Pemasaran Jasa URAIAN TEORITIS

II.2 Pemasaran Jasa

Menurut Kotler, seorang ahli pemasaran mengemukakan pengertian jasa service adalah setiap tindakan atau kinerja yang ditawarkan oleh satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip tidak berwujud dan tidak menyebabkan perpindahn kepemilikan. Produksi jasa dapat terikat atau tidak terikat pada suatu produk fisik Hurriyati, 2005:27. Sedangkan menurut Zeithaml dan Bitner, jasa pada dasarnya adalh seluruh aktifitas ekonomi dengan output selain produk dalam pengertian fisik, dikonsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan, memberikan nilai tambah dan secara prinsip tidak berwujud bagi pembeli pertamanya Hurriyati, 2005:28. Berdasarkan beberapa definisi diatas maka jasa pada dasarnya adalah sesuatu yang mempunyai ciri – ciri sebagai berikut : a. Sesuatu yang tidak berwujud, tetapi dapat memenuhi kebutuhan konsumen. b. Proses produksi jasa dapat menggunakan atau tidak menggunakan bantuan suatu produk fisik. c. Jasa tidak mengakibatkan peralihan hak atau kepemilikan. d. Terdapat interaksi antara penyedia jasa dengan pengguna jasa. Menurut Kotler dalam Hurriyati, 2005:28, jasa memiliki empat cirri utama yang sangat mempengaruhi rancangna program pemasaran, yaitu : 1. Tidak berwujud intangibility Universitas Sumatera Utara Hal ini menyebabkan konsumen tidak dapat melihat, mencium, meraba, mendengar dan merasakan hasilnya sebelum mereka membelinya. Untuk mengurangi ketidakpastian, konsumen akan mencari informasi tentang jasa tersebut, seperti lokasi perusahaan, para penyedia, dan penyalur jasa, peralatan dan alat komunikasi yang digunakan serta harga produk jasa tersebut. 2. Tidak terpisahkan inseparability Jasa tidak dapat dipisahkan dari sumbernya, yaitu perusahaan jasa yang menghasilkannya. Jasa diproduksi dan dikonsumsi pada saat bersamaan. 3. Bervariasi variability Jasa yang diberikan sering kali berubah – ubah tergantung dari siapa yuang menyajikannya, kapan dan dimana penyajian jasa tersebut dilakukan. Ini mengakibatkan sulitnya menjaga kualitas jasa berdasarkan suatu standar. 4. Mudah musnah perishability Jasa tidak dapat dismpan atau mudah musnah sehingga tidak dapat dijual pada masa yang akan datang. Sedangkan Bateson dalam Hurriyati, 2005:31, mengemukakan karakteristik – karakteristik jasa sebagai berikut : a. Jasa tidak dapat disimpan dan pada umumnya dikonsumsi pada saat dihasilkan. Universitas Sumatera Utara b. Jasa bergantung pada waktu, secara umum, pelanggan sering kali cenderung memanfaatkan jasa secara lebih sering pada waktu tertentu. c. Jasa bergantung pada tempat. d. Konsumen selalu terlibat dalam proses produksi jasa, karena konsumen merupakan bagian integral dari proses tersebut. e. Perubahan pada konsep kemanfaatan berarti perubahan proses produksi yang terlihat maupun tidak. f. Setiap orang dan apapun yang berhubungan dengan konsemen turut juga mempunyai andil dalam memberikan peranan. g. Karyawan penghubung contact employee merupakan bagian dari proses jasa. h. Kualitas jasa tidak dapat diperbaiki pada saat proses produksi jasa terjadi secara real time, dan konsumen terlibat pada proses produksinya. Lovelock dalam Hurriyati, 2005:35, melakukan pengklasifikasikan jasa dengan cara yang lain yang memungkinkan perusahaan dalam memehami perilaku konsumen dengan kebutuhannya. Klasifikasi jasa tersebut adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan sifat tindakan jasa the nature of the service act Merupakan kelompok jasa yang sifat penyampaiannya dapat Universitas Sumatera Utara berhubungan dengan tubuh atau pikiran dari pihak penerima jasa, serta dapat juga berkaitan dengan benda atau kekayaan atau kepentingan lainnya bagi pihak penerima jasa. 2. Berdasarkan hubungan dengan pelanggan relationship with customer Kelompok ini dalam menyampaikan jasanya dilakukan secara berkesinambungan atas dasar kebijaksanaan yang bersifat sesaat, dengan memperhatikan hubungan secara keanggotaan dan tidak ada hubungan secara formal. 3. Berdasarkan tingkat keputusan dalam penyampaian jasa judgment in service delivery Kelompok jasa yang ditinjau dari segi tinggi rendahnya keseragaman atau yang lebih terbiasa secara umum dari jasa yang disajikan menurut pandangan pihak penyedia jasa maupun pelanggan, dikaitkan dengan tinggi rendahnya penilaian, tanggapan, pendapat atau pertimbangan dari pihak pelanggan terhadap jasa yang disediakan. 4. Berdasarkan sifat permintaan dan penawaran jasa nature of demand and supply for service Kelompok jasa yang ditinjau dari segi fluktuasi permintaan dikaitkan dengan kapasitas jasa yang disediakan atau kemampuannya untuk melayani permintaan pasar. Universitas Sumatera Utara 5. Berdasarkan metode penyampaian method of service Kelompok jasa yang ditinjau dari cara interaksi antara pelanggan dengan penyedia jasa, dikaitkan dengan benyaknya tempat yang disediakan oleh pihak penyedia jasa. Theodore Levitt dalam buku The Marketing Imagination mengajukan konsep total produk dalam Lupiyoadi, 2001:73, dimana suatu jasa yang ditawarkan dapat terdiri dari elemen – elemen : a. Produk inti atau generic the core or generic product Terdiri dari jasa dasar, seperti tempat tidur pada jasa kamar hotel. b. Produk yang diharapkan the expected product Terdiri dari produk inti bersama pertimbangan keputusan pembelian minimal yang harus dipenuhi, contohnya ruang tunggu yang nyaman di bandara, lift yang bersih. c. Produk tambahan the augmented product Area yang memungkinkan suatu produk diberikan terhadap orang lain, contohnya BRI menawarkan “excellent cutomer service”. d. Produk potensial the potensial product Tampilan dan manfaat tambahan yang berguna bagi konsumen atau mungkin menambah kepuasan konsumen, contohnya kemudahan – kemudahan atau layanan khusus bagi konsumen yang telah menjadi member jasa perusahaan. Universitas Sumatera Utara Pentingnya lokasi bagi perusahaan jasa tergantung dari tipe dan derajat dari interaksi yang terlibat. Untuk penentuan lokasi ini, perusahaan perlu melihat tipe interaksi konsumen dan jasa yang disediakan. Terdapat tiga tipe interaksi antara penyedia jasa dan konsumen, yaitu : 1. Konsumen mendatangi penyedia jasa Pada kelompok ini lokasi menjadi aspek yang paling penting, karena konsumen harus mendapatkan kemudahan akses dan melihat langsung kondisi perusahaan. Penyedia jasa yang ingin mengembangkan bisnis dapat mempertimbangkan lebih dari satu tempat lokasi multilokasi, misalnya pada jasa ritel, lembaga pendidikan, rumah sakit, bioskop dan lain – lain. 2. Penyedia jasa yang mendatangi konsumen Pada kelompok ini faktor lokasi menjadi kurang penting. Dalam beberapa kasus penyedia jasa tidak leluasa pergi kepada konsumen karena penyediaan jasa harus didahului panggilan konsumen, contohnya perusahaan reparasi TV, perusahaan pembasmi hama, cleaning service. 3. Transaksi bisnis jasa dilakukan melalui “kepanjangan tangan” perusahaan Dalam hal ini, lokasi tidak relevan, yang penting adalah saran komunikasi dan surat – menyurat yang efisien. Kadang – kadang dibutuhkan interaksi fisik tertentu antara penyedia jasa dan konsumen, contohnya mesin ATM adalah contoh interaksi jenis ini. Universitas Sumatera Utara

II.3 Sikap Pelanggan

Dokumen yang terkait

Tanggung Jawab Perusahaan Jasa Pengiriman Barang Terhadap Kelalaian yang Menyebabkan Rusak atau Hilangnya Barang Pengiriman Menurut Undang-Undang Perlindungan Konsumen (Studi Kasus PT. Tiki Cabang Gelugur Medan)

22 172 102

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, KEPUASAN PELANGGAN, DAN CITRA PERUSAHAAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN JASA PENGIRIMAN BARANG JNE DI KOTA YOGYAKARTA

2 28 115

DATA MINING JASA PENGIRIMAN TITIPAN KILAT DI PT CITRA VAN TITIPAN KILAT (TIKI) Data Mining Jasa Pengiriman Titipan Kilat Di Pt Citra Van Titipan Kilat (TIKI) Dengan Metode Decision Tree.

1 3 20

PENDAHULUAN Data Mining Jasa Pengiriman Titipan Kilat Di Pt Citra Van Titipan Kilat (TIKI) Dengan Metode Decision Tree.

0 2 5

DATA MINING JASA PENGIRIMAN TITIPAN KILAT DI PT CITRA VAN TITIPAN KILAT (TIKI) Data Mining Jasa Pengiriman Titipan Kilat Di Pt Citra Van Titipan Kilat (TIKI) Dengan Metode Decision Tree.

2 22 15

TANGGUNGJAWAB PERUSAHAAN JASA PENGANGKUTAN DALAM PENGIRIMAN BARANG Tanggungjawab Perusahaan Jasa Pengangkutan Dalam Pengiriman Barang (Studi Di Surakarta).

1 2 21

TANGGUNGJAWAB PERUSAHAAN JASA PENGANGKUTAN DALAM PENGIRIMAN BARANG Tanggungjawab Perusahaan Jasa Pengangkutan Dalam Pengiriman Barang (Studi Di Surakarta).

0 0 12

TANGGUNG JAWAB PT. CITRA VAN TITIPAN KILAT (TIKI) SEBAGAI BADAN USAHA DALAM PENGIRIMAN BARANG.

0 0 11

PENERAPAN METODE VOGEL APROXIMATION UNTUK EFISIENSI BIAYA PENGIRIMAN BARANG PADA TIKI (TITIPAN KILAT)

0 0 8

Tinjauan Hukum Terhadap Kelalaian Pelayanan pada PT. Citra Van Titipan Kilat (TIKI) dalam Pengiriman Barang. - Repositori UIN Alauddin Makassar

0 0 103