2.3.4. Karakteristik Pemeriksaan
Yang  sangat  penting  untuk  dipertimbangkan  oleh  pemakai  Elisa  adalah sensisitifitas,  spesifisitas,  dan  kepraktisannya.  Factor-faktor  yang  sangat
mempengaruhi  untuk  masalah-masalah  tersebut  diatas  adalah  antibodi,  label enzim  dan  deteksinya  dan  metoda  pembeda  yang  terikat  dan  bebas  yang
digunakan pada assay itu.
1. Sensitivitas
Kebutuhan  utama  untuk  test  adalah  sesuai  tingkat  sensitivitas  yang dibutuhkan  oleh  suatu  laboratorium.  Hal  ini  dapat  ditentukan  oleh  rekomendasi
eksternal,  misalnya  level  imunitasnya  pada  uji  sering  untuk  vaksinasi,  oleh kebutuhan  legal,  level  deteksi  minimal  untuk  uji  saring  HBsAg  atau  oleh
kebutuhan klinis rutin laboratorium itu sendiri. Sensitivitas dapat dipengaruhi oleh seleksi  antibodi  yang  mempunyai  daya  afinitas  sangat  tinggi,  atau  dengan
mengurangi reaksi latar belakang sehingga menghasilkan konsentrasi rendah dari analit lebih mudah diteksi.
2. Spesifisitas
Kebutuhan  uji  saring  mungkin  paling  baik  diberikan  oleh  assay  dengan spectrum  poliklonal  yang  luas,  sedangkan  assay  dengan  monoklonal  spesifik
tinggi  mungkin  lebih  ditujukan  pada  prognosis  pada  suatu  penyakit  atau  untuk memonitor terapi obat. Spesifisitas biasanya diungkapkan sebagai presentase dari
hasil positif dan negative yang dari pengetesan dibandingkan dengan panel serum yang  sudah  diketahui,  panel  serum  negative  yang  mengandung  sejumlah  besar
serum dan dengan menghubungkan dengan metoda lain Melhuis, 1986.
BAB III KERANGKA KONSEP
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Dipandang  dari  sudut  kesehatan  jiwa,  zikir  mengandung  unsur psikoterapiutik.  Pasikoreligius  terapi  ini  mengandung  kekuatan  spiritual
kerohanian  yang  membangkitkan  rasa  percaya  diri  dan  rasa  optimisme.  Dua  hal ini,  yaitu  rasa  percaya  diri  dan  optimisme,  merupakan  dua  hal  yang  sangat
essensial bagi penyembuhan suatu penyakit di samping obat-obatan dan tindakan medis  yang  diberikan.  Pengujian  ini  dilakukan  untuk  membuktikan  adanya
pengaruh  zikir  membaca  Al-Quran  terhadap  perubahan  kadar  hormon  T4 tetraiodotironin  di  dalam  tubuh.  Zikir  merupakan  salah  satu  metode  untuk
mencapai  keseimbangan  tubuh.  Dengan  adanya  kondisi  yang  tenang,  respons emotional positif, maka sistem syaraf pusat akan bekerja lebih baik. Hipotalamus
akan  mempengaruhi kelenjar pituitari atau  hipofisis untuk menghasilkan  hormon dengan baik. Mekanisme kerja diatas akan menghasilkan kondisi tubuh yang sehat
dikarenakan  konsentrasi  hormon  tiroksin  dalam  darah  selalu  normal,  tidak berlebih dan tidak berkurang.