keuangan syariah, juga berfungsi sebagai: Pemberi nasihat dan saran kepada manajemen mengenai hal-hal yang terkait dengan syariah;
Mediator hubungan antara bank syari’ah dengan DSN terutama dalam setiap upaya pengembangan produk dan jasa yang perlu mendapatkan
fatwa dari DSN.
4. Good Corporate Governance
Berikut ini beberapa definisi mengenai Good Corporate Governance dari berbagai refrensi. Menurut Forum for Corporate Governance in
Indonesia FCGI 2001:1 dalam publikasi yang pertamanya
mempergunakan definisi Cadbury Committee, yaitu: Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus
pengelola perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan
hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan. Disamping itu FCGI juga
menjelaskan, bahwa tujuan dari Corporate Governance adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan
stakeholders.
Corporate Governance merupakan proses yang diterapkan dalam
menjalankan suatu perusahaan, dengan tujuan utama meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang, dengan memperhatikan
kepentingan stakeholders lainnya. Jadi yang dimaksud dengan stakeholder lainnya adalah pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan, yaitu
23
bagian internal dan eksternal perusahaan seperti kreditor, karyawan, pemasok, pelanggan, pemerintah dan masyarakat.
Menurut Daniri 2005:4, GCG didefinisikan sebagai sistem yang mengatur pengelolaan dan pengawasan bisnis korporasi, mengatur hak dan
kewajiban pihak terkait Board of Commissioners, Board of Directors, shareholders
, dan stakeholders lainnya, memuat aturan main dan prosedur yang harus ditempuh dalam membuat keputusan yang terkait
dengan keputusan korporasi, merumuskan mekanisme untuk penetapan yang objektif dan cara-cara yang ditempuh untuk mencapai objektif serta
pemantauan kerja. Jadi, GCG adalah sebuah tatanan yang mengatur hubungan antara semua pihak dalam struktur perusahaan yang menentukan
arah dan performance suatu perusahaan itu sendiri. Sedangkan menurut Wardani dalam Febrian 2009:14 prinsip-
prinsip dasar dari Good Corporate Governance yang pada dasarnya memiliki tujuan untuk memberikan kemajuan terhadap kinerja suatu
perusahaan. Penerapan Good Corporate Governance pada bank syariah mengacu pada Islamic Financial Services Board IFSB, IFSB
mengeluarkan Shari’ah Governance System untuk mengatur penerapan tata kelola institusi syariah terutama bank syariah.
24
Tabel 2.1 Penggabungan Fungsi GCG Konvensional dengan Syariah
Fungsi Lembaga Keuangan
Konvensional
Lembaga Keuangan
Syariah
Governance Dewan komisaris
Dewan Pengawas Syariah
Pengendalian Internal auditor
Eksternal auditor Pengawas syariah
internal Pengawas syariah
eksternal Kepatuhan
Pejabat tingkat unit atau depertemen
Unit kepatuhan syariah
Sumber: IFSB Shari’ah Governance, 2009. Di dalam pelaksanaan GCG pada bank syariah terdapat Dewan
Pengawas Syariah yang memiliki fungsi sebagai berikut Bank Syariah Mandiri,2008:
a. Mengawasi dan memantau kegiatan operasional bank untuk
menjamin kepatuhannya terhadap fatwa yang dikeluarkan oleh
Dewan Syariah Nasional DSN – Majelis Ulama Indonesia MUI.
b. Menilai dan memberi persetujuan mengenai aspek-aspek syariah
pada setiap pedoman produk dan operasional perusahaan.
c. Memberikan pendapat mengenai kepatuhan syariah atas kegiatan
operasional perusahaan dalam laporan publikasi. d.
Meninjau produk dan layanan baru, yang belum diatur oleh fatwa yang dikeluarkan oleh DSN – MUI.
e. Menyerahkan laporan pengawasan syariah setiap 6 enam bulan
kepada Dewan Komisaris, Direksi, DSN – MUI dan Bank Indonesia.
25
Diuraikan oleh Organization for Economic Cooperation and
Development OECD dalam Forum for Corporate Governance in
Indonesia FCGI, ada empat unsur penting dalam Corporate Covernance,
yaitu: fairness keadilan, transparency transparansi, accountability akuntabilitas, responsibility pertanggungjawaban. Dari empat unsur itu
dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.
Fairness Keadilan Menjamin perlindungan hak-hak para pemegang saham, termasuk
hak-hak pemegang saham minoritas dan para pemegang saham asing, serta menjamin terlaksananya komitmen dengan para investor.
2. Transparancy Transparansi
Mewajibkan adanya suatu informasi yang terbuka, tepat waktu, serta jelas, dan dapat diperbandingkan yang menyangkut keadaan
keuangan, pengelolaan perusahaan, dan kepemilikan perusahaan. 3.
Accountability Akuntabilitas Menjelaskan peran dan tanggung jawab, serta mendukung usaha untuk
menjamin penyeimbangan kepentingan manajemen dan pemegang saham, sebagaimana yang diawasi oleh Dewan Komisaris.
4. Responsibility Pertanggungjawaban
Memastikan dipatuhinya peraturan serta ketentuan yang berlaku sebagai cerminan dipatuhinya nilai-nilai social OECD Business
Sector Advisory Group on Corporate Governance , 1998.
26
Prinsip-prinsip Corporate Governance dari OECD yang dijelaskan dalam FCGI 2001:2 menyangkut hal-hal sebagai berikut:
1. Hak-hak para pemegang saham;
2. Perlakuan yang sama terhadap para pemegang saham;
3. Peranan semua pihak yang berkepentingan stakeholders dalam
Corporate Governance ;
4. Transparansi dan Penjelasan;
5. Peranan Dewan Komisaris.
Penerapan GCG secara benar sesuai dengan aturan atau best practice
dimana aspek keadilan, akuntabilitas, tanggungjawab dan transparansi menjadi prioritas, akan mendorong peningkatan kinerja
perusahaan karena lebih banyaknya dukungan dari unsur didalam dan diluar perusahaan sehingga mendorong peningkatan keuntungan serta nilai
value perusahaan. Prinsip prinsip Good Corporate Governance tersebut juga sangat sesuai dengan Islam. Penerapan Good Corporate Govarnance
di bank syariah, tidak saja meningkatkan kepercayaan publik kepada bank syariah, tetapi juga merupakan bagian dari upaya meningkatkan
kepercayaan masyarakat kepada perbankan nasional Wibowo,2009:2. Jadi dengan GCG baik komite audit dan dewan pengawas syariah
harus memerhatikan faktor-faktor seperti keadilan, transparansi, akuntabilitas, dan pertanggungjawaban dalam melaksanakan GCG baik di
dunia perbankan maupun perusahaan. Dengan memerhatikan faktor-faktor tersebut maka hasil GCG di dalam perusahaan maupun perbankan dapat
27
berjalan dengan baik dan lancar dan dapat dengan mudah berkoordinasi dengan dewan direksi.
5. Kinerja Perbankan Syariah