Kultur Jaringan TINJAUAN PUSTAKA

17 b. Pencoklatan Pencoklatan atau Browning merupakan suatu keadaan dimana muncul kecoklatan atau kehitaman yang menyebabkan tidak terjadinya pertumbuhan dan perkembangan pada eksplan. Nurheti Yulianti:2010:12 c. Vitrifikasi Vitrifikasi adalah permasalahan kultur jaringan yang ditandai dengan : terjadinya pertumbuhan yang tidak normal; tanaman yang dihasilakan pendek atau kerdil ; pertumbuhan batang cenderung ke arah penambahan diameter ; tanaman utuhnya menjadi sangat Turgescent ; daun tidak memiliki jaringan palisade Nurheti Yulianti:2010:12 d. Variabilitas Genetik Bila kultur jaringan digunakan untuk upaya perbanyakan tanaman yang seragam dan dalam jumlah yang banyak, bukan sebagai pemuliaan tanaman , maka variasi genetik merupakan kendala dikarenakan penggunaan teknis yang tidak sesuai dan laju multiplikasi yang tinggi sehingga variasi tidak terkontrol. Variasi genetik paling umum terjadi pada kultur kalus dan kultur suspensi sel yang disebabkan oleh munculnya sifat instabilitas kromosom. Hal itu mungkin disebabkan oleh teknik kultur, media dan hormon. Nurheti Yulianti:2010:13 e. Pertumbuhan dan perkembangan Bila eksplan yang ditanam mengalami stagnansi, mulai dari tanam hingga kurun waktu tertentu tidak dapat mati maupun juga tidak dapat tumbuh. Untuk menghindari kondisi itu, dilakukan upaya preventif dengan tidak memakai bahan tanaman yang tidak juvenil atau tidak merismatik mengingat awal 18 pertumbuhan eksplan dimulai dari sel-sel muda yang aktif membelah atau dari sel- sel tua yang muda kembali. Selain itu, media juga menjadi penyebab utama terjadinya stagnasi pertumbuhan. Media yang tepat dapat mendorong eksplan untuk melakukan proses pembelahan dan pembesaran. Nurheti Yulianti:2010:13 f. Praperlakuan Masalah yang terjadi pada kegiatan in vitro bukan hanya saja pada penanaman eksplan saja. Pertumbuhan dan perkembangan eksplan dalam botol sangat dipengaruhi oleh pemeuhan persyaratan dalam kegiatan praperlakuan. Masalah serius akan muncul bila kegiatan praperlakuan tidak dilakukan dengan baik. Praperlakuan dilakukan dalam rangka menghilangkan berbagai hambatan yang mungkin muncul seperti kemikalis, fisis dan biologis. Sedangkan untuk menangani hambatan kimia dimulai dengan senyawa aktif yang ada dalam media. Nurheti Yulianti:2010:14 g. Lingkungan Mikro Lingkungan Mikro adalah lingkungan inkubator. Lingkungan inkubator tdak boleh diabaikan karena juga sering menjadi masalah. Suhu ruangan inkubator sangat menentukan optimalisasi pertumbuhan eksplan. Suhu yang terlalu rendah atau tinggi dapat menghambat pertumbuhan dan perkembanagan eksplan. Suhu optimal untuk tanaman yang satu dengan tanaman yang lain . Nurheti Yulianti:2010:13 B Faktor Keberhasilan Kultur Jaringan Menurut Nurheti Yulianti 2010:16, Keberhasilan kultur jaringan dipengaruhi oleh beberapa hal ; 19 a. Bentuk regenerasi dalam kultur; pucuk aksilar, pucuk adventif, embrio somatik, pembentukan Protocorm Like Bodies, dll b. Eksplan adalah bagian tanaman yang dipergunakan sebagai bahan awal perbanyakan tanaman. Faktor eksplan yang penting adalah genotip, umur, letak pada cabang, dan kelamin. c. Media tumbuh, media tumbuh terkandung komposisi garam anorganik dan zat pengatur tumbuh. d. Zat pengatur tumbuh tanaman ZPT, faktor yang harus diperhatikan dalam ZPT adalah konsentrasi, urutan penggunaan dan periode masa induksi kultur tertentu e. Lingkungan tumbuh, meliputi temperatur, panjang penyinaranm intensitas penyinaran, kualitas sinar dan ukuran wadah kultur. C Tahapan Kultur Jaringan Tahapan dari Kultur Jaringan adalah sebagai berikut: a. Pembuatan media Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Ada dua macam media yaitu media padat dan cair. 1 Media padat pada umumnya berupa padatan gel, seperti agar. Nutrisi dicampurkan pada agar. 2 Media cair adalah nutrisi yang dilarutkan di air. Media cair dapat bersifat tenang atau dalam kondisi selalu bergerak, tergantung kebutuhan. 20 b. Inisiasi Pengambilan eksplan atau inokulum dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Tahapan dalam inisisasi dalam kondisi normal adalah 4 minggu, selanjutnya masuk tahap multiplikasi. c. Sterilisasi Sterilisasi adalah disinfestasi segala kegiatan yang akan dilakukan pada kultur jaringan. Alat-alat yang digunakan juga harus mengalami sterilisasi terlebih dahulu. Sterilisasi dilakukan di luar dan di dalam. a. Untuk diluar; Eksplan direndam dalam larutan Agrimycine 2 mgl dan Benlate 2 mgl selama 1-2 jam. b. Untuk didalam dilakukan didalam Laminar Flow, dengan urutan sebagai berikut: 1 Rendam eksplan dalam larutan Clorox 30 selama 15 menit 2 Bilas 2 kali dengan air steril 3 Potong ½ cm di bawah dan di atas buku 4 Rendam eksplan dalam larutan Clorox 15 selama 10 menit 5 Bilas 2 kali dengan air steril 6 Lalu tanaman pada media kultur d. Multipikasi Setelah melakukan sterilisasi, dilakukan multipikasi atau penggandaan. Jadi Multipikasi adalah Kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Menurut Nurheti Yuliarti 2010; 36 Pada 21 beberapa spesies, eksplan mungkin akan membentuk akar pada tahaap awal pertumbuhan di media yang sederhana. Hasil multiplikasi selanjutnya dipindah dalam media sub kultur, dalam ruang aseptic steril dengan suhu 18-25 C dan intensitas cahaya 3000-10.000 lux selama 16 jamhari. e. Pengakaran Pada tahap ini, terlihat adanya pertumbuhan akar. Ada dua metode pengakaran yaitu; pengakaran di media kultur dan pengakaran di luar kultur. Pengakaran pada media kultur, auksin sangat diperlukan untuk menginduksi pembentukan akar. Sedangkan untuk pengakaran di luar kultur tidak diperlukan media baru dan kondisi aseptik, kelembaban tinggi yang diperlukan untuk menghindari kekeringan tunas baru yang masih lunak, dan pada pengakaran di luar kultur diperlukan perlakuan hormon. Pada tahap pengkaran sangat terlihat adanya berbagai kontaminasi. Nurheti Yuliarti; 2010;39 f. Aklimatisasi Aklimatisasi adalah suatu upaya mengondisikan planlet atau tunas mikro hasil perbanyakan melalui kultur in vitro ke lingkungan vivo yang septik. Tahapan aklimatisasi, sebagai berikut: 1 eksplan dikeluarkan kemudian dimasukkan kedalam wadah berisi larutan benlate 2 grl. 2 Pindahkan kedalan bak aklim yang berisi kompos dan sekam dengan perbandingan 2:1 selama 2 bulan. 3 Pindahkan kedalam media yang lebih besar yaitu polibag. 22 4 Pemupukan dilakukan dengan pupuk daun 1 kali seminggu. 5 Siap tanam dilapangan dengan umur 2-3 bulan. Pada tahap ini bisa disebut dengan tahap pendewasaan.

2.5 Biaya Usahatani

Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan ruang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Ony Widilestariningtyas dan kawan-kawan:2012;10 Penggolongan biaya produksi dilakukan berdasarkan sifatnya, yaitu biaya tetap Fixed Cost dan biaya tidak tetap Variable Cost. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berkaitan dengan jumlah barang yang diproduksi. Contohnya petani yang membayar sewa lahan atau perusahaan dengan membayar pajak bangunan gedung setiap periode tertentu. Sedangkan biaya tidak tetap adalah biaya yang berubah apabila luas usahanya berubah. Soekartawi, dkk :1986 ;12 . Struktur biaya usahatani, diantaranya; 1. Total Fixed Cost TFC Biaya cost yang dikeluarkan perusahaan atau petani yang tidak mempengaruhi hasil output produksi. Berapapun jumlah output yang dihasilkan, biaya tetap itu sama . Contoh: sewa tanah, pajak, alat pertanian, iuran irigasi. Secara grafis dapat dilihat pada gambar 1 23 Gambar 1. Kurva Total Fixed Cost 2. Total Variable Cost TVC Biaya cost yang besarnya berubah searah dengan berubahnya jumlah output yang dihasilkan. VC = garis bermula dari titik nol bergerak ke atas output adalah nol sehingga VC juga nol. Semakin besar jumlah output yang dihasilkan VC akan semakin besar. Secara grafis dapat dilihat pada gambar 2 Gambar 2. Kurva Total Variabel Cost 3. Total Cost TC = FC + VC Total cost adalah jumlah dari fixed cost atau biaya tetap dan Variable cost atau biaya tidak tetap yang dikeluarkan oleh petani maupun perusahaan. Secara grafis dapat dilihat pada gambar 3 24 Gambar 3. Kurva Total Cost 4. Average Cost 1 Average Fixed Cost yaitu biaya tetap untuk satuan output yang dihasilkan. Dengan perumusan sebagai berikut; Dan Secara grafis dapat dilihat pada gambar 4 Gambar 4 Kurva Average Fixed Cost 25 2 Average Variable Cost AVC = VCQ Biaya variabel untuk setiap satuan output yang dihasilkan. Secara grafis dapat dilihat pada gambar 5 Gambar 5. Kurva Average Variabel Cost 3 Average Total Cost, TC = FC + VC dan ATC = AFC + AVC Tingkat output atau Q Quantity yang dihasilkan pada saat AC minimum OQ3 satuan disebut tingkat output minimal the optimum rate of output. Secara grafis dapat dilihat pada gambar 6