Masa Kehidupan Ibnu Qayyim

beribadah dan sering melakukan thawaf dengan jumlah yang cukup membuat orang terkagum-kagum. Ibnu Katsir berkata: 52 Aku tidak menjumpai orang di zaman ini yang lebih banyak aktifitas ibadahnya dibandingkan dengan beliau. Beliau mengerjakan shalat sangat lama, sambil menyempurnakan gerakan ruku dan sujudnya. Ibnu Hajar berkata: 53 jika seusai mengerjakan shalat shubuh, maka Ibnu Qayyim tetap duduk di tempatnya untuk membaca dzikir sampai matahari bersinar terang sembari berkata: ini adalah waktu pagiku. Jika aku tidak duduk untuk berdzikir pada waktu itu, maka kekuatanku akan hilang. Beliau juga pernah berkata: Kepemimpinan dalam agama hanya bisa diraih dengan bersabar dan fakir. Pada kesempatan lain beliau berkata : orang yang berjalan menuju Allah harus memiliki keinginan kuat yang akan memudahkan dan meringankan langkahnya. Namun dia juga harus memiliki ilmu yang akan berfungsi menjadi petunjuk dan hidayah baginya.

E. Masa Kehidupan Ibnu Qayyim

Ibnu Qayyim rahimahullah taaala hidup disuatu masa yang telah diawali berbagai macam kejadian besar. Pengaruh berbagai peristiwa besar itu masih sangat terasa dalam kebudayaan masyarakat di masa Ibnu Qayyim. Bahkan efeknya masih terus terasa pasca masa Ibnu Qayyim dalam kurun waktu yang cukup lama. Ternyata efek tersebut sampai mempengaruhi kondisi sosial kemasyarakatan dan situasi keagamaan serta intelektual. Dapat diketahui dengan jelas bagaimana pengaruh runtuhnya Baghdad, 52 Ibnu Katsir, op.cit. XIV235. 53 Ibnu Hajar, op.cit. IV21-22. diumumkannya kekhilafahan Shuriyah di Mesir dan para penguasa yang saling bertikai. Masih banyak lagi beberapa fitnah yang menyebabkan efek negatif bagi kehidupan masyarakat pada waktu itu. Terjadinya persaingan agama dan peradaban antara kaum muslim dan kaum kristiani di satu pihak dan munculnya fanatisme agama di pihak lain menyebabkan mudahnya tercuat konflik keagamaan di kalangan kaum muslimin. Masing-masing individu merasa benar dan terlalu percaya diri. Oleh karena itu para ulama kaum muslimin merasa bahwa amanat yang diemban harus segera mereka laksanakan dihadapan umat. Walau cara mengekspresikan amanat tersebut lebih bersifat menghakimi pihak lain menurut perspektifnya sendiri. Berangkat dari sikap sebagai pihak yang berhak memberi hukuman itulah tidak jarang para ulama memberikan putusan-putusan yang terlampau tegas, seperti hukum penjara, pembuangan di tempat terkucil dan bentuk penyiksaan lainnya. Karena pada waktu itu ulama memiliki peran kunci dalam mengatur barisan mujahidin dari kaum muslimin. Tujuan mereka sebenarnya untuk memberikan dukungan kepada orang-orang yang ikhlas dalam beramal di dalam menolak bahaya ekspansi dari pihak luar dan mempertahankan tanah air mereka. di antara kiat yang dilakukan oleh para ulama untuk megatasi berbagai masalah dengan memberikan nasehat kepada amir, khalifah dan para sultan. Dari sebagian hasil penafsiran pendapat mereka itulah akhirnya Ibnu Qayyim bersama gurunya, Ibnu Taimiyyah rahimahumallahu taaala terpaksa harus dijebloskan di balik jeruji-jeruji besi. Mungkin dari sinilah munculnya beberapa permasalahan tentang kebebasan mulia dari segi politis sampai intelektual yang dapat kita jumpai dalam pembahasan ilmiyah Ibnu Qayyim al Jauziyyah dan syaikhnya Ibnu Taimiyyah. Dari bidang keilmuan, ada persaingan peradaban dari kaum kristiani dan bangsa mongol yang selalu saja ingin menyerang kebudayaan Arab Islam. usaha yang mereka kerahkan cukup berbahaya dan mengancam eksistensi kesatuan budaya umat Islam. namun dari pergolakan itulah malah melahirkan semangat baru dalam dunia ilmu pengetahuan di kalangan kaum muslim. Telah banyak karya ilmiyah yang bernuansa ensiklopedik dari hasil jerih payah generasi baru. Hal ini terwakili dalam pusat-pusat khazanah keilmuan baik di Mesir maupun di daerah Syam. Seperti misalnya yang terdapat di masjid Jami al Azhar dan Jami Ibnu Thulun di Mesir. Begitu juga dengan Madrasah ad Dzahiriyyah, Madrasah al Adiliyyah al Kubra, Madrasah al Jauziyyah dan Madrasah as Shadriyyah di daerah Syam.

F. Masa Mencari Ilmu Pengetahuan