ada dan terjadi dihadapannya selalu salah, yang benar dan baik hanyalah dirinya.
Sifat ini dilarang oleh Allah dalam QS. Al-Hujurat49:12. Berburuk sangka akan berlanjut pada sikap penuh kecurigaan, tidak
komunikatifkooperatif, dan suka mencela sakhar. Ini dilarang QS. al- Hujurat 49:11. Sifat ini perlu disembuhkan dengan menyadari bahwa
mempercayai orang lain penting dan akan membawa kebaikan, bagi diri orang yang mempercayai hati menjadi tenang, sedang bagi yang dipercaya
akan merasa diuwongke. Sisi baik dari buruk sangka yang disucikan adalah menjadi sikap waspada dan hati-hati sehingga tidak sembrono.
Kesembilan : Suka bohong kadzib adalah sifat tidak jujur, suka
membolak-balikkan fakta dan menyembunyikan kebenaran Syukur : 2002, 32. Sifat ini dilarang dan dilaknat oleh Allah QS. Ali Imran 3:61.
Lawan bohong adalah jujur. Dalam hal ini ada kisah menarik, seorang yang berdosa besar perampok datang kepada Nabi menyampaikan niatnya ingin
tobat, Nabi hanya mensyaratkannya: “jangan berbohong” Setiap kali dia tergoda akan melakukan dosa lagi, selalu ingat pesan Nabi tadi, kemudian
tak jadi berbuat. Jadi jujur membimbing seseorang pada kebaikan. Sisi baiknya kebohongan yang disucikan adalah bisa menjadi tameng untuk
taqiyyah pada saat darurat jika diperlukan, misalnya demi keselamatan jiwa
diri sendiri atau orang lain orang terpaksa berbohong.
2. Tanda-Tanda Penyakit Hati
Pertama, kehilangan cinta yang tulus. Orang yang mengidap
penyakit hati tidak akan bisa mencintai orang lain dengan benar. Dia tidak
mampu mencintai keluarganya dengan ikhlas. Orang seperti itu agak sulit untuk mencintai Nabi, apalagi mencintai Tuhan yang lebih abstrak. Karena
ia tidak bisa mencintai dengan tulus, dia juga tidak akan mendapat kecintaan yang tulus dari orang lain. Sekiranya ada yang mencintainya
dengan tulus, ia akan curiga akan kecintaan itu. Kedua
, kehilangan ketentraman dan ketenangan batin. Ketiga, memiliki hati dan mata yang keras. Pengidap penyakit hati mempunyai
mata yang sukar terharu dan hati yang sulit tersentuh. Keempat, kehilangan kekhusyukan dalam ibadat. Kelima, malas beribadat atau beramal. Keenam,
senang melakukan dosa. Orang yang berpenyakit hati merasakan kebahagiaan dalam melakukan dosa. Tidak ada perasaan bersalah yang
mengganggu dirinya sama sekali. Sebuah doa dari Nabi saw berbunyi: Ya Allah, jadikanlah aku orang yang apabila berbuat baik aku berbahagia dan
apabila aku berbuat dosa, aku cepat-cepat beristighfar. Di antara taubat yang tidak diterima Allah ialah taubat orang yang
tidak pernah merasa perlu untuk bertaubat karena tak merasa berbuat dosa. Kali pertama seseorang melakukan dosa, ia akan merasa bersalah. Tetapi
saat ia mengulanginya untuk kedua kali, rasa bersalah itu akan berkurang. Setelah ia berulang kali melakukan maksiat, ia akan mulai menyenangi
kemaksiatan itu. Bahkan ia menjadi ketagihan untuk berbuat maksiat terus menerus. Ini menandakan orang tersebut sudah berada dalam kategori
firman Allah: Dalam hatinya ada penyakit lalu Allah tambahkan penyakitnya. QS. Al-Baqarah: 10.
Dalam kitabnya Ihyâ `Ulûmuddîn, Al-Ghazali berbicara tentang tanda-tanda penyakit hati dan kiat-kiat untuk mengetahui penyakit hati
tersebut. Ia menyebutkan sebuah doa yang isinya meminta agar kita diselamatkan dari berbagai jenis penyakit hati: Ya Allah aku berlindung
kepadamu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyuk, nafsu yang tidak kenyang, mata yang tidak menangis, dan doa yang tidak
diangkat. Doa yang berasal dari hadis Nabi saw ini, menunjukkan tanda- tanda orang yang mempunyai penyakit hati.
37
3. Pengobatan Penyakit Hati