Pembinaan Perorangan Metode Pembinaan Narapidana Anak

2. Pembinaan Perorangan

Pembinaan perorangan diberikan kepada narapidana secara perorangan oleh petugas Pembina. Pembinaan perorangan tidak harus terpisahkan sendiri- sendiri tetapi dapat dibina dalam kelompok bersama dan penanganannya secara sendiri-sendiri. Seperti halnya dalam pendidikan disekolah taman kanak-kanak. Demikian pula dalam pembinaan di Lembaga PemasyarakatanRutan, tingkat kematangan Intelektual, emosi, logika dari tiap-tiap narapidana tidaklah sama, ketidaksamaan ini menuntut diterapkannya pembinaan secara perorangan. Dalam pembinaan narapidana, pembinaan perorangan sering tidak atau kurang diperhatikan oleh para Pembina. Para Pembina lebih suka mengadakan pembinaan secara kelompok karena pembinaan secara kelompok dianggap dan dirasa lebih cepat penyajiannya dan lebih mudah penyampaiannya, padahal dari segi keefektifan dan keefisienan pembinaan, pembinaan secara perorangan akan jauh lebih mengena. 37 a Dari dalam diri sendiri Kemauan untuk membina diri sendiri dapat muncul dari dalam diri sendiri. Munculnya kemauan untuk membina diri sendiri setelah seseorang mengenal diri sendiri. Bila seseorang belum sadar akan diri sendiri, belum mengenal diri sendiri, tidak akan pernah muncul kemauan membina diri sendiri. Dapat terjadi seorang narapidana yang telah mengenal diri sendiri tidak mempunyai kemauan untuk membina diri, untuk merubah diri. Semua bisa terjadi kalau pengenalan diri tidak disertai dengan motivasi untuk merubah diri sendiri. Suatu konsekuensi logis yang harus diterima oleh Lembaga PemasyarakatanRutan jika narapidana telah 37 Ibid, hal. 351 – 358. Universitas Sumatera Utara mengenal diri sendiri adalah penyediaan sarana dan prasarana pembinaan sesuai dengan kebutuhan pembinaan setiap individu. Kalau sarana dan prasarana tidak pernah ada dan tidak pernah tersedia niscaya kemauan untuk merubah diri sendiri akan menjadi sirna dan narapidana tidak mempunyai motivasi untuk merubah diri sendiri. Lembaga PemasyarakatanRutan dapat melakukan Instropeksi diri apakah pembinaan dan latihan yang dijalankan selama ini kepada narapidana dapat menjadi penunjang bagi narapidana setelah keluar dari Lembaga Pemasyarakatan Rutan seperti juga sekolah umum, sekolah kejuruan, kursus-kursus, semua memberikan bekal kepada anak didiknya untuk mampu hidup atau mencari pekerjaan dengan keterampilan yang telah diperoleh dari bangku sekolah atau kursus. Anak didik diberikan bekal sesuai dengan bidang yang ditekuninya. Lembaga PemasyarakatanRutan harus pula memberikan konstribusi yang sama atas pendidikan pembinaan yang dilakukan selama di Lembaga PemasyarakatanRutan harus merupakan bekal untuk hidup dimasyarakat. Tidak hanya sebagai pengisi waktu saja sehingga setelah kembali ke masyarakat, hasil pembinaan, hasil pendidikan tidak mampu menopang kehidupannya. Kalau seperti ini sia-sia saja usaha yang telah dilakukan dalam membina narapidana. Pembinaan dan pendidikan dengan berorientasi kepada kebutuhan tenaga kerja bagi masyarakat atau usaha kewiraswastaan akan membangkitkan narapidana untuk membina diri sendiri, sesuai dengan tujuan hidupnya sesuai dengan cita-citanya. Jika para narapidana telah timbul kebutuhan akan pembinaan bagi diri sendiri tidak sulit bagi pembina untuk melakukan pembinaan baik secara perorangan atau secara kelompok. Pembinaan yang muncul dari dalam diri sendiri Universitas Sumatera Utara akan lebih mudah dilakukan, akan lebih mudah dicerna, akan lebih berhasil karena kemauan untuk belajar muncul secara sadar dan tidak dipaksakan. Kesadaran merupakan kematangan jiwa dan emosional, yang akan lebih memperlancar proses belajar mengajar. Jika narapidana telah memiliki kemauan untuk membina diri sendiri, sebenarnya dia telah mampu untuk menentukan tujuan hidupnya dan melihat kemasa depan suatu kehidupan dengan tujuan yang pasti, kehidupan yang akan dipilihnya. Karena narapidana berhak untuk memilih hidup sebagai manusia biasa memilih hidup bukan sebagai narapidana. Agar mampu untuk hidup sebagai manusia biasa narapidana harus mampu mengubah dirinnya, harus mengenal dirinya. Pengenalan diri bukan saja akan mampu merubah narapidana, tetapi juga pembentukan mental yang positif. Dengan mental yang positif, dengan mental yang baik narapidana akan mampu membentuk diri sendiri sebagai manusia yang baik yang akan diterima kembali oleh masyarakat. Pembinaan secara perorangan yang baik adalah pembinaan yang telah tumbuh dari dalam diri sendiri. Semakin sering melakukan pembinaan diri sendiri, semakin akan tahu bahwa banyak sekali hal yang perlu dibina hal yang perlu diperbaiki. Sama halnya dengan semakin banyak orang menguasai ilmu pengetahuan, semakin ia tahu banyak ilmu pengetahuan yang belum dikuasai. Pembinaan dalam diri sendiri berarti pembinaan muncul dari hati sanubari seseorang. Dalam hal ini seseorang akan mampu belajar mengendalikan diri, belajar untuk berpikir yang lebih jauh tentang sebab akibat dari sebuah tindakan, dari sebuah perbuatan. Dengan pengertian seperti itu setiap narapidana akan selalu melakukan intropeksi ke dalam, akan melihat apa yang telah dilakukan dan akan Universitas Sumatera Utara berpikir apa yang dilakukan. Apa yang dilakukan hari ini akan menentukan dihari yang akan datang. b Dari luar diri sendiri Pembinaan secara individu terhadap narapidana dapat dilakukan oleh para pembina, baik para pembina dari Lembaga PemasyarakatanRutan atau para pembina dari luar yaitu pembinaan keagamaan, kelompok masyarakat, atau Lembaga Swadaya Masyarakat. Pembinaan dari luar diri sendiri dapat merupakan pembinaan yang berasal atau sesuai dengan kebutuhan pembinaan narapidana, atau pembinaan dari luar yang dianggap oleh Pembina perlu dilakukan. Pembinaan dari luar dapat berupa pembinaan secara umum artinya materinya adalah materi umum seperti Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, kesadaran hukum, etika, agama dan lain sebagainnya, sedang pembinaan secara khusus dapat berupa konsultasi pribadi, psikologi, pembinaan hukum, etika, pendidikan keahlian dan lain sebagainnya. Pembinaan dari luar diri sendiri biasannya didasari atas analisa dari data pribadi seorang narapidana, yang mengharuskan seorang narapidana mendapat pembinaan yang telah ditentukan oleh pembinaan. Jadi kebutuhan pembinaan ditentukan oleh pembina. Dapat terjadi bahwa narapidana tidak merasa membutuhkan jenis pembinaan itu tetapi karena berdasar evaluasi ia harus mendapatkan pembinaan maka ia harus menerimanya. Pembinaan secara individual sangat memerlukan keahlian khusus sehingga objek atau subjek pembinaan dapat dengan leluasa mengemukakan pendapatnya, tidak ada rasa tertekan terpaksa untuk menerima materai pembinaan. Penguasaan terhadap Universitas Sumatera Utara tekhnik komunikasi antar pembina dengan yang dibina harus secara baik dilakukan. Pembinaan dari luar diri sendiri dapat berupa kursus-kursus keterampilan secara tertulis misalnya Bahasa Inggris, kuliah di Universitas terbuka, SMP terbuka, kursus Akutansi dan lain sebagainnya. Hal ini dapat ditempuh, jika Lembaga PemasyarakatanRutan tidak mempunyai sarana dan prasarana untuk itu. Dengan demikian kebutuhan pembinaan bagi narapidana dapat terpenuhi dengan kursus-kursus tertulis tersebut. Lembaga PemasyarakatanRutan dapat bekerjasama dengan lembaga pendidikan yang ada baik dikota dimana Lembaga PemasyarakatanRutan berada atau dengan lembaga pendidikan diluar kota. Salah satu pembinaan dari luar diri sendiri yang paling penting adalah pengenalan diri sendiri, mengajak narapidana untuk mengenal diri sendiri. Mengenal diri sendiri berarti mengenal segala sesuatu yang dimiliki oleh diri sendiri seperti sifat, kebiasaan, kelebihan, kekurangan, kepandaian, keterampilan, cara berpikir, hal-hal yang telah dilakukan dan hal-hal yang akan dilakukan dan lain sebagainya. Dalam mengenal diri sendiri Pembina harus mampu membawa narapidana kedalam situasi diri yang paling dalam, narapidana harus menanggalkan semua beban pikiran, status, keadaan diluar dirinya sehingga narapidana dapat meneliti diri sendiri dengan tenang, serius dan tidak terpengaruh oleh hal-hal diluar dirinya. Tekhnik ini bukan sesuatu yang biasa tetapi bukan sesuatu yang tidak bisa dipelajari. Setiap pembina memerlukan latihan-latihan pribadi untuk mampu mengembangkannya melalui pendidikan seperti Akademi Ilmu Pemasyarakatan atau kursus tertentu bagi pembina yang telah memenuhi persyaratan. Sebab itu Universitas Sumatera Utara pembina narapidana harus sudah terlebih dahulu mengenal diri sendiri dan menerapkan ajaran dalam pengenalan diri. Karena sifat narapidana yang heterogen, baik dari asalnya, pendidikan, latar belakang budaya, stabilitas kejiwaan maka seorang pembina yang menerapkan metode pengenalan diri harus menguasai situasi secara sempurna termasuk penguasaan kepada setiap narapidana yang ikut serta dalam program pengenalan diri. Sebelum program pengenalan diri dilakukan, setiap narapidana yang akan ikut dalam program tersebut harus terlebih dahulu melalui wawancara dengan pembina. Program pengenalan diri dapat dilakukan secara intensif dan efektif selama tiga hari berturut-turut. Dalam kurun waktu itu narapidana dibebaskan dari segala tugas dan juga tidak boleh dijenguk oleh siapa saja. Sehingga waktu pengenalan diri merupakan waktu yang benar-benar untuk narapidana dalam upaya mengenal diri sendiri. Sebab dalam pengenalan diri ada orang yang mampu mengenal diri sendiri dalam waktu yang relatif singkat tetapi tidak jarang sampai selesai program belum mampu mengenal diri sendiri. Konsentrasi secara maksimal bagi program pengenalan diri dimaksudkan agar program dapat berhasil secara tuntas. Hanya dengan mengenal diri sendiri seseorang akan mampu membina diri sendiri, memotivasi diri dan merubah diri. Pengenalan diri memang bukan tujuan akhir sebab tujuan yang hendak dicapai setelah mengenal diri seseorang akan mau merubah diri, mengembangkan potensi diri kearah yang lebih positif kesadaran. 38 38 Ibid, hal 356-356. Universitas Sumatera Utara

C. Hak anak di Lembaga Pemasyarakatan