BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2008 sampai Februari 2009. Penelitian ini dilakukan di IPTIQ Jakarta dan Makmal RSCM Jakarta.
4.2. Bahan dan Alat
4.2.1. Bahan
Bahan-bahan yang digunakan untuk pengambilan sampel darah dan analisa sampel darah adalah alcohol 70, Kit Lot T4 tetraiodotironin
IMMULITE® Total T4, Siemens Medical Solutions Diagnostics, Enzim Tetraioditironin, Beach, Aquabidest, chimiluminescent substrat, probabe wash.
4.2.2. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Timbangan Berat Badan Manusia, Pengukur Tinggi Badan, Spuit alat suntik 10 ml, alcohol, kapas,
termos es, tabung reaksi, rak tabung reaksi, sampel cup, pipet colum, sentrifuse, vortex, tip pipet mikro volume 20-200 µL. Kemudian untuk analisa sampel
digunakan Immulite ELISA Reader.
4.3. Rancangan Penelitian
Penelitian dilakukan dengan empat tahap : 1. Pengisian kuesioner
Menyeleksi sampel dengan beberapa kriteria, penyeleksian ini menggunakan tehnik kuesioner
2. Pengambilan darah Pengambilan darah pada volunteer sukarelawan sehat sebanyak dua kali,
pengambilan darah pertama dilakukan sebelum berzikir dan pengambilan darah kedua dilakukan setelah volunteer sukarelawan sehat berzikir selama 1 jam.
3. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan kadar hormon tetraiodotironin T4 dilakukan di laboratorium
Makmal RSCM Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo, Jakarta. Analisis Tetraiodotironin atau T4 dilakukan dengan menggunakan alat Immulite ELISA
Reader. 4. Analisis Data
Dalam penelitian ini data dianalisis dengan metoda statistik yaitu diuji dengan program SPSS 16.0.
4.4. Prosedur Kerja
4.4.1. Prosedur Analisis Sampel Darah
Darah diambil dua kali, sebelum dan sesudah berzikir. Darah diambil menggunakan spuit 10 ml sebanyak 10 ml. Pengambilan pertama dimulai jam 08-
00 WIB sampai 09.00 WIB. Setelah itu volunteer berzikir selama 1 jam. Kemudian setelah 1 jam, dilakukan pengambilan darah yang kedua dengan
menggunakan spuit 10 ml sebanyak 10 ml. kemudian darah disimpan didalam lemari pendingin pada suhu -20° agar darah tidak lisis sebelum dianalisa.
Darah kemudian disentrifuse dengan 3000 rpm selama 15 menit untuk dipisahkan dari sel darah merah yang kemudian diambil serumnya. Serum
kemudian disimpan dalam lemari es dengan suhu -20° Serum dibiarkan mencair, kemudian serum dipipet sebanyak 200 uL
dimasukan kedalam sample cup yang kemudian dimasukan kedalam wadah sampel cup. Kemudian wadah sampel cup dimasukan kedalam Immulite 1000
untuk dianalisa hormon T4 Tetraiodotironin.
4.4.2. Analisis Kadar Tetraiodotironin T4
1. Dimasukan serum kedalam sampel cup minimal 200 uL. 2. Dimasukan kedalam rel Immulite dan barcode T4 begitu seterusnya
sampai semua sampel diperiksa. Immulite memeriksa sampel secara otomatis. Dengan menggunakan metoda ELISA Enzyme Linked
Immunosorbent Assay yaitu teknik pengukuran antigen dan antibodi.
3. Diproses menggunakan alat IMMULITE 1000 bekerja secara otomatis selama 30 menit.
4. Analisa data hasil T4 Tetraiodotironin.
4.5. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode statistik. Data hasil pengukuran hormon T4 tetraiodotironin pada volunteer sebelum berzikir dan
sesudah berzikir kemudian diuji sebaran datanya test of normality. Apabila sebaran datanya normal maka data dianalisis dengan menggunakan Paired T-test,
apabila sebaran data tidak normal, maka dilakukan transformasi terhadap data. Apabila variabel baru hasil tranformasi mempunyai sebaran data yang normal,
maka dipakai Paired T-test Uji T berpasangan, tetapi apabila variable baru hasil transformasi data mempunyai sebaran data yang tidak normal maka dipilih dengan
menggunakan uji Wilcoxon. Data hasil analisis kadar T4 tetraiodotironin dalam darah diuji dengan
program SPSS 16.0 untuk mengetahui normalitas data tersebut test of normality.
Alat untuk menguji kenormalan data adalah Kolmogorov-Smirnov sama dengan uji Liliefor dan Shapiro Wilk. Interpretasi data dengan uji ini adalah sebagai
berikut:
o Nilai Sig. atau Signifikansi pada kedua uji tersebut 0,05, Distribusi data
adalah tidak normal. o
Nilai Sig. atau Signifikansi pada kedua uji tersebut 0,05, Distribusi data adalah normal.
Setelah pengujian kenormalan distribusi data test of normality, maka data diuji dengan Uji T-Berpasangan Paired T-Test. Interpretasi dari pengujian
dengan menggunakan Uji T-Berpasangan adalah sebagai berikut: o
Nilai Sig. atau Signifikansi pada kedua uji tersebut 0,05, terdapat perbedaan yang bermakna pada data analisis kadar T4 Tetraiodotironin sebelum dan
sesudah berzikir. o
Nilai Sig. atau Signifikansi pada kedua uji tersebut 0,05, terdapat perbedaan yang tidak bermakna pada data analisis kadar T4 Tetraiodotironin sebelum
dan sesudah berzikir.
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian 5.1.1. Hasil Pengukuran T4
Kadar hormon tetraiodotironin diukur dengan menggunakan Immulite ELISA Reader. Hasil pengukuran kadar hormon T4 dapat dilihat pada tabel 1.
Kode Sampel
Kadar T4 I µgdl
Nilai T4 Kadar T4 II
µgdl Nilai T4
Keterangan
T4. 1 7.6
Tinggi 6.0
Normal ↓
T4. 2 7.0
Tinggi 6.4
Normal ↓
T4. 3 6.7
Normal 6.2
Normal ↓
T4. 4 4.4
Rendah 5.0
Normal ↑
T4. 5 5.8
Normal 5.8
Normal ↔
T4. 6 6.8
Normal 6.8
Normal ↔
T4. 7 7.6
Tinggi 7.4
Tinggi ↓
T4. 8 8.0
Tinggi 7.9
Tinggi ↓
T4. 9 9.9
Tinggi 8.4
Tinggi ↓
T4. 10 8.9
Tinggi 8.8
Tinggi ↓
T4. 11 8.4
Tinggi 8.4
Tinggi ↔
T4. 12 7.4
Tinggi 7.4
Tinggi ↔
T4. 13 8.0
Tinggi 8.7
Tinggi ↑
T4. 14 9.1
Tinggi 9.4
Tinggi ↑
T4. 15 -
- -
- lisis
Tabel 1. Hasil pengukuran kadar Tetraiodotironin T4