. 30 Kriteria yang dipakai adalah suatu usaha tani dikatakan memberikan manfaat kalau bc lebih dari 1. Sedangkan jika b.c ratio sama dengan 1 artinya tidak untung maupun tidak rugi, dan jika r.c ratio kurang dari 1 artinya usahatani tersebut tidak memberikan manfaat atau bisa dikatakan merugi. 3. Analisis titik impas Break Even Point Analisis break even point biasa dikenal dengan analisis pulang pokok. Menurut Agustina dalam Riyanto Analisis Break Event Point adalah suatu teknik analisis untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan dan volume kegiatan. Analisis Break Event Point dalam perencanaan keuntungan merupakan suatu pendekatan perencanaan keuntungan yang mendasarkan pada hubungan antara cost biaya dengan revenue penghasilan penjualan. 4. Analisis pengembalian internal Internal Rate of Return Soekartawi 1996;89 menyatakan bahwa tingkat pengembalian internal merupakan parameter yang dipakai, apakah suatu usahatani mempunyai kelayakan usaha atau tidak. Kriteria layak atau tidak layak bagi usahatani nilai dari IRR adalah nilai IRR yang didapatkan lebih besar dari tingkat bunga yang berlaku saat usahatani itu diusahakan dengan meminjam uang biaya dari bank pada saat nilai netto sekarang net present value, NPV=0. Agustina 2011;120, menyatakan bahwa penggunaan Investasi akan layak jika diperoleh IRR yang persentasenya lebih besar dari tingkat suku