a. Anak adalah orang yang dalam perkara anak nakal telah mencapai
umur 8 depalan tahun, tetapi belum mencapai umur 18 delapan belas tahun.
b. Belum pernah menikah.
2. Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Pasal 330 menuliskan bahwa
”Anak adalah orang yang belum dewasa, yaitu mereka belum mencapai usia 21 dua puluh satu tahun dan tidak dahulu kawin”.
3. Menurut Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974, Pasal 7 ayat 1,
menuliskan bahwa ”Pria hanya diizinkan kawin bila telah mencapai usia 19 sembilan belas tahun, dan pihak wanita telah mencapai usia 16 enam belas
tahun”. 4.
Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak, Pasal 1 angka 1 bahwa ”Anak adalah seseorang yang belum mencapai usia
18 delapan belas tahun, termasuk didalamnya anak dalam kandungan.” 5.
Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan bahwa ”Anak adalah setiap orang yang berumur dibawah 18 delapan belas
tahun”.
B. Pengertian Anak Pidana
Sesuai dengan perkembangan anak manusia tersebut tentu pula dalam perkembangan terlihat serangkaian perubahan sifa-sifat dan corak. Sebab itulah
terlihat serangkaian perubahan sifat-sifat dan corak sebab itulah terlihat adanya ciri-ciri khusus tertentu.
Universitas Sumatera Utara
Aktivitas anak pada mulanya sebagian besar terjadi pada insting meniru sifat antipati dan simpati muncul terhadap apa yang ditemuinya. Simpati dan
antipati merupakan pernyataan yang memasuki fase-fase sosial, simpati dan antipati masih berbentuk sederhana. Anak laki-laki lebih menyukai ayahnya
karena dari eksplorasi ayah yang lebih luas tetapi anak perempuan mengikuti ibunya, perasaan rivalitas ditemui di masa ini. Rivalitas muncul sebagai lanjutan
antipati. Perasaan senang dan tidak senang timbul dari sikap orang tua terhadap
permainan anaknya, nilai efektif menimbulkan pertentangan antara anak dan orang tua. Anak ingin bermain dengan permainannya sedangkan orang tua tidak
menyukai benda-benda permainan tersebut. Eksperimen-eksperimen bahwa penghayatan takut tidak lenyap begitu
saja, perasaan takut ini menimbulkan bekas-bekas yang sangat berkesan sekali karena itulah tidak bijaksana untuk menakuti anak.
Rasa takut juga terdapat pada orang dewasa tetapi pada orang dewasa sesuatu yang akan datang sedikit banyaknya telah dapat diketahui, sedangkan
masalah pengetahuan tersebut pada anak belum ada. Sesuai apa yang telah dikatakan tadi bahwa rasa takut muncul setelah
adanya kesadaran diri, kesadaran ini terbentuk karena konfrontasi dengan alam. Suatu catatan pula rasa takut dipandang sebagai pernyataan yang masih terletak
dalam batas-batas normal. Disamping itu rasa takut merupakan eksperimen untuk mengenal dan sering pula rasa takut merangsang ke arah luas.
Sadistis juga terdapat pula pada anak tetapi berbeda sifatnya dengan orang dewasa, pada orang dewasa sadistis ini lebih umum dikenal dengan sikap agresif.
Universitas Sumatera Utara
Sehubungan dengan perkembangan sosial ternyata dimulai dari hubungan keluarga kemudian meluas sesuai dengan pertumbuhan jasmaniah. Lingkungan
sosial berupa lingkungan rumah, sekolah dan lingkungan luar sehari-hari. Secara teoritis dimulai dari lingkungan rumah kemudian sekolah,
selanjutnya ke lingkungan sehari-hari, tetapi secara praktis terdapat juga lingkungan rumah, ke lingkungan sehari-hari dan selanjutnya ke sekolah.
Anak dalam masyarakat diharapkan membawa kebahagiaan maka tidak heran bila dalam upacara pernikahan pengantar dua insan ke gelanggang rumah
tangga di antar petuah serta doa restu, orang-orang tua selalu berpesan, semoga kedua mempelai diberkati keturunan bukan satu, bukan dua, tetapi banyak. Pasal
91 4 KUHP memberikan penjelasan tentang anak adalah orang yang ada dibawah kekuasaan yang sama dengan kekuasaan orang tuanya.
15
Sedangkan Undang-Undang No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak, Pasal 1 ayat 2 dijelaskan tentang pengertian anak adalah seorang yang
belum mencapai usia 21 dua puluh satu tahun atau belum pernah kawin. Batasan 21 dua puluh satu tahun ini ditetapkan oleh karena berdasarkan pertimbangan
kepentingan usaha sosial, tahap kematangan sosial, kematangan pribadi dan kematangan mental seorang anak dicapai pada usia 21 dua puluh satu tahun.
16
Dalam Konvensi Hak Anak menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan anak adalah seseorang yang belum mencapai usia 18 delapan belas tahun,
15
Agung Wahyono, dan Siti Rahayu, Tinjauan Tentang Peradilan Anak di Indonesia Jakarta, Sinar Grafika, 1993, hal. 20.
16
Lihat Agung Wahyono, dan Ny. Siti Rahayu, op. cit. hal.19.
Universitas Sumatera Utara
sedangkan dalam KUHP menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan anak adalah seseorang yang belum mencapai usia 17 tujuh belas tahun.
Dari beberapa pengertian anak di atas dapat di bedakan beberapa pengertian tentang anak, yaitu 1 Anak kandung, 2 Anak terlantar, 3 Anak
yang menyandang cacat, 4 Anak yang memiliki keunggulan dan 5 Anak angkat serta 6 Anak asuh. Yang dimaksud dengan anak kandung adalah anak
yang dilahirkan dari dalam rahim seorang ibu sedangkan anak terlantar adalah anak yang tidak terpelihara kebutuhannya secara wajar, baik fisik, mental,
spritual, maupun sosial. Anak yang menyandang cacat adalah anak yang mengalami hambatan fisik danatau mental sehingga mengganggu pertumbuhan
dan perkembangannya secara wajar anak yang memiliki keunggulan adalah anak yang mempunyai kecerdasan luar biasa, atau memiliki potensi dan bakat
istimewa. Anak angkat adalah anak yang haknya dialihkan dari lingkungan kekuasaan keluarga orang tua, wali yang sah atau orang lain yang bertanggung
jawab atas perawatan, pendidikan dan membesarkan anak tersebut ke dalam lingkungan keluarga orang tua angkatnya berdasarkan putusan atau penetapan
pengadilan anak asuh adalah anak yang diasuh oleh seseorang atau lembaga, untuk diberikan bimbingan, pemeliharaan, perawatan, pendidikan dan kesehatan,
karena orang tuanya atau salah satu orang tuanya tidak mampu menjamin tumbuh kembangnya anak secara wajar.
Menurut Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang ”Pengadilan Anak” dalam Pasal 1 ayat 2 pengertian “Anak nakal”:
a. Anak yang melakukan tindak pidana, atau
Universitas Sumatera Utara
b. Anak yang melakukan perbuatan yang dinyatakan terlarang bagi anak,
baik menurut peraturan perUndang-Undangan maupun menurut peraturan hukum lain yang hidup dan berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.
Sedang menurut Undang-Undang No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, Warga binaan pemasyarakatan terdiri dari Narapidana, Anak
didik pemasyarakatan dan Klien pemasyarakatan. Adapun pengertian dari istilah ”Anak didik pemasyarakatan” ialah:
a. Anak Pidana, anak yang berdasarkan putusan pengadilan menjalani pidana
di Lembaga Pemasyarakatan Anak paling lama sampai berumur 18 delapan belas tahun.
b. Anak Negara, anak yang berdasarkan putusan pengadilan diserahkan pada
Negara untuk di didik dan ditempatkan di Lembaga Pemasyarakatan Anak paling lama sampai berumur 18 delapan belas tahun.
c. Anak Sipil, anak yang atas permintaan orang tua atau walinya memperoleh
penetapan pengadilan untuk di didik di Lembaga Pemasyarakatan paling lama sampai berumur 18 delapan belas tahun.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian Anak Pidana adalah anak yang harus menjalani pidana di Lembaga Pemasyarakatan Anak paling lama hingga ia
berumur 18 delapan belas tahun.
B. Pengertian Lembaga Pemasyarakatan