kesadaran proses psikologis. Dalam otak terjadilah sesuatu proses hingga individu itu dapat mengalami persepsi.
10
Penginderaan terjadi dalam suatu konteks tertentu, konteks ini disebut sebagai dunia persepsi. Agar dihasilkan suatu penginderaan yang bermakna,
ada ciri-ciri umum tertentu dalam dunia persepsi: 1.
Modalitas: rangsang-rangsang yang diterima harus sesuai dengan modalitas tiap-tiap indera, yaitu sifat sensoris dasar dan masing-
masing indera cahaya untuk penglihatan; bau untuk penciuman; suhu bagi perasa; bunyi bagi pendengaran; sifat permukaan bagi peraba dan
sebagainya 2.
Dimensi ruang: dunia persepsi mempunyai sifat ruang dimensi ruang; seseorang dapat mengatakan di bawah, tinggi-rendah, luas-
sempit, latar depan-latar belakang, dan lain-lain. 3.
Dimensi waktu: dunia persepsi mempunyai dimensi waktu, seperti cepat-lambat, tua-muda, dan lain-lain.
4. Struktur konteks, keseluruhan yang menyatu: objek-objek atau gejala-
gejala dalam dunia pengamatan mempunyai struktur yang menyatu dengan konteksnya. Sturktur konteks ini merupakan keseluruhan yang
menyatu.
11
2. Pengertian Islam
Islam adalah agama yang diyakini sebagai ajaran yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengatur hubungan antara
10
Sutaat, Persepsi Legislatif Tentang Pembangunan Kesejahteraan Sosial di Daerah, artikel
diakses tanggal
26 Juli
2008 dari
http:www.damandiri.or.idfilesetiabudiipbtinjauanpustaka.pdf
11
Abdul Rahman Saleh dan Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar, h. 89-90.
manusia dengan khaliqnya, hubungan manusia dengan dirinya sendiri dan hubungan antara manusia dengan sesamanya. Hubungan antara manusia
dengan khaliqnya, seperti berakidah dan ibadah, hubungan manusia dengan dirinya sendiri seperti akhlak, makan, dan berpakaian dan hubungan manusia
dengan sesamanya, mencakup masalah muamalat dan sanksi.
12
Sebagai agama terakhir, Islam diketahui memiliki karakteristik yang khas dibandingkan dengan agama-agama yang datang sebelumnya. Melalui
berbagai literatur yang berbicara tentang Islam dapat dijumpai uraian mengenai pengertian agama Islam, sumber dan ruang lingkup ajarannya serta
cara untuk memahaminya. Dalam upaya memahami ajaran Islam, berbagai aspek yang berkenaan dengan Islam itu perlu dikaji secara seksama, sehingga
dapat dihasilkan pemahaman Islam yang komprehensif. Hal ini penting dilakukan, karena kualitas pemahaman ke-Islaman seseorang akan
mempengaruhi pola pikir, sikap dan tindakan ke-Islaman yang bersangkutan. Ada dua sisi yang dapat digunakan untuk memahami pengertian Islam,
yaitu sisi kebahasaan dan sisi peristilahan. Kedua sisi pengertian tentang Islam dapat dijelaskan sebagai berikut:
Dari segi kebahasaan Islam berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata salima
yang mengandung arti selamat, sentosa, dan damai. Dari kata salima selanjutnya diubah menjadi bentuk aslama yang berarti berserah diri masuk
dalam ke damaian.
13
12
Mukhotim el Moekry, Islam Agama Ideologi dan Hukum Jakarta: Wahyu Press, 2003, Cet. Ke-1, h. 1
13
Abduin Nata, Metodologi Studi Islam Jakarta: Raja Grafindo, 2003, Cet. Ke-8, h. 61- 62
Senada dengan pendapat di atas, sumber lain mengatakan bahwa Islam berasal dari bahasa Arab, terambil dari kata salima yang berarti selamat,
sentosa. Dari asal kata itu dibentuk kata aslama yang artinya memelihara dalam keadaan selamat, sentosa, dan berarti pula menyerahkan diri, tunduk,
patuh dan taat. Kata aslama itulah yang menjadi kata Islam yang mengandung arti segala arti yang terkandung dalam arti pokoknya. Oleh sebab itu orang
yang berserah diri, patuh dan taat disebut sebagai orang muslim. Orang yang demikian berarti telah menyatakan dirinya taat, menyerahkan diri dan patuh
kepada Allah SWT. Orang tersebut selanjutnya akan dijamin keselamatannya di dunia dan di akhirat.
14
Dari pengertian kebahasaan ini, kata Islam dekat dengan arti kata agama yang berarti menguasai, menundukkan, patuh, hutang, balasan dan
kebiasaan.
15
Senada dengan itu, Nurcholish Madjid berpendapat bahwa sikap pasrah kepada Tuhan adalah merupakan hakikat dari pengertian Islam. Sikap
ini tidak saja merupakan ajaran Tuhan kepada hamba-Nya, tetapi ia diajarkan oleh-Nya dengan disangkutkan kepada alam manusia itu sendiri. Dengan kata
lain, ia diajarkan sebagai pemenuhan alam manusia, sehingga pertumbuhan perwujudannya pada manusia selalu bersifat dari dalam, tidak tumbuh, apalagi
dipaksakan dari luar, karena cara yang demikian menyebabkan Islam tidak otentik, karena kehilangan dimensinya yang paling mendasar dan mendalam,
yaitu kemurnian dan keikhlasan.
16
14
Nashruddin Razak, Dienul Islam Bandung: Al-Ma’arif, 1977, Cet. Ke-2, h. 56
15
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya Jilid I Jakarta: UI Press, 2008, Edisi II, h. 9
16
Nurcholish Madjid, Islam Doktrin Peradaban: Sebuah Telaah Kritis tentang Masalah Keimanan, Kemanusiaan dan Kemodernan
Jakarta: Paramadina, 2005, Cet. Ke5, h. 426
Dengan pendapatnya itu, Nurcholish Madjid kelihatannya ingin mengajak pembaca untuk memahami Islam dari sisi manusia sebagai makhluk
yang sejak berada dalam kandungan sang bunda sudah menyatakan kepatuhan dan ketundukan kepada Tuhan. Hal yang demikian itu telah diisyaratkan
dalam al-Qur’an surat al-A’raf ayat 172: I6
X Y . Z
K ?[
\ J2 O
T ]KU =CE _` aK
I =C
] bE ` .
2cd =CEFG .
f .
=CO36d -6
B B2O
1 g cd
f 01
6U7 f
5 . B2O
\=
b _
J 12
1h6 1Sij
2X ]
k62 l
Artinya: D
an ingatlah, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa
mereka seraya berfirman: Bukankah Aku Ini Tuhanmu? mereka menjawab: Betul Engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi. Kami
lakukan yang demikian itu agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: Sesungguhnya kami Bani Adam adalah orang-orang
yang lengah terhadap Ini keesaan Tuhan. Q.S. Al-A’raf: 172 Menurut Maulana Muhammad Ali dapat dipahami tentang pengertian
Islam dari firman Allah yang terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 208: 1
UZ Hh
mno g7012
B2 i 2 O
B2 O J12
c6 TFpf
12 ib7018j
89 B2
6qr Fs OuO
v uXwx
12 h6
=Cq W
6 Z
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah
syaitan, sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata. Q.S. Al- Baqarah: 208
Dan juga dapat dipahami dalam surat al-Anfal ayat 61: p6
B2 i
[ Cff
i [11 1z{ |
=V7
cd 012
h6 ]
}J _ff 12
A}6 12
Artinya: dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya
Dialah Tuhan Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Q.S. Al-Anfal: 61
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa Islam dari segi kebahasaan mengandung arti patuh, tunduk, taat dan berserah diri kepada
Tuhan dalam upaya mencari keselamatan dan kebahagiaan hidup baik di dunia mupun di akhirat. Hal demikian dilakukan atas kesadaran dan kemauan diri
sendiri, bukan paksaan atau berpura-pura, melainkan sebagai panggilan dari fitrah dirinya sebagai makhluk yang sejak dalam kandungan sudah
menyatakan patuh dan tunduk kepada Tuhan. Dengan demikian, secara antropologis, perkataan Islam sudah
menggambarkan kodrat manusia sebagai makhluk yang tunduk dan patuh kepada Tuhan. Keadaan ini membawa pada timbulnya pemahaman terhadap
orang yang tidak patuh dan tunduk sebagai wujud dari penolakan terhadap fitrah dirinya sendiri. Demikian pengertian Islam dari segi kebahasaan.
Adapun pengertian Islam dari segi istilah berbeda-beda. Harun Nasution misalnya, mengatakan bahwa Islam menurut istilah Islam sebagai
agama, adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai rasul. Islam pada hakikatnya
membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi, tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia.
17
Sementara itu, Maulana Muhammad Ali mengatakan bahwa Islam adalah agama perdamaian, dan dua ajaran pokoknya, yaitu keesaan Allah dan
kesatuan atau persaudaraan umat manusia menjadi bukti nyata, bahwa agama
17
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, h. 24
Islam selaras benar dengan namanya. Islam bukan saja dikatakan sebagai agama seluruh Nabi Allah, sebagaimana tersebut pada beberapa ayat al-
Qur’an, melainkan pula pada segala sesuatu yang secara tak sadar tunduk sepenuhnya kepada undang-undang Allah, yang terlihat pada alam semesta.
18
Di kalangan masyarakat Barat, Islam sering diidentikkan dengan istilah Muhammadanism dan Muhammedan. Peristilahan ini karena
dinisbahkan pada umumnya agama di luar Islam yang namanya disandarkan pada nama pendirinya. Di Persia misalnya ada agama Zoroaster. Agama ini
disandarkan pada pendirinya Zarathustra wafat 583 SM. Selanjutnya terdapat agama Budha yang dinisbahkan pada tokoh pendirinya Sidharta
Gautama Budha lahir 560 SM. Demikian pula nama agama Yahudi yang disandarkan pada orang-orang Yahudi Jews, asal nama dari negara Juda
Judea atau Yahuda.
19
Penyebutan istilah Muhammadanism dan Muhammedan untuk agama Islam menurut Nashruddin Razak, bukan saja tidak tepat, akan tetapi secara
prinsipil salah. Peristilahan itu bisa mengandung arti bahwa Islam adalah paham Muhammad atau pemujaan terhadap Muhammad, sebagaimana
perkataan agama Budha yang mengandung arti agama yang dibangun oleh Sidharta Gautama sang Budha, atau paham yang berasal dari Sidharta
Gautama. Analogi agama dengan nama-nama lainnya tidaklah mungkin bagi Islam.
20
18
Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, h. 64
19
Nashruddin Razak, Dienul Islam, h. 55
20
Bruce J. Cohen, Sosiologi Suatu Pengantar Jakarta: Rineka Cipta, 1992, Cet. Ke-2, h. 453
Berdasarkan pada keterangan tersebut, maka Islam menurut istilah adalah mengacu kepada agama yang bersumber pada wahyu yang datang dari
Allah SWT, bukan berasal dari manusia, dan bukan pula berasal dari Nabi Muhammad SAW. Posisi Nabi dalam agama Islam diakui sebagai yang
ditugasi oleh Allah untuk menyebarkan ajaran Islam tersebut kepada umat manusia. Dalam proses penyebaran agama Islam Nabi terlibat dalam memberi
keterangan, penjelasan, uraian, dan contoh prakteknya. Namun keterlibatan ini masih dalam batas-batas yang dibolehkan oleh Tuhan.
Dengan demikian, secara istilah Islam adalah agama bagi suatu agama yang berasal dari Allah SWT. Nama Islam memiliki perbedaan yang luar
biasa dengan nama agama lainnya. Kata Islam tidak mempunyai hubungan dengan orang tertentu atau dari golongan manusia atau dari suatu negeri. Kata
Islam adalah nama yang diberikan oleh Tuhan sendiri. Hal demikian dapat dipahami dari petunjuk firman Allah dalam surat al-Imron ayat 19:
Sp6 mno
1012 ~
012 •T dR
€12 Artinya: Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah adalah Islam.
Q.S. Ali Imron: 19 Dan juga dapat dipahami dalam surat al-Maidah ayat 3:
\= X 12
_ .
=CO3 =CO3z~
J _z• .
=CO3Xd ‚ ?
A _
JFƒ K CO3
C dR €12
1~~ J
Artinya: Pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku cukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Ku ridhai Islam itu jadi
agama bagimu. Q.S. Al-Maidah: 3
3. Pengertian Perubahan Sosial