dan kondensasi molekul tirosin yang terikat pada ikatan di dalam tiroglobulin. Tiroglobulin
dibentuk oleh sel-sel tiroid dan dikeluarkan ke dalam koloid melalui proses eksositosis granula.
d. Penimbunan storage
Produk yang telah terbentuk melalui proses coupling tersebut kemudian akan disimpan di dalam koloid. Tiroglobulin dimana di dalamnya mengandung
T3 dan T4, baru akan dikeluarkan apabila ada stimulasi TSH.
e. Deiodinasi
Proses coupling yang terjadi juga menyisakan ikatan iodotirosin. Residu ini kemudian akan mengalami deiodinasi menjadi tiroglobulin dan residu tirosin
serta iodida. Deiodinasi ini dimaksudkan untuk lebih menghemat pemakaian iodium.
f. Proteolisis
TSH yang diproduksi oleh hipofisis anterior akan merangsang pembentukan vesikel yang di dalamnya mengandung tiroglobulin. Atas pengaruh
TSH, lisosom akan mendekati tetes koloid dan mengaktifkan enzim protease yang menyebabkan pelepasan T3 dan T4 serta deiodinasi MIT dan DIT.
g. Pengeluaran hormon dari kelenjar tiroid releasing
Proses ini dipengaruhi TSH. Hormon tiroid ini melewati membran basal dan kemudian ditangkap oleh protein pembawa yang telah tersedia di sirkulasi darah
yaitu Thyroid Binding Protein TBP dan Thyroid Binding Pre Albumin TBPA. Hanya 0,35 dari T4 total dan 0,25 dari T3 total yang berada dalam keadaan
bebas. Ikatan T3 dengan TBP kurang kuat daripada ikatan T4 dengan TBP.
2.2.5. Fungsi Dalam Jaringan
Efek yang umum dari hormon tiroid adalah untuk menyebabkan transkripsi inti dari sejumlah besar gen. Sel tubuh, enzim protein, dan zat lainnya
dalam tubuh akan meningkat. Hasil akhir dari semua ini adalah peningkatan
menyeluruh aktivitas fungsional diseluruh tubuh. Dalam jaringan hampir semua tiroksin diubah menjadi triiodotironin, sekitar 90 persen molekul hormon tiroid
yang akan berikatan dengan reseptor adalah triiodotironin, dan hanya 10 persen tiroksin yang berikatan dengan reseptor. Kemudian reseptor-reseptor hormon
melekat pada rantai genetik DNA atau terletak berdekatan dengan rantai genetik DNA. Saat berikatan dengan hormon tiroid, reseptor menjadi aktif dan mengawali
proses transkripsi. Kemudian dibentuk sejumlah besar tipe RNA messenger, dan kemudian diikuti dengan translasi RNA pada ribosom sitoplasma untuk
membentuk ratusan tipe protein yang baru. Hormon tiroid meningkatkan aktivitas metabolisme seluruh atau sebagian
besar jaringan tubuh. Bila sekresi hormon ini berlebihan, maka kecepatan metabolisme basal meningkat 60 sampai 100 persen diatas nilai normal.
Kecepatan penggunaan makanan sebagai energi juga akan meningkat. Walaupun kecepatan sintesis protein pada saat itu meningkat, pada saat yang sama kecepatan
katabolisme protein juga akan meningkat. Pada orang muda kecepatan pertumbuhan akan dipercepat. Proses mental menjadi tereksitasi, dan aktivitas
kelenjar endokrin lainnya juga meningkat. Bila seekor binatang diberikan tiroksin ataupun triiodotironin, maka
ukuran maupun jumlah mitokondrianya meningkat. Proses ini merupakan suatu kesimpulan bahwa salah satu fungsi tiroksin yang utama adalah meningkatkan
jumlah dan aktivitas mitokondria, dan selanjutnya tiroid meningkatkan kecepatan pembentukan adenosine trifosfat ATP. Akan tetapi, bila konsentrasi hormon
tiroid yang sangat tinggi, mitokondria akan membengkak secara tidak teratur Guyton dan Hall, 1997.
2.2.6. Efek Terhadap Pertumbuhan