Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

Seruan Sembiring :Analisis Fungsi Tanaman Biwa Di Kabupaten Karo, 2009 USU Repository © 2008

2.2 Penelitian Terdahulu

Rahmanta 1997 dalam penelitiannya yang berjudul analisis effisiesi ekonomi relatif usaha tani kentang di kabupaten Karo m enunjukkan bahwa harga kentang dalam jangka pendek berpengaruh positif terhadap pennawaran kentang sedangkan harga input tidak tetap tenaga kerja , bibit, pupuk anorganik , pestisida padat dan pestisida cair berpengaruh negatif. Dalam jangka pendek, elastisitas permintaan silang antar input tidak tetap tenaga kerja, bibit, pupuk anorganik, pestisida padat dan pestisida cair bertanda negatif artinya terjadi hubungan yang bersifat komplemen antar faktor produksi tidak tetap tersebut. Elastisitas harga sendiri untuk input tidak tetap tenaga kerja, bibit, pupuk organik dan pupuk non organik elastis, sedangkan pestisida padat dan pestisida cair inelastis. Malian dan Siregar 2000 menemukan bahwa pendapatan rumah tanga yang diperoleh petani sayuran berkisar antara Rp. 13,4 – Rp. 14,8 juta per tahun, atau setara dengan Rp. 1,1 – Rp. 1,2 juta per bulan. Dari jumlah pendapatan rumah tangga tersebut, penerimaan yang diperoleh dari kegiatan on – farm berkisar antara Rp. 12,2 – Rp. 13,9 juta per tahun. Tingkat pendapatan yang diterima petani sayuran ternyata lebih tinggi dibandingkan dengan petani anggrek yang berpendapatan Rp.10,1- Rp. 12,4 juta pertahun dimana penerimaan yang bersumber dari on-farm antara Rp. 8,3-Rp.10,3 juta per tahun. Sedangkan pendapatan petani tanaman hias berkisar antara Rp. 8,4-12, 1 juta per tahun. Sudaryanto dan Rusastra 2000 dalam penelitian tentang kebijakan dan pengembangan pertanian menyarankan kepada pemerintah daerah perlu Seruan Sembiring :Analisis Fungsi Tanaman Biwa Di Kabupaten Karo, 2009 USU Repository © 2008 mengupayakan pembangunan pertanian sebagai poros pembangunan yang didukung oleh kebijaksanaan yang kondusif sehingga dapat memberikan sumbangan nyata terhadap pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di daerah. Beberapa program pembangaunan yang perlu mendapatkan penekanan dan pertimbangan diantarannya adalah transformasi struktur ekonomi berbasis pertanian, peningkatan ketahanan pangan berkelanjutan, pengembangan agribisnis dan ekonomi kerakyatan dan pengembangan agropolitan yang sejalan dengan semangat otonomi daerah. Susilowati, dkk 2002 hasil penelitiannya menyebutkan secara umum sumber pendapatan rumah tangga masih tergantung pada sektor pertanian, yaitu sebanyak 51 persen yang terdiri dari 29,5 persen di bidang usaha taninelayan dan 21,5 persen sebagai buruh taniburuh nelayan. Di sektor non – pertanian, sumber pendapatan rumah tangga yang sifatnya usaha sebanyak 20,6 persen yang terbanyak berupa usaha dagang yaitu 14,1 persen. Sedangkan yang bersumber pendapatan utama dari buruh non – pertanian sebanyak 21,5 persen, terutama yang dominan adalah buruh usaha jasa.

2.3 Kerangka Konseptual