B. Permasalahan
Dalam pembuatan suatu karya ilmiah khususnya Skripsi, maka untuk mempermudah penulis dalam pembahasan perlu dibuat suatu permasalahan yang
sesuai dengan judul yang diajukan penulis. Adapun yang menjadi masalah-masalah pokok di dalam Skripsi ini adalah
sebagai berikut: 1. Bagaimanakah penerapan hak-hak anak menurut Undang-Undang No. 12
Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Anak Tanjung Gusta Medan ?
2. Bagaimana pandangan psikologi kriminil terhadap faktor penyebab kejahatan yang dilakukan oleh anak di Lembaga Pemasyarakatan Anak Tanjung Gusta
Medan ?
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui penerapan hak- hak anak menurut Undang-Undang No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan
Anak Tanjung Gusta Medan. 2.
Untuk mengetahui Kejahatan yang dilakukan oleh Anak dan Faktor-faktor Penyebabnya menurut psikologi kriminil.
Manfaat penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
Universitas Sumatera Utara
Penulis berharap karya ilmiah dalam bentuk skripsi ini memberikan manfaat bagi kalangan akademis pada khususnya mahasiswa dan masyarakat pada
umumnya yang membutuhkan informasi tentang Tinjauan Psikologi Kriminil Terhadap Narapidana Anak Di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Anak
Medan. Penulis juga berharap bahwa karya ilmiah ini memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi nusa dan bangsa.
2. Manfaat praktis
Memperkenalkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana kepada masyarakat luas
terutama penerapannya dalam kasus-kasus tertentu, sehingga Undang-Undang tersebut sungguh-sungguh dapat dijadikan sarana pembangunan atau bagian dari
hukum pembangunan yang akan mengawal proses pembangunan yang semakin melaju.
D. Keaslian Penulisan
Dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini adalah asli dari ide, gagasan, pemikiran dan usaha penulis sendiri, tanpa ada penipuan, penjiplakan atau dengan
cara lain yang dapat merugikan pihak-pihak tertentu. Hasil dari upaya penulis dalam mencari keterangan-keterangan baik berupa majalah, koran, buku-buku,
peraturan perUndangan-Undangan dan pihak-pihak lain yang sangat erat kaitannya dengan Tinjauan Psikologi Kriminil Terhadap Narapidana Anak Di
Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Anak Tanjung Gusta Medan.
Universitas Sumatera Utara
E. Tinjauan Kepustakaan 1. Pengertian Psikologi Kriminil
Banyak ahli yang telah memberikan jawaban atas pertanyaan mengapa orang melakukan tindakan kriminal. Berikut ini penulis kutipkan dari beberapa
pendapat ahli sebelum orang psikologi membuat penjelasan teoritis seputar kriminal:
1. Kemiskinan merupakan penyebab dari revolusi dan kriminalitas
Aristoteles. 2.
Kesempatan untuk menjadi pencuri Sir Francis Bacon, 1600-an. 3.
Kehendak bebas, keputusan yang hedonistik dan kegagalan dalam melakukan kontrak sosial Voltaire Rousseau, 1700-an.
4. Atavistic trait atau sifat-sifat antisosial bawaan sebagai penyebab perilaku
kriminal Cesare Lombroso, 1835-1909. 5.
Hukuman yang diberikan pada pelaku tidak proporsional Teoritisi Klasik Lain.
Kiranya tidak ada satupun faktor tunggal yang menjadi penyebab dan penjelas semua bentuk kriminalitas yang terjadi di masyarakat. Oleh karena itu
pada kesempatan ini, saya mencoba mengangkat dua teori yang mencoba menjelaskan mengapa seseorang berperilaku. Teori pertama yaitu dari Deutsch
Krauss, 1965 tentang level of aspiration. Teori ini menyatakan bahwa keinginan seseorang melakukan tindakan ditentukan oleh tingkat kesulitan dalam mencapai
Universitas Sumatera Utara
tujuan dan probabilitas subyektif pelaku apabila sukses dikurangi probabilitas subjektif kalau gagal. Teori ini dapat dirumuskan dalam persama seperti
berikut:V = Vsu X SPsu – Vf X SPf Dimana: V = valensi = tingkat aspirasi seseorang su = succed = suksesf = failure = gagalSP = subjective
probability. Teori di atas tampaknya cocok untuk menjelaskan perilaku kriminal yang telak direncanakan. Karena dalam rumus di atas peran subyektifitas
penilaian sudah dipikirkan lebih dalam akankah seseorang melakukan tindakan kriminal atau tidak. Sedangkan perilaku yang tidak terencana dapat dijelaskan
dengan persamaan yang diusulkan oleh kelompok gestalt tentang Life Space yang dirumuskan B=fPE. Perilaku merupakan fungsi dari life-spacenya. Life space ini
merupakan interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Mengapa model perilaku Gestalt digunakan untuk menjelaskan perilaku kriminal yang tidak
berencana. Pertama, pandangan Gestalt sangat mengandalkan aspek kekinian. Kedua, interaski antara seseorang dengan lingkungan bisa berlangsung sesaat.
Ketiga, interaksi tidak bisa dilacak secara partial. Hingga saat penulisan skripsi ini belum dijumpai tulisan-tulisan di
Indonesia yang membahas secara rinci mengenai psikologi kriminil, hal ini dapat dimaklumi karena psikologi kriminil barulah merupakan bagian psikologi dan
psikologi itu sendiri baru tampil ke gelanggang ilmu pengetahuan sekitar abad 19, dengan demikian tak heranlah jika psikologi kriminil belum luas
perkembangannya.
8
A. Teori yang menjelaskan kejahatan dari perspektif biologi dan psikologis.