Kerangka Konseptual Hipotesis TINJAUAN PUSTAKA

Seruan Sembiring :Analisis Fungsi Tanaman Biwa Di Kabupaten Karo, 2009 USU Repository © 2008 mengupayakan pembangunan pertanian sebagai poros pembangunan yang didukung oleh kebijaksanaan yang kondusif sehingga dapat memberikan sumbangan nyata terhadap pembangunan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di daerah. Beberapa program pembangaunan yang perlu mendapatkan penekanan dan pertimbangan diantarannya adalah transformasi struktur ekonomi berbasis pertanian, peningkatan ketahanan pangan berkelanjutan, pengembangan agribisnis dan ekonomi kerakyatan dan pengembangan agropolitan yang sejalan dengan semangat otonomi daerah. Susilowati, dkk 2002 hasil penelitiannya menyebutkan secara umum sumber pendapatan rumah tangga masih tergantung pada sektor pertanian, yaitu sebanyak 51 persen yang terdiri dari 29,5 persen di bidang usaha taninelayan dan 21,5 persen sebagai buruh taniburuh nelayan. Di sektor non – pertanian, sumber pendapatan rumah tangga yang sifatnya usaha sebanyak 20,6 persen yang terbanyak berupa usaha dagang yaitu 14,1 persen. Sedangkan yang bersumber pendapatan utama dari buruh non – pertanian sebanyak 21,5 persen, terutama yang dominan adalah buruh usaha jasa.

2.3 Kerangka Konseptual

Pada hakekatnya setiap petani merupakan pengusaha terhadap jenis usaha pertanian yang diusahakannya. Usaha tani merupakan perusahaan yang bersifat ekonomis, menggunakan faktor-faktor produksi, dan menghasilkan output sebagai hasil produksi yang dikemudian dijual dan nantinya memperoleh laba atau pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Seruan Sembiring :Analisis Fungsi Tanaman Biwa Di Kabupaten Karo, 2009 USU Repository © 2008 Dalam proses produksi tersebut dibutuhkan faktor-faktor produksi antara lain; tenaga kerja; bibit; pupuk, musim; disamping kemampuan mengkombinasikan faktor- faktor produksi tersebut. Kontribusi yang diberikan masing-masing faktor produksi terhadap hasil akhir produksi tidaklah sama, tetapi memiliki keterkaitan satu dengan lainnya. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, dengan didukung oleh teori-teori dan temuan-temuan hasil penelitian terdahulu, maka kerangka konseptual tentang Analisis fungsi produksi tanaman tradisional biwa di Kabupaten Karo sebagai berikut : Gambar 2.3. Kerangka Konseptual Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Tanaman Biwa di Kabupaten Karo Jumlah Produksi Q Pendapatan Petani Tenaga Kerja X 2 Pupuk X 3 Dummy Musim Jumlah Pohon X 1 Seruan Sembiring :Analisis Fungsi Tanaman Biwa Di Kabupaten Karo, 2009 USU Repository © 2008

2.4 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, dengan didukung oleh teori-teori, temuan- temuan hasil penelitian terdahulu, serta kerangka konseptual di atas, hipotesis penelitian ini adalah : 1. Jumlah Pohon berpengaruh positif terhadap produksi biwa di Kabupaten Karo, ceteris paribus. 2. Tenaga Kerja berpengaruh positif terhadap produksi biwa di Kabupaten Karo, ceteris paribus 3. Pupuk berpengaruh positif terhadap produksi biwa di Kabupaten Karo, ceteris paribus. 4. Musim berpengaruh positif terhadap produksi biwa di kabupaten karo, ceteris paribus. Seruan Sembiring :Analisis Fungsi Tanaman Biwa Di Kabupaten Karo, 2009 USU Repository © 2008

BAB III METODE PENEL1TIAN

3.1 Ruang Lingkup dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini hanya menganalisis hal-hal yang berkenaan dengan variabel- variabel yang mempengaruhi produksi tanaman Biwa yang dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga masyarakat petani biwa. Lingkupan penelitian ini dilakukan agar tujuan yang ingin dicapai dari hasil penelitian tidak menyimpang dari yang telah ditetapkan sebelumnya.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih untuk memperoleh data penelitian lapangan ini adalah desa-desa yang berada di kecamatan yang memiliki tanaman biwa di wilayah Kabupaten Karo.

3.3 Jenis dan Sumber Data

1. Data primer, yaitu data yang dikumpulkan dari petani biwa dengan melakukan wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan kuesioner dan melakukan observasi, meliputi batasan variabel dan data yang diperlukan dalam mendukung penelitian ini.