G. Ilmu-ilmu Yang dikuasai
Allah subhaanahu wa ta’aala telah memberikan dua kesempatan kepada Ibnu Qayyim, dimana kesempatan tersebut tidak diberikan kepada
kebanyakan para penuntut ilmu. Kesempatan pertama adalah anugerah berupa kecerdasan otak yang sangat luar biasa. Sedangkan kesempatan kedua adalah
beliau diuntungkan oleh keadaan atau masa. Sebab pada waktu itu Ibnu Qayyim tumbuh didalam sebuah masa penuh semangat intelektual dan di
daerah Syam. Pada waktu itu banyak bermunculan ulama, para hafidz dan karya-karya ilmiah mereka. Oleh karena itu beliau bisa menimba dari mereka
mulai dari ilmu tauhid yang disebut juga dengan ilmu kalam, tafsir, hadits, fikih, fara’id ilmu pembagian harta waris, ushul fikih, linguistik, nahwu,
ilmu tata bahasa dan masih banyak lagi ilmu lainnya. Disamping menimba ilmu langsung dari tokoh-tokohnya, beliau juga
menelaah karya-karya ilmiah yang terdapat dalam beberapa perpustakaan Islam. Dari sinilah bisa diketahui kekayaan ilmu pengetahuan yang terekam
dalam dirinya yang tampak dalam karya-karya yang beliau tulis. Namun setidaknya ada beberapa aktifitas yang beliau geluti semasa hidupnya. Di
antaranya menjadi pimpinan Madrasah al Jauziyyah, mengajar di Madrasah as Shadriyyah dan beberapa istansi pendidikan lainnya. Selain itu beliau juga
aktif dalam memberikan fatwa dan mengarang.
H. Peran Ibnu Qayyim Dalam Bidang Intelektual
Untuk mengetahui bagaimana peran Ibnu Qayyim dalam bidang ilmu pengetahuan, berikut ini akan kami kemukakan beberapa pendapat ulama
tentang beliau.
Ad Dzahabi berkata di dalam al Mukhtashar: “Beliau sangat memperhatikan hadits, matan, dan perawinya. Beliau juga menyibukkan diri
untuk mempelajari dan mendalami ilmu fikih, ilmu nahwu. Ada banyak kajian ilmiah yang telah ditulis oleh Ibnu Qayyim al Jauziyyah. Hal ini telah ditulis
dengan baik oleh Dr. Thaha Sulaiman Hamudah dengan judul Ibnu Qayyim al Jauziyyah yang dicetak oleh Daarul Jaami’att al Mishriyyah. Di dalam kitab
tersebut juga dijelaskan bagaimana perhatian beliau yang sangat besar terhadap ilmu bahasa dan lain sebagainya.”
54
Al Qadli Burhanuddin az-Zur’I berkata: “Tidak ada dibawah kolong langit ini seorang yang sangat luas ilmu pengetahuannya dengan sejumlah
daftar karya ilmiyah dibanding dengan beliau.”
55
Ibnu Katsir berkata:
56
”Beliau meriwayatkan hadits Rasulullah, menyibukkan diri untuk menuntut ilmu dan sangat menguasai macam disiplin
ilmu. Terutama dalam bidang ilmu tafsir dan hadits.” Ibnu Hajar berkata:
57
“Beliau adalah seorang pemberani, luas ilmu pengetahuannya, menguasai berbagai perbedaan pendapat dan madzhab salaf.
Beliau sangat menyayangi gurunya Ibnu Taimiyyah. Sehingga semua kata- kata gurunya selalu beliau kumpulkan dan dituangkan di dalam karya-
karyanya.” As Syaukani berkata: “Beliau telah berhasil menguasai berbagai
disiplin ilmu pengetahuan, melampaui kelebihan teman-temannya dan sangat
54
Ibnu Rajab, Dzail Thabaqaatil Hanaabilah, II448.
55
Ibid . h.593
56
Ibnu Katsir, op.cit. XIV202.
57
Ibnu Hajar, op.cit. III400.
terkenal di dunia Islam. Beliau sangat memahami ajaran-ajaran madzhab salaf.”
58
I. Guru-guru Ibnu Qayyim
Untuk pertama kali beliau belajar kepada ayahnya sendiri dalam bidang fara’idl. Sedangkan ilmu fikih, beliau belajar kepada Ibnu Taimiyyah
rahimahullahu ta’aala . Belajar ilmu tata bahasa Arab kepada Abu Fath
Ba’labakki, Abu Bakar ibn Abdud Daim, Isa al Muth’im, dan Ibnus Syirazi. Dalam bidang ushul beliau belajar kepada as Shaifi al Hindi, Fatimah ibnatu
Jauhar, Ismail ibn Maktum, as Syiha an Nabalasi al ‘Abid, al Madji al Harani, al Hakim ibn Qudamah al Maqdisi, al Bard Ibnu Jama’ah, Muahammad ibn
Abu Fath al Ba’labakki dan masih banayak lagi yang lain.
59
J. Murid-murid Ibnu Qayyim