BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Pemahaman Umum tentang Maksiat 1. Pengertian Maksiat
Maksiat, ini adalah satu kata yang mampu menjerumuskan manusia ke dalam kenistaan. Berjuta Bani Adam telah terperosok ke
kubang dosa, dan terlempar dari rahmat Tuhan karena satu kata tersebut. Dalam bahasa Arab, makna dasar kata mashiyat adalah durhaka.
17
Di dalam ajaran Islam, kata ini dipakai untuk menyebut perbuatan durhaka atau dosa seseorang yang tidak mau mengikuti perintah Allah SWT dan
rasul-Nya. Sebaliknya, ia justru mengerjakan larangan-Nya. Fathi al-Duraini, seorang ahli ushul figh, memberikan pengertian
maksiat sebagai segala perbuatan yang sifatnya meninggalkan yang wajib dan mengerjakan yang haram. Hal tersebut menyangkut apakah perbuatan
itu berkaitan dengan hak-hak Allah SWT ataupun yang berkaitan dengan hak-hak pribadi seseorang.
18
Karena itu, maksiat dalam perspektif fiqh sebenarnya tidak terbatas pada perbuatan zina atau mengkonsumsi minuman keras dan sejenisnya. la
juga mencakup misalnya, pidana pencurian, penistaan termasuk qadzafmenuduh orang lain berbuat zina, mengkonsumsi sesuatu yang
diharamkan termasuk merampas hak dan memakan harta orang lain dengan cara batil atau memberikan kesaksian dan sumpah palsu.
17
Kamus Bahasa Arab-Indonesia. Jakarta: 1998
18
Ensiklopedi Islam, Jakarta: Ihtiar Baru Van Hove, 2002. hal. 133
Adam As telah dikeluarkan dari surga atas kemaksiatan yang ia perbuat. Iblis terusir dari rahmat Allah Swt karena maksiat. Dan sungguh
rontoknya seluruh peradaban di muka bumi ini, hanya disebabkan satu kata. Itu tiada lain adalah ‘maksiat.’ Tiada yang beruntung dalam
melakukan maksiat. Hal terbaik yang harus dikerjakan adalah meninggalkannya.
Dalam artikel majlis al-Kauny menyatakan bahwa maksiat adalah setiap perbuatan yang menyimpang dari ketentuan hukum, agama, adat
dan tata krama, dan kesopanan antara lain wanita tuna susila, laki-laki hidung belang, meminum minuman keras, judi serta perbuatan maksiat
lainnya yang belum terjangkau oleh hukum yang berlaku.
19
Maksiat artinya durhaka, kata ini dipakai untuk menyebut perbuatan durhaka atau dosa yang tidak mau mengikuti perintah Allah
dan Rasul-Nya, tetapi justru mengerjakan larangan-Nya. Maksiat yaitu segala pekerjaan yang sifatnya meninggalkan yang wajib dan mengerjakan
yang haram.
20
Maksiat ada yang sifatnya merusak
dan menodai ketentraman umum dan hak masyarakat dan ada pula yang sifatnya
pribadi. Dengan demikian segala perbuatan yang tidak sejalan dengan kehendak syariat Islam di sebut maksiat, apakah itu menyangkut hak
Allah SWT ataupun yang menyangkut hak pribadi. Pengertian maksiat adalah perbuatan melanggar perintah Allah
SWT. Perbuatan jahatdosa, tidak mentaati norma-norma agama.
21
Dengan kata lain maksiat adalah perbuatan yang melanggarmenyimpang dari
19
http:www.kaunee.comindex.php? =blogid=103Itemid=138 7 Juli 2008
20
http:www.cimbuak.netcontentview12375 7 Juli 2008
21
Sriwijaya Post, Jum’at 4 Agustus 2006. hal. 11
norma-norma agama dan hukum yang berlaku. Jadi maksiat mencakup segala perbuatan yang dapat merusak moral dan sendi-sendi kehidupan
bermasyarakat yang Islami, seperti prostitusi, pornografi, perkosaan, berzina, minum miras, berjudi dan lain-lain.
Maksiat menurut penulis sendiri berarti durhaka, pembangkangan, ‘ndablek, dan gak bisa diatur. Tidak mau tunduk dengan aturan Allah
Rasul-Nya, sehingga membuat hidup manusia yang melakukan tindak maksiat menjadi keluar dari jalur hidup yang diridhai.
Secara harfiyah, maksiat artinya durhaka atau tidak patuh. Maksudnya adalah suatu perbuatan yang tidak mengikuti apa yang telah
digariskan Allah Swt. Lawan dari maksiat adalah taat. Salah satu kesan penting dari keimanan kepada Allah Swt adalah taat kepada segala
perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya, baik dalam keadaan sendiri maupun bersama orang lain, dalam situasi senang maupun susah,
begitulah seterusnya. Dalam perjuangan menegakkan ajaran Islam, setiap pejuang mesti
selalu berada dalam ketaatan dan tidak boleh melakukan hal-hal yang bernilai maksiat. Hal ini karena kemaksiatan akan mengakibatkan
penilaian dosa dari Allah Swt dan dosa akan menimbulkan akibat yang sangat buruk, baik bagi individu maupun jamaah.
Dosa yang merupakan kemaksiatan setidak-tidaknya akan membawa empat akibat, tidak hanya di dunia ini tapi juga di akhirat nanti.
Empat akibat itu sangat penting kita fahami dan kita renungi agar dosa dan kemaksiatan tidak kita anggap mudah, sekecil apapun kemaksiatan itu.
22
a. Menggelisahkan Hati.
Ketenangan hati merupakan sesuatu yang sangat diperlukan oleh manusia dalam menjalani kehidupannya, apalagi bagi para pejuang di
jalan Allah. Sebagai manusia, kehidupan ini dapat dijalani dengan baik apabila ada ketenangan batin, namun bila ketenangan jiwa tidak
dimiliki disebabkan oleh maksiat-maksiat yang dilakukan seperti permasalahan syirik cinta virus pink dan mengutamakan kehidupan
dunia, tentu saja kehidupan ini tidak mampu dijalani dengan baik. Oleh sebab itu, sangat berbahaya bila pemimpin dan rakyatnya
tidak memiliki ketenangan jiwa disebabkan dosa yang dilakukannya. Hal ini kerana dosa memang dapat menggelisahkan hati pelakunya dan
melahirkan tindakan-tindakan yang mendatangkan perbuatan dosa berikutnya
b. Terjadi Bencana Alam
Di dunia ini seringkali terjadi bencana alam mulai dari kemarau yang terlalu panjang hingga masyarakat kesulitan air, gunung meletus,
gempa bumi, tanah longsor, banjir, kebakaran, angin kencang,wabak penyakit dan sebagainya. Hal itu jangan kita anggap sebagai peristiwa
alam biasa. Kerana pada hakikatnya bencana ada kaitannya dengan dosa yang dilakukan oleh manusia sehingga Allah Swt menunjukkan
kemurkaan-Nya. Allah Swt berfirman, Maka masing-masing mereka
22
http:www.paksi.netmodulessentuhan_jiwaarticle.php?storyid=66 7 Juli 2008
itu Kami siksa disebabkan dosanya, maka diantara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu kerikil dan diantara mereka ada
yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan diantara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan diantara mereka ada yang
Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.
Q.S. 29:40 Terjadinya berbagai bencana alam pada hakikatnya adalah untuk
mengingatkan manusia agar menyadari kesalahannya sehingga mereka mau kembali ke jalan Allah yang benar. Allah Swt berfirman, Telah
nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan kerana perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari
akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar. QS 30:41
c. Konflik Antara Manusia.
Dosa yang dilakukan oleh manusia ternyata bisa menimbulkan konflik di antara sesama mereka. Bahkan hingga terjadi tindakan-
tindakan yang ganas, antara satu dengan lainnya, sesuatu yang semula tidak kita duga sama sekali. Hal ini kerana orang yang berbuat dosa
tidak mau mengakui kesalahannya, meskipun tahu bahwa ia telah berbuat salah. Maka orang yang dianggap telah berbuat salah dan dosa
akan dipermasalahkan sehingga terjadilah konflik yang tidak sedikit melahirkan tindakan-tindakan yang sadis. Kerana itu, bila di suatu
negeri sering terjadi konflik, baik antara masyarakat maupun para
pemimpinnya, salah satu yang harus kita teliti adalah dosa apa yang mereka lakukan sehingga mereka saling berselisih. Hal ini terdapat di
dalam firman-Nya, Katakanlah: Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu
atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan yang saling bertentangan dan merasakan kepada sebagian kamu keganasan
sebagian yang lain. Perhatikanlah, betapa kami mendatangkan tanda- tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami QS
6:65 Dalam kehidupan berjamaah, bila di antara anggota-anggotanya
ada yang melakukan kemaksiatan, ini akan menimbulkan pertentangan di antara mereka, saling mecari kesalahan, merasakan diri lebih baik
dari yang lain. Juga merasakan diri seolah-olah lebih laju dalam beramal secara infiradi daripada beramal jamai lantas menolak untuk
tunduk beramal jamai. Pertentangan yang menimbulkan hilangnya kekuatan jamaah itu kerana ada perpecahan.
d. Terhambat Untuk Masuk Surga.
Dalam rangkaian peristiwa pada hari kiamat, ada saat di mana manusia akan menunggu keputusan Allah Swt, apakah ia akan
dimasukkan ke dalam surga atau ke neraka. Orang yang banyak beramal soleh dengan membawa pahala yang banyak, akan tenang-
tenang saja menghadapi situasi itu. Bahkan dari raut wajahnya nampak kegembiraan kerana ia yakin akan keputusan Allah yang
menggembirakan dirinya, yakni dimasukkan ke dalam surga.
Tapi bagi orang yang berbuat dosa dalam hidupnya di dunia, apalagi dosa-dosa besar yang dibawanya, maka ia sangat murung dan
takut dalam menghadapi keputusan Allah terhadap dirinya. Apalagi memang tidak mungkin rasanya bila ia masuk ke dalam surga kerana
dalam kehidupan yang dijalaninya, ia selalu berpaling dari nilai-nilai yang terkandung di dalam Al-Qur’an, Allah Swt berfirman, Barang
siapa berpaling dari Al-Qur’an, maka sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari kiamat, mereka kekal di dalam keadaan itu.
Dan amat buruklah dosa itu sebagai beban bagi mereka di hari kiamat, yaitu di hari yang waktu itu ditiup sangkakala dan Kami akan
mengumpulkan pada hari itu orang-orang yang berdosa dengan muka yang biru muram QS 20:100-102.
Hal itu dapat itu terjadi, pada sebuah negeri yang dapat dikatakan sebagai negeri yang penuh dosa Sehingga tidak mungkin dapat
mencapai kebahagiaan dan ketenangan hidup di dalamnya. Bahkan di dalam hadits, Rasulullah Saw memastikan orang yang bermaksiat
kepada Allah Swt dan mati dalam kemaksiatan tidak akan dapat masuk ke dalam surga, Rasulullah Saw bersabda: Semua umatku akan masuk
surga, kecuali yang tidak mau. Sahabat bertanya, “Siapa yang tidak mau Ya Rasulullah?”. Rasul menjawab, “Barang siapa yang taat
kepadaku ia masuk surga dan siapa yang durhaka kepadaku ia termasuk orang yang tidak mau”.
B. Pengertian Penyakit Hati