Manajemen Resiko dalam Perbankan
33
Menurut Yi-Kai Chen 2001 seperti yang dikutip oleh Zaenal dkk, 2008:5 dalam penelitiannya mengenai efisiensi lembaga perbankan
memberikan konsep efisiensi yang agak berbeda dari yang telah dikemukan diatas. Efisiensi perbankan dapat dibagi menjadi empat macam efisiensi
yaitu : 1.
Scale efficiency : Pengukuran tingkat efisiensi dikaitkan dengan skala usaha bank yang ditunjukkan oleh jumlah asetnya. Semakin besar aset
yang dimiliki, maka semakin efisien sebuah bank, karena biaya rata- rata yang ditanggung menjadi lebih rendah.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Humprey 1990 dalam Zaenal, 2008 mengungkapkan bahwa kurva biaya rata-rata industri perbankan
berbentuk U-shape agak datar, dimana kelompok bank berskala medium terlihat lebih sedikit efisien dibandingkan dengan kelompok
bank berskala besar dan kecil. Namun demikian, penelitian ini tidak dapat menunjukkan secara tepat, bahwa titik terendah dari kurva U-
shape tersebut merupakan titik efisiennya Scale efficien point. 2.
Scope efficiency : Efisiensi diukur berdasarkan dengan tingkat scope economics dari sebuah bank. Jika terdapat Scope economics, yaitu
bank yang mempunyai berbagai produk sebagai outputnya, maka bank tersebut akan lebih efisien dari pada bank spesialis. Sebaliknya,
dikatakan dalam keadaan Scope economies, jika bank spesialis beroperasi secaralebih efisien dibandingkan dengan produk beragam.
3. Pure technical efficiency : Mengukur efisiensi dari maksimalisasi
output atau minimaisasi input. Pengertian ini sama dengan pengertian
34
efisisensi teknis yang dikemukakan oleh Farrel 1957. Sebagian besar hasil penelitian ini meninjau tingkat efisiensi suatu perusahaan
ie.bank menurut pengertian tersebut. 4.
Allocative efficiency berkaitan dengan pemilihan kombinasi input yang tetap.
Tobin menyebutkan ada empat faktor yang menyebabkan efisiensi dalam lembaga keuangan. Faktor utama adalah efisiensi karena arbitrase
informasi, kedua efisiensi karena ketepatan penilaian asset-asetnya, ketiga adalah efisiensi karena lembaga keuangan bank mampu mengantisipasi
resiko yang muncul, dan yang keempat adalah efisiensi fungsional, yaitu berkaitan dengan administrasi dan mekanisme pembayaran yang dilakukan
oleh sebuah lembaga keuangan. Termasuk didalam efisiensi fungsional ini adalah risk pooling, general insurance, administrasi, dan mobilisasi dana
masyarakat. Atmawardhana dalam Priyonggo,2008 : 34-35. Sebuah perusahaan termasuk bank dapat dikatakan efisien secara
ekonomi jika perusahaan tersebut dapat meminimalkan biaya produksi untuk menghasilkan output tertentu dengan suatu tingkat teknologi yang
umumnya digunakan serta harga pasar yang berlaku. Zaenal Abidin dkk, 2008 : 5
Dikutip dalam Priyonggo 2008:35 Efisiensi bank merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisa suatu performa suatu bank dan
juga sebagai sarana untuk lebih meningkatkan efektifitas kebijakan moneter. Efisiensi dilihat dari dua sisi, yaitu : dari sisi biaya cost efficiency dan
keuntungan profit efficiency. Profit efficiency sendiri dibedakan menjadi
35
dua yaitu Standar profit efficiency dan Alternatif profit efficiency. Secara umum ada tiga pendekatan konsep dasar model efisiensi sektor finansial
perbankan yaitu Cost Efficiency, Standard Profit Efficiency dan Alternative Profit Efficiency. Berger dan Mester dalam Siti Aisyah dan
Jardin A. Husman, 2006:532 Cost efficiency pada dasarnya mengukur tingkat biaya suatu bank
dibandingkan dengan bank yang memiliki biaya operasi terbaik best practice bank’s cost yang menghasilkan output yang sama dengan
teknologi yang sama. Profit efficiency mengukur tingkat efisiensi dari kemampuan bank dalam menghasilkan laba untuk setiap unit input yang
digunakan. Priyonggo Suseno, 2008:35 Masalah efisiensi berkaitan dengan masalah pengendalian biaya.
Efisiensi berarti biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan keuntungan lebih kecil daripada keuntungan yang diperoleh dari penggunaan aktiva
tersebut. Sebuah bank dituntut untuk memperhatikan masalah efisiensi karena meningkatnya persaingan dan standar hidup konsumen. Bank yang
tidak mampu untuk memperbaiki tingkat efisiensinya maka akan menurunkan kinerja bank sehingga bank tersebut dapat kehilangan daya
saing yang baik dalam hal mengerahkan dana masyarkat maupun dalam hal penyaluran dana tersebut dalam bentuk usaha modal.
Menurut Muharram dan Purvitasari 2007 dikutip dalam Ahmad Iqbal, 2011:24, pengukuran efisiensi bisa dilakukan dengan tiga pendekatan,
yaitu :