Hasil Uji Sub Struktur 2

2 Besarnya kontribusi Dewan Pengawas Syariah X 2 yang secara langsung dan signifikan mempengaruhi Good Corporate Governance Y adalah 0,651 2 = 0,4238 atau 42,38. 3 Besarnya kontribusi Komite Audit X 1 dan Dewan Pengawas Syariah secara simultan yang langsung dan signifikan mempengaruhi Good Corporate Governance Y adalah 0,877 atau 87,7. Sisanya sebesar 0,123 atau 12,3 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian.

b. Hasil Uji Sub Struktur 2

1 Hasil Uji Secara Individual Sub Struktur 2. Berikut ini tabel 4.14 yang menjelaskan coefficients untuk uji sub struktural 2. Tabel 4.14 Coefficients – Sub Struktur 2 Unstandarized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig 1 Constant KA DPS GCG 0,12 .315 .219 .173 .990 .085 .119 .072 .418 .248 .307 .012 3.696 1.841 2.418 .990 .000 .071 .019 a Dependent Variable: KBS Sumber: Data primer yang diolah 69 a Kontribusi Komite Audit X 1 Terhadap Kinerja Perbankan Syariah Z. Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.14 coefficients . Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus: ñx1 0,418 tx1 = señx1 = 0,11310 = 3.696 Terlihat bahwa pada kolom Sig signifikansi pada tabel 4.14 coefficients diperoleh variabel Komite Audit dengan nilai sig sebesar 0,000. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas 0,05, ternyata nilai probabilitas 0,05 lebih besar dari nilai probabilitas sig atau 0,05 0,000, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya koefisien analisis jalur adalah signifikan. Jadi, pernyataan komite audit berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja perbankan syariah. Besarnya pengaruh komite audit terhadap kinerja perbankan syariah sebesar 0,418 atau 41,8. Dengan demikian komite audit dapat mempengaruhi kinerja perbankan syariah. b Kontribusi Dewan Pengawas Syariah X 2 Terhadap Kinerja Perbankan Syariah Z. Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.14 coefficients . Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus: 70 ñx2 0,248 tx1 = señx2 = 0,13471 = 1,841 Terlihat bahwa pada kolom Sig signifikansi pada tabel 4.14 coefficients diperoleh variabel audit internal dengan nilai sig sebesar 0,071. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas 0,05, ternyata nilai probabilitas 0,05 lebih kecil dari nilai probabilitas sig atau 0,05 0,071, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya koefisien analisis jalur adalah tidak signifikan. Jadi, peranan dewan pengawas syariah tidak berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja perbankan syariah. Kemudian koefisien lintasan parsial path coefficient terhadap kinerja perbankan syariah sebesar 0,248 atau 24,8. c Kontribusi Good Corporate Governance Y Terhadap Kinerja Perbankan Syariah Z. Uji secara individual ditunjukkan oleh tabel 4.14 coefficients . Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung dengan rumus: ñx1 0,307 tx1 = señx1 = 0,127 = 2,418 Terlihat bahwa pada kolom Sig signifikansi pada tabel 4.14 coefficients diperoleh variabel Good Corporate Governance dengan nilai sig sebesar 0,019. Kemudian dibandingkan dengan probabilitas 0,05, ternyata nilai probabilitas 0,05 lebih besar dari nilai probabilitas sig atau 0.05 0.019, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya koefisien analisis jalur adalah 71 signifikan. Jadi, pengaruh Good Corporate Governance berkontribusi secara signifikan terhadap kinerja perbankan syariah. Besarnya pengaruh Good Corporate Governance terhadap kinerja perbankan syariah sebesar 0,307 atau 30,7. Dengan demikian Good Corporate Governance mempengaruhi kinerja organisasi perusahaan. 2 Hasil Uji Hubungan Korelasi Antara Komite Audit X 1 , Dewan Pengawas Syariah X 2 , dan Good Corporate Governance Y. Berikut ini tabel 4.15 yang menjelaskan correlations untuk uji sub struktural 2. Tabel 4.15 Correlations – Sub Struktur 2 KA DPS GCG KPS KA Pearson Correlation Sig. 2-tailed N 1 , 60 .908 .000 60 .896 .000 60 .918 .000 60 DPS Pearson Correlation Sig. 2-tailed N .908 .000 60 1 . 60 .928 .000 60 .912 .000 60 GCG Pearson Correlation Sig. 2-tailed N .896 .000 60 .928 .000 60 1 . 60 .911 .000 60 KPS Pearson Correlation Sig. 2-tailed N .918 .000 60 .912 .000 60 .911 .000 60 1 . 60 Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Sumber: Data primer yang diolah 72 Berdasarkan perhitungan korelasi diperoleh angka korelasi antara variabel komite audit dan dewan pengawas syariah sebesar 0,908 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 korelasi antara variabel komite audit dan good corporate governance sebesar 0,896 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 korelasi antara variabel komite audit dan kinerja perbankan syariah sebesar 0,918 korelasi antara variabel dewan pengawas syariah dan good corporate governance sebesar 0,928 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 korelasi antara variabel dewan pengawas syariah dan kinerja perbankan syariah sebesar 0,912 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 dan korelasi antara variabel good corporate governance dan kinerja perbankan syariah sebesar 0,911 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Untuk menafsirkan angka tersebut, digunakan kriteria korelasi menurut Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro 2008: a. 0,00 – 0,199 : korelasi sangat rendah b. 0,20 – 0,399 : korelasi rendah c. 0,40 – 0,599 : korelasi cukup kuat d. 0,60 – 0,799 : korelasi kuat e. 0,80 – 1,00 : korelasi sangat kuat Korelasi sebesar 0,908 mempunyai maksud hubungan antara variabel komite audit dan dewan pengawas syariah adalah korelasinya sangat kuat dan searah karena hasilnya positif. 73 Searah artinya semakin tinggi pernyataan komite audit maka semakin tinggi pula peranan dewan pengawas syariah. Korelasi antara dua variabel bersifat signifikan karena angka signifikansinya sebesar 0,000. Jika angka signifikansi sig 0,05 maka hubungan kedua variabel tersebut signifikan. Korelasi sebesar 0,896 mempunyai maksud hubungan antara variabel komite audit dan good corporate governance adalah sangat kuat dan searah karena hasilnya positif. Searah artinya semakin tinggi pengaruh komite audit maka semakin tinggi pula peran good corporate governance yang dihasilkan. Korelasi antara dua variabel bersifat signifikan karena angka signifikansinya sebesar 0,000. Jika angka signifikansi sig 0,05 maka hubungan kedua variabel tersebut signifikan. Korelasi sebesar 0,918 mempunyai maksud hubungan antara variabel komite audit dan kinerja perbankan syariah adalah sangat kuat dan searah karena hasilnya positif. Searah artinya semakin tinggi peranan komite audit maka semakin tinggi pula kinerja perbankan syariah yang dihasilkan. Korelasi antara dua variabel bersifat signifikan karena angka signifikansinya sebesar 0,000. Jika angka signifikansi sig 0,05 maka hubungan kedua variabel tersebut signifikan. Korelasi sebesar 0,928 mempunyai maksud hubungan antara variabel dewan pengawas syariah dan good corporate governance adalah sangat kuat dan searah karena hasilnya positif. Searah artinya semakin tinggi peran dewan 74 pengawas syariah maka semakin tinggi pula good corporate governance yang dihasilkan. Korelasi antara dua variabel bersifat signifikan karena angka signifikansinya sebesar 0,000. Jika angka signifikansi sig 0,05 maka hubungan kedua variabel tersebut signifikan. Korelasi sebesar 0,912 mempunyai maksud hubungan antara variabel dewan pengawas syariah dan kinerja perbankan syariah adalah sangat kuat dan searah karena hasilnya positif. Searah artinya semakin tinggi peranan dewan pengawas syariah maka semakin tinggi pula kinerja perbankan syariah yang dihasilkan. Korelasi antara dua variabel bersifat signifikan karena angka signifikansinya sebesar 0,000. Jika angka signifikansi sig 0,05 maka hubungan kedua variabel tersebut signifikan. Korelasi sebesar 0,911 mempunyai maksud hubungan antara variabel good corporate governance dan kinerja perbankan syariah adalah sangat kuat dan searah karena hasilnya positif. Searah artinya semakin tinggi good corporate governance maka semakin tinggi pula kinerja perusahaan syariah yang dihasilkan. Korelasi antara dua variabel bersifat signifikan karena angka signifikansinya sebesar 0,000. Jika angka signifikansi sig 0,05 maka hubungan kedua variabel tersebut signifikan. 3 Hasil Uji Secara Simultan Sub Struktur 2 Berikut ini tabel 4.16 yang menjelaskan Anova untuk uji sub struktural 2. 75 Tabel 4.16 Anova – Sub Struktur 2 Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression Residual Total 1190.927 149.007 1339.933 3 56 59 396.976 2.661 149.192 .000 a a. Predictors: Constant, GCG, DPS, KA b. Dependent Variable: KBS Sumber: Data primer yang diolah Dari tabel 4.16 anova diperoleh nilai F sebesar 149,192 dengan nilai probabilitas sig = 0,000 karena nilai sig 0,05 maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima, artinya koefisien analisis jalur adalah signifikan. Jika F secara manual dihitung dengan rumus F, berdasarkan koefisien R 2 pada tabel 4.19 summary , nilai F dapat dihitung sebagai berikut: F = Keterangan: n = Jumlah sampel k = Jumlah variabel eksogen variabel independen R square = R 2 F = = 228,257 Berikut ini tabel 4.17 yang menjelaskan Summary untuk uji sub struktural 2. k 1– R square n – k – 1R square 60 – 2 – 1 0,889 2 1 – 0,889 76 Tabel 4.17 Summary – Sub Struktur 2 Model R R Square Adjusted R Square Std Error of the Estimate 1 .943 a .889 .883 1.631 a. Predictors: Constant, GCG, AI, KA Sumber: Data primer yang diolah Untuk melihat pengaruh komite audit, dewan pengawas syariah dan good corporate governance secara gabungan dapat dilihat dari hasil penghitungan dalam model summary, khususnya angka R square . Besarnya angka R square r 2 adalah 0,889 angka tersebut dapat digunakan untuk melihat besarnya pengaruh komite audit, dewan pengawas syariah dan good corporate governance terhadap peran kinerja perbankan syariah, dengan cara menghitung Koefisien Determinasi KD dengan menggunakan rumus sebagai berikut: KD = r 2 x 100 KD = 0,889 x 100 KD = 88,9 Keterangan: KD : Koefisien Determinasi r 2 : R square Angka tersebut mempunyai maksud bahwa pernyataan komite audit, dewan pengawas syariah dan good corporate governance secara bersama terhadap kinerja perbankan syariah 77 adalah 88,9. Adapun sisanya sebesar 11,1 100 - 88,9 dipengaruhi oleh variabel lain, seperti auditor internal. Kerangka hubungan kausal Sub-Struktur 2 antara jalur X 1 terhadap Z, X 2 terhadap Z, Y terhadap Z dan X 1 , X 2 , Y terhadap Z dapat dibuat melalui persamaan struktural sebagai berikut: X 3 = ρ X1Z X 1 + ρ X2Z X 2 + ρ YZ X 3 + ρ Y ε 1 Diketahui: R 2 X1 . X2 . Y, Z = 0,889 ρ Y1 ε 1 = R − 1 2 = √1 – 0,889 = 0,333 Keterangan: ρ X1Z : standardized coefficients , koefisien jalur pengaruh langsung X 1 terhadap Z. ρ X2Z : standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X 2 terhadap Z. ρ YZ : standardized coefficients, koefisien jalur pengaruh langsung X 2 terhadap Z. ρ Y ε 1 : besarnya pengaruh variable lain R 2 : R Square X 1 : Komite Audit X 2 : Dewan Pengawas Syariah Y : Good Corporate Governance Z : kinerja perbankan syariah 78 Z = 0,418 X 1 + 0,248 X 2 + 0,307 Y + 0,333 ε 1 Gambar 4.2 Hubungan Kausal Empiris Sub Struktur 2 Variabel X 1 , X 2 dan Y terhadap Z Pengaruh bersama atau koefisien X 1 dan X 2 terhadap Y atau koefisien determinan dan faktor residual dihitung sebagai berikut: R 2 ZX1 Y X2 = ∑ρ ZXk .r Zk = ρ ZX1 .r ZX1 + ρ ZX2 .r ZX2 + ρ ZY .r ZY keterangan: R 2 ZX1X2Y : R square Ρ Z : standardized coefficients Beta r Z : korelasi variabel X terhadap variabel Z X 1 : komite audit X 2 : dewan pengawas syariah Y : good corporate governance Z : kinerja perbankan syariah ε 1 Г 12 = 0,908 Komite Audit X1 Dewan Pengawas Syariah X2 Kinerja Bank Syariah Z Good Corporate Governance Y ε 2 ρzε 2 = 0,351 ρzε 2 = 0,333 ρzx 1 = 0,418 ρyx 1 = 0,896 ρzy = 0,307 ρyx 2 = 0,928 ρzx 2 = 0,248 79 R 2 ZX1 Y X2 = ∑ρ ZXk .r Zk = ρ ZX1 .r ZX1 + ρ ZX2 .r ZX2 + ρ ZY .r ZY =0,418x0,918+0,248x0,912+0,307x0,911 = 0,889 Berdasarkan tabel 4.16 anova diperoleh nilai F sebesar 149,192 dengan nilai probabilitas sig = 0,000 karena nilai sig 0,000 0,05, maka keputusannya adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga terbukti bahwa komite audit, dewan pengawas syariah, dan good corporate governance, berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kinerja perbankan perusahaan. Hasil pengujian Sub-Struktur 2 dapat diringkas seperti tabel 4.18 sebagai berikut: Tabel 4.18 Koefisien Jalur, Kontribusi Langsung, Tidak Langsung, Kontribusi Total, Kontribusi Komite Audit X 1 , Dewan Pengawas Syariah X 2 , dan Good Corporate Governance Y, Secara Simultan dan Signifikan Terhadap Kinerja Perbankan Syariah Z Kontribusi Variabel Koefisien Jalur Langsung Tidak Berpengaruh Total Kontribusi Bersama X 1 0,418 0,418 17,47 X 2 0,248 0,248 6,15 Y 0,307 0,307 9,42 ε 1 0,351 0,351 12,32 ε 2 0,333 0,333 11,09 X 1 , X 2 dan Y 0,889 = 88,9 Sumber: Data Primer yang diolah Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur Sub-Struktur 2 tersebut, maka memberikan informasi secara objektif sebagai berikut: 80 1 Besarnya kontribusi komite audit X 1 yang secara langsung dan signifikan mempengaruhi kinerja perbankan syariah Z adalah 0,418 2 = 0,1747 atau 17,47. 2 Besarnya kontribusi dewan pengawas syariah X 2 yang secara tidak langsung mempengaruhi kinerja perbankan syariah Z tetapi melalui good corporate governance Y adalah 0,248 2 = 0,0615 atau 6,15. 3 Besarnya kontribusi good corporate governance Y yang secara langsung dan signifikan mempengaruhi kinerja perbankan syariah Z adalah 0,307 2 = 0,0942 atau 9,42. Besarnya kontribusi komite audit X 1 , dewan pengawas syariah X 2 , dan good corporate governance Y secara simultan yang langsung dan signifikan mempengaruhi kinerja perbankan syariah Z adalah 0,889 = 88,9. Sisanya sebesar 0,333 2 = 0,1109 atau 11,09 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian. Berikut merupakan pembahasan berdasarkan analisis tersebut diatas: 1. Pengaruh Komite Audit Terhadap Good Corporate Governance. Hasil uji hipotesis menunjukan bahwa komite audit berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap good corporate governance. Dengan demikian, dengan adanya komite audit semua kegiatan atau semua rencana harus sesuai dengan rekomendasi komite audit. Semakin tinggi peran yang dilakukan komite audit, maka semakin baik juga penerapan good corporate governance dalam perbankan syariah. Sedangkan, 81 semakin rendah peran komite audit, maka semakin tidak baik penerapan good corporate governance di perbankan syariah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian I Putu Sughiarta 2005 dan Santi Yustini 2009 bahwa komite audit sangat berperan penting dalam pelaksanaan good corporate governance di perbankan syariah yang berguna untuk pemberian keputusan dan pemberian kebijakan bagi perbankan syariah. 2. Pengaruh Dewan Pengawas Syariah Terhadap Good Corporate Governance . Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa Dewan Pengawas Syariah berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap good corporate governance . Dengan demikian, dengan adanya dewan pengawas syariah semua pengawasan kegiatan atau semua rencana harus sesuai dengan pengawasan dewan pengawas syariah. Semakin tinggi pengawasan yang dilakukan dewan pengawas syariah, maka semakin baik juga penerapan good corporate governance dalam perbankan syariah. Sedangkan, semakin rendahnya pengawasan dari dewan pengawas syariah, maka semakin tidak baik penerapan good corporate governance dilakukan di perbankan syariah. Hasil penelitian ini sejalan dengan Wibowo Ari 2009, bahwa pengawasan yang dilakukan oleh dewan pengawas syariah mengenai akan sangat baik untuk penerapan good corporate governance di perbankan syariah tersebut. Dari pernyataan tersebut bahwa dewan pengawas syariah mempengaruhi good corporate governance dengan cara 82 melakukan pengawasan atas laporan penerapan good corporate governance kepada Bank Indonesia. 3. Pengaruh Komite Audit dan Dewan Pengawas Syariah Terhadap Good Corporate Governance. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa komite audit dan dewan pengawas syariah sangat berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap good corporate governance di Perbankan Syariah. Dengan demikian, dengan adanya komite audit dan dewan pengawas syariah semua keputusan dan pengawasan kegiatan atau semua rencana harus sesuai dengan keputusan komite audit dan pengawasan dewan pengawas syariah. Semakin tinggi keputusan dan pengawasan yang dilakukan, maka semakin baik juga penerapan good corporate governance dalam perbankan syariah. Sedangkan, semakin rendahnya pengawasan dari audit internal, maka semakin tidak baik penerapan good corporate governance dilakukan di perbankan syariah. 4. Pengaruh Komite Audit terhadap Kinerja Perbankan Syariah. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa komite audit berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap kinerja perbankan syariah. Dengan demikian, dengan adanya keputusan dari komite audit semua kegiatan atau semua rencana harus sesuai dengan rekomendasi komite audit. Semakin tinggi peran yang dilakukan komite audit, maka semakin baik juga kinerja perbankan syariah tersebut. Sedangkan, semakin rendah peran komite audit, maka semakin tidak baik kinerja perbankan syariah 83 tersebut. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wiyono Wahyu Nugroho 2010. Karena keputusan yang dikeluarkan oleh komite sangat berpengaruh dalam pelaporan keuangan perbankan syariah dan itu yang melihatkan kinerja perbankan tersebut baik atau tidak. 5. Pengaruh Dewan Pengawas Syariah Terhadap Kinerja Perbankan Syariah Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa Dewan Pengawas Syariah tidak berpengaruh terhadap kinerja perbankan syariah, karena kegiatan dewan pengawas syariah hanya mengawasi dan dari pengawasan tersebut tidak berpengaruh bagi kinerja perbankan syariah. Jadi, semakin tinggi atau rendahnya pengawasan yang dilakukan dewan pengawas syariah, maka tidak akan berpengaruh bagi kinerja perbankan syariah. Pernyataan tersebut didukung oleh Usamah 2009 fungsi utama Dewan Pengawas Syariah DPS adalah mengawasi jalannya operasional bank syariah sehari-hari agar selalu sesuai dengan petunjuk dan ketentuan-ketentuan syari’at Islam. Jadi dalam penelitian ini dewan pengawas syariah tidak signifikan dan tidak berpengaruh terhadap kinerja perbankan syariah. 6. Pengaruh Komite Audit dan Dewan Pengawas Syariah Terhadap Kinerja Perbankan Syariah. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa komite audit sangat berpengaruh secara langsung dan signifikan terhadap kinerja perbankan syariah. Dengan demikian, keputusan komite audit sangat berpengaruh dan pengawasan yang dilakukan dewan pengawas syariah tidak berpengaruh terhadap kinerja perbankan syariah. Pernyataan komite audit didukung 84 oleh Wiyono Wahyu Nugroho 2010. Karena keputusan yang dikeluarkan oleh komite sangat berpengaruh dalam pelaporan keuangan perbankan syariah dan itu yang memperlihatkan kinerja perbankan tersebut baik atau tidak. Jadi dalam penelitian ini dewan pengawas syariah tidak signifikan dan tidak berpengaruh terhadap kinerja perbankan syariah. 85

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Komite audit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap good corporate governance . Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari I Putu Sughiarta 2005 yaitu komite audit sangat berperan penting dalam pelaksanaan good corporate governance di perbankan syariah yang berguna untuk pemberian keputusan dan pemberian kebijakan bagi perbankan syariah. 2. Dewan pengawas syariah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap good corporate governance . Hasil ini konsisten dengan penelitan Wibowo Ari 2009 yaitu bahwa dewan pengawas syariah sangat berperan penting dalam pelaksanaan good corporate governance di perbankan syariah yang berguna untuk pemberian keputusan dan pemberian kebijakan bagi perbankan syariah. 3. Komite audit dan dewan pengawas syariah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perbankan syariah secara simultan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dan pernyataan yang dinyatakan oleh I Putu Sughiarta 2005 dan Santi Yustini 2009 yaitu bahwa komite 86

Dokumen yang terkait

Pengaruh peran komite audit internal dalam mewjudkan good corporate governance untuk meningkatkan kinerja Bank syariah : studi empiris pada perbankan syariah di jakarta

0 18 126

Pengaruh penerapan good corporate governance oleh dewan komisaris, dewan direksi, komite-komite, dan dewan pengawas syariah terhadap kinerja perbankan pada Bank umum syariah di Indonesia Tahun 2010-2013

1 7 115

Peran dewan pengawas syariah (DPS) dalam pengawasan pelaksanaan kontrak di Bank Syariah (studi kasus Bank BRI Syariah)

1 9 100

Urgensi Audit Internal dalam Mewujudkan Good Corporate Governance (GCG) Pada Bank Syariah : Studi penelitian pada PT. Bank DKI Syariah Jakarta

1 11 100

Pengaruh Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah (Studi Kasus pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2010-2013)

1 9 0

ANALISIS GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA MAQASHID SYARIAH PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA DAN MALAYSIA (Studi Empiris pada Perbankan Syariah di Indonesia dan Malaysia 2012-2015)

23 55 113

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PADA PERBANKAN SYARIAH Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perbankan Syariah.

0 3 14

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah.

0 1 13

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Bank Syariah.

0 2 13

Peranan Dewan Pengawas Syariah terhadap Praktik Kepatuhan Syariah dalam Perbankan Syariah di Indonesia

0 0 17