Arah dan Ruang Lingkup Perubahan Pandangan Ulama

jauh dengan begitu cepatnya. Tidak perlu lagi menunggu berhari-hari atau berbulan-bulan untuk mengetahui suatu kejadian. Ini kan berkat kemajuan teknologi di bidang informasi.” 77 Dari berbagai pernyataan yang disampaikan informan di atas, dapat disimpulkan bahwa perubahan dipahami sebagai peralihan dari satu keadaan ke keadaan lainnya atau dari satu wujud ke wujud lainnya. Dalam bidang teknologi, perubahan yang terjadi adalah untuk memudahkan manusia dalam menjalani kehidupan mereka. Seperti penemuan alat transportasi, komunikasi, dan lain sebagainya, adalah ditujukan untuk memudahkan manusia dalam menjalankan segala aktivitasnya.

E. Arah dan Ruang Lingkup Perubahan Pandangan Ulama

Proses perubahan yang terjadi di masyarakat, menjadikan sebagian masyarakat berubah dalam menyikapi perubahan tersebut. Salah satu perubahan yang terjadi adalah sikap masyarakat itu sendiri. Sebelumnya mungkin sebagian masyarakat memandang perubahan sebagai sesuatu yang memang harus terjadi. Karena bagaimanapun juga, manusia sebagai makhluk hidup pasti mengalami perubahan meskipun hanya sebatas pada perubahan usia dan bentuk fisik. Namun demikian, perubahan memberikan dampak kepada masyarakat. Dampak yang terjadi akibat dari perubahan bisa negatif dan bisa pula positif. Salah satu informan, yaitu informan A menyatakan bahwa dampak yang ditimbulkan dari teknologi modern bisa negatif dan bisa pula positif. Jika dinyatakan dalam prosentase, maka dampak yang timbul dari teknologi modern antara yang positif dan yang negatif adalah 50:50. Hal tersebut tergantung dari pemakai teknologi itu sendiri. Jika ingin digunakan untuk kebaikan, maka akan 77 Wawancara pribadi dengan informan S, Bogor tanggal 15 Februari 2009 menghasilkan kebaikan. Sebaliknya, jika digunakan untuk hal-hal yang negatif, tentu hasilnya pun akan negatif. Sebagaimana yang diungkapkan oleh informan A: “Menurut saya dampak yang ditimbulkan oleh teknologi modern itu bisa positif bisa pula negative. Fifty-fifty lah. Hal tersebut tergantung kitanya, bagaimana menggunakan teknologi itu. Seperti handphone misalnya. Kalau kita mau menggunakan untuk hal-hal yang baik seperti belajar membaca al-Qur’an, menambah wawasan agama melalui layanan seluler, maupun untuk mencari pengetahuan dengan cara browsing di internet juga bisa. Sebaliknya, kalau mau buat hal-hal yang buruk, seperti penipuan, pemerasan, perselingkuhan, bahkan yang lebih parah lagi adalah untuk menyimpan gambar-gambar atau video-video porno yang sekarang lagi marak di kalangan remaja.’ 78 Hal yang sama juga diungkapkan oleh informan H. menurutnya apakah teknologi itu berdampak positif atau negatif itu tergantung dari pengguna teknologi tersebut. Meskipun sejak awal ditemukannya teknologi adalah untuk kepentingan manusia, namun dalam perjalanannya teknologi tersebut tidak bisa dilepaskan dari orang yang berada di belakangnya atau yang menggunakannya. Sehingga dengan demikian, dampak yang ditimbulkan oleh suatu teknologi tergantung pengguna itu sendiri. Seperti yang diungkapkannya: “Menurut saya sebuah teknologi yang ada apakah berdampak positif atau negatif itu tergantung dari manusia yang menggunakannya. Meskipun dari awal penciptaan teknologi itu ditujukan untuk kepentingan manusia, tapi kan dalam perjalanannya, manfaat tersebut tidak bisa dilepaskan dari orang yang menggunakannya. Kalau orang sudah punya niat buruk, maka ia akan cenderung memanfaatkan teknologi yang ada juga untuk kepentingan yang buruk. Tapi kalau memang ia punya niat baik dalam menggunakan teknologi yang ada, ia tentu akan menggunakan teknologi tersebut dengan bijaksana.” 79 Sedangkan menurut informan AZ, dampak dari perubahan yang terjadi lebih banyak positifnya. Menurutnya, perubahan dalam teknologi memberikan kemudahan masyarakat dalam beraktivitas. Seperti orang yang bergerak di bidang bisnis. Dengan adanya teknologi tersebut, berbagai kegiatan yang dilakukan akan 78 Wawancara pribadi dengan informan A, Bogor 8 Februari 2009 79 Wawancara pribadi dengan informan H, Bogor tanggal 14 Februari 2009 semakin mudah dan efisien. Selain itu juga teknologi yang ada bisa digunakan untuk bersilaturrahmi antar satu keluarga yang terpisah oleh jarak dan tempat. Meskipun demikian, teknologi yang ada juga bisa berdampak negatif. Seperti penyalahgunaan handphone untuk selingkuh dengan mengadakan janjian di suatu tempat, atau hal-hal lain yang kebanyakan dilakukan oleh kalangan tertentu saja. Seperti yang diungkapkannya: “Perubahan dalam bidang teknologi menurut saya memberikan kemudahan masyarakat dalam beraktivitas. Seperti orang yang bergerak di bidang bisnis. Dengan adanya teknologi tersebut, berbagai kegiatan yang dilakukan oleh orang itu akan semakin mudah dan efisien. Selain itu juga teknologi yang ada bisa digunakan untuk bersilaturrahmi antar satu keluarga yang terpisah oleh jarak dan tempat. Saat orang sudah dewasa dan berkeluarga kan sering kali tidak tinggal dengan orang tua atau saudaranya. Dengan adanya teknologi, maka kita bisa menjalin silaturrahmi, sehingga persaudaraan tidak akan putus. Meskipun demikian, teknologi yang ada juga bisa berdampak negatif. Seperti penyalahgunaan handphone untuk selingkuh dengan mengadakan janjian di suatu tempat, atau hal-hal lain yang kebanyakan dilakukan oleh kalangan tertentu saja.” 80 Hal senada juga diungkapkan oleh informan UM. Menurutnya sejak awal penciptaan suatu teknologi, memang ditujukan untuk memudahkan manusia dalam beraktivitas. Sehingga dengan adanya teknologi tersebut, setiap aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat akan semakin cepat dan efisien sehingga dapat menghemat waktu, tenaga dan lain sebagainya. Namun menurutnya, teknologi tersebut bukan berarti tidak menimbulkan dampak negatif. Ada saja orang yang berusaha untuk menyalahgunakan teknologi yang ada untuk kepentingan yang merugikan orang lain. Seperti yang diungkapkannya: “Menurut saya teknologi itu banyak manfaatnya dari pada mudharatnya. Dari awal orang bikin sesuatu kan memang ditujukan untuk mempermudah segala urusan. Dengan temuan tersebut, maka manusia akan dapat menghemat waktu, tenaga, dana dan lain sebagainya. Ini kan 80 Wawancara pribadi dengan informan AZ, Bogor tanggal 8 Februari 2009 demi kemaslahatan manusia itu sendiri. Namun bukan berarti tidak ada orang yang iseng lho. Pasti ada saja yang berusaha untuk menyalahgunakan teknologi tersebut untuk hal-hal yang merugikan orang lain. Dan kita terkadang susah untuk mencegahnya karena kelemahan yang ada dalam teknologi itu sendiri.” 81 Arah perubahan yang terjadi di masyarakat selalu diharapkan menuju ke yang lebih baik. Tidak ada suatu masyarakat yang ingin berubah ke arah yang lebih buruk, terlebih lagi masyarakat tersebut beragama. Demikian halnya dengan arah perubahan yang terjadi di masyarakat di Desa Cimande Hilir. Mereka mengharapkan arah perubahan yang terjadi di daerah mereka adalah perubahan ke arah yang lebih baik. Seperti yang diungkapkan oleh informan A. Menurutnya, seseorang harus berubah ke arah yang lebih baik, bukan ke arah yang lebih buruk. Karena dalam agama sendiri dianjurkan untuk terus mempertahankan amal-amal yang baik, bahkan dianjurkan untuk meningkatkannya, bukan malah bertambah buruk. Seperti yang diungkapkannya: “Ya tentu saja semua orang ingin berubah menjadi lebih baik. Saya kira tidak ada orang yang ingin menjadi lebih buruk. Dalam agama sendiri kan dianjurkan untuk menjaga amal-amal yang baik, bahkan kalau bisa diperbanyak. Jangan sampai berkurang, sama dengan kemaren saja sudah dianggap rugi. Itulah sebabnya menurut saya, seluruh masyarakat yang ada, khususnya di daerah Cimande Hilir mengharapkan untuk berubah ke arah yang lebih baik.” 82 Adapun ruang lingkup perubahan, beberapa informan memberikan pendapatnya mengenai hal ini. Salah satunya adalah informan M. menurutnya perubahan terjadi dalam berbagai ruang lingkup atau segi kehidupan. Untuk menyebut salah satunya adalah perubahan di bidang ekonomi. Informan M yakin, bahwa setiap makhluk hidup ingin merubah keadaan ekonominya dari yang rendah ke tingkat yang lebih tinggi. Karena dengan kondisi ekonomi yang berada 81 Wawancara pribadi dengan informan UM, Bogor, tanggal 15 Februari 2009 82 Wawancara pribadi dengan informan A, Bogor tanggal 8 Februari 2009 di tingkat yang lebih tinggi, maka seseorang akan lebih mudah dalam memenuhi kebutuhannya. Bahkan agama sendiri menganjurkan untuk bekerja, bukan bermalas-malasan. Sebagaimana yang diungkapkannya: “Menurut saya setiap orang pasti berubah. Mengenai ruang lingkup perubahan, salah satunya adalah dalam bidang ekonomi. Saya yakin, setiap orang pasti ingin keadaan ekonominya meningkat. Karena dengan meningkatnya keadaan ekonomi, maka orang tersebut akan lebih mudah dalam memenuhi kebutuhannya. Kebutuhan orang hidup kan banyak, tidak hanya makan saja. Apalagi di zaman yang serba konsumtif ini, dimana orang-orang banyak terbujuk untuk mengkonsumsi sesuatu dengan berlebih-lebihan. Maka keinginan untuk meningkatkan kondisi ekonomi semakin kuat.” 83 Selain perubahan di bidang ekonomi, pernyataan dari informan lain juga menyatakan bahwa perubahan bisa terjadi di bidang pengetahuan. Seperti yang diungkapkan oleh informan M, menurutnya, seseorang akan mengalami perubahan di bidang pengetahuan. Jika dahulunya orang tersebut tidak mengetahui sesuatu, maka jika ia berusaha ia akan mengetahuinya. cara mendapatkan pengetahuan pun bisa bermacam-macam, seperti sekolah formal, informal, membaca, maupun berdiskusi dengan orang-orang yang lebih pintar. Hal ini yang memacu perubahan di bidang pengetahuan. Seperti yang diungkapkannya: “Menurut saya perubahan yang terjadi di masyarakat, terutama yang terjadi di daerah Cimande Hilir, adalah perubahan di bidang pengetahuan. Seiring dengan semakin majunya berbagai teknologi dan zaman, cara seseorang dalam mengalami perubahan di bidang pengetahuan pun bermacam-macam. Ada yang memperolehnya karena belajar di sekolah formal maupun informal, ada juga yang memperolehnya dari berbagai media yang ada. Selain itu juga ada yang memperoleh pengetahuan dengan cara berdiskusi dengan orang lebih ahli di bidangnya. Ini menurut saya mengapa masyarakat mengalami perubahan di bidang pengetahuan, karena manusia itu sendiri memiliki kemampuan untuk berpikir.” 84 83 Wawancara pribadi dengan informan M, Bogor tanggal 14 Februari 2009 84 Wawancara pribadi dengan informan M, Bogor tanggal 15 Februari 2009 Lebih lanjut informan M menjelaskan bahwa perubahan yang sulit terjadi, meskipun bukan berarti tidak mungkin adalah perubahan di bidang budaya. Menurutnya, kebudayaan yang berlaku di masyarakat sulit berubah. Kalaupun budaya tersebut berubah, hal itu akan berlangsung dalam waktu yang lama. Karena masyarakat cenderung memegang kebudayaannya dan berusaha untuk tidak menerima kebudayaan lain. Meskipun demikian, kebudayaan lain bisa masuk dan menjadi bagian dari budaya mereka karena dengan adanya berbagai media yang menghantarkan budaya tersebut. Seperti yang diungkapkannya: “Kalau hal yang sulit berubah menurut saya adalah budaya. Hal ini bukan berarti budaya tidak bisa berubah. Butuh waktu yang lama untuk merubah suatu kebudayaan yang berlaku di masyarakat. Yang ada adalah budaya masyarakat lain masuk dan menjadi bagian dari budaya masyarakat setempat melalui berbagai media yang ada.” 85 Saat penulis menanyakan tentang perubahan di bidang agama, sebagian informan mengatakan bahwa perubahan tersebut terjadi bukan dengan berpindahnya seseorang dari satu agama ke agama lain, melainkan berubahnya keagamaan seseorang dengan adanya teknologi modern. Jika dahulu seseorang dalam menentukan datangnya waktu shalat dengan memperhatikan matahari, maka sekarang cukup dengan melihat jam. Demikian halnya dengan pelaksanaan ibadah haji. Jika dahulu kalau mau naik haji seseorang harus menempuh waktu yang lama karena masih menggunakan kapal laut, sekarang tidak demikian. Hanya beberapa minggu saja, orang sudah bisa melaksanakan ibadah haji karena adanya pesawat terbang. Yang menarik adalah keengganan masyarakat di daerah Cimande Hilir dalam menggunakan pengeras suara saat beribadah, seperti adzan, iqamah. 85 Wawancara pribadi dengan informan M, Bogor tanggal 15 Februari 2009 Salah seorang informan, yaitu informan A mengatakan bahwa hal tersebut dikarenakan ketakutan masyarakat yang diperoleh dari ulama dari sikap menyombongkan diri dengan beribadah menggunakan pengeras suara atau speaker. Seperti yang diungkapkannya: “Orang sini masih keukeuh tidak mau menggunakan pengeras suara saat beribadah adalah karena mereka takut riya’ atau menyombongkan diri dalam beribadah. Itulah sebabnya di sini masjid atau mushalla tidak ada pengeras suaranya. Namun demikian, selain ibadah mereka tetap menggunakan teknologi kok. Seperti saat hajatan, masyarakat di sini mau menggunakan speaker.” 86 Hal yang sama juga diungkapkan oleh informan M. menurutnya penolakan masyarakat terhadap penggunaan pengeras suara adalah karena ketakutan mereka dari sikap riya dalam beribadah. Namun secara pribadi, informan M tidak menolak kehadiran pengeras suara dalam beribadah. Karena menurutnya, dengan adanya pengeras suara, dapat mensyiarkan agama, atau memberitahukan kepada masyarakat bahwa waktu shalat telah tiba. Seperti yang diungkapkannya: “Menurut saya alasan penolakan masyarakat terhadap pengeras suara dalam beribadah adalah karena ketakutan mereka akan sifat riya’ dalam beribadah. Selain karena hal tersebut sudah berlangsung turun-temurun, juga karena pengetahuan dan sikap keterbukaan mereka. Kalau saya pribadi tidak ada masalah dengan penggunaan pengeras suara saat beribadah. Toh hal tersebut dapat mensyiarkan agama dan juga mengingatkan orang bahwa sudah masuk waktu shalat. Jadi saya kira banyak manfaatnya dibanding mudharatnya menggunakan speaker saat beribadah.” 87 Pernyataan informan S juga tidak jauh berbeda dengan apa yang disampaikan oleh informan M. menurut informan S, mengapa di daerah Cimande Hilir masyarakat masih enggan menggunakan pengeras suara dalam kehidupan beribadah, seperti adzan adalah karena budaya yang berlaku di masyarakat tersebut. Menurut kepercayaan masyarakat Cimande Hilir, pemakaian pengeras 86 Wawancara pribadi dengan informan A, Bogor tanggal 8 Februari 2009 87 Wawancara pribadi dengan informan M, Bogor tanggal 15 Februari 2009 suara dalam beribadah akan menimbulkan perasaan riya atau menyombongkan diri dan berkurangnya kekhusyuan dalam menjalankan ibadah. Seperti yang diungkapkannya: “Kalau ditanya mengenai mengapa masyarakat di sini enggan menggunakan teknolgi seperti pengeras suara dalam kehidupan beragama mereka, menurut saya karena mereka merasa bahwa pengeras suara bukan bagian dari budaya mereka. Selain itu juga mereka masih percaya bahwa menggunakan pengeras suara dalam beribadah akan menimbulkan sikap sombong dan berkurangnya rasa khusyu dalam beribadah. Makanya adik tidak menemukan mushalla atau masjid yang pakai speaker di sini.” 88 Sedangkan informan S sendiri tidak menolak adanya penggunaan speaker dalam beribadah. Karena menurutnya, sikap sombong karena menggunakan speaker itu terlalu mengada-ada. Kalau tidak khusyu, menurut informan S itu tergantung dari keimanan orang itu sendiri. Karena dengan adanya pengeras suara itu, justru umat Islam dituntut untuk dapat mempergunakannya demi tujuan syiar agama Islam. Seperti yang diungkapkannya: “Kalau saya pribadi tidak menolak penggunaan pengeras suara dalam beribadah. Berhubung sudah menjadi kebiasaan di sini, maka saya ikut saja. Tidak perlu dipersoalkan. Masalah khusyu dalam beribadah, itu kan tergantung dari keimanan seseorang. Bahkan menurut saya, umat Islam harus bisa memanfaatkan kemajuan teknologi untuk menyebarluaskan agama Islam. 89 Dari berbagai pernyataan yang disampaikan oleh informan di atas, dapat disimpulkan bahwa perubahan yang terjadi diharapkan mengarah ke hal yang lebih baik, bukannya ke arah yang lebih buruk. Adapun ruang lingkup perubahan, menurut para informan, bisa dalam bidang ekonomi, pengetahuan, maupun agama. 88 Wawancara pribadi dengan informan S, Bogor tanggal 15 Februari 2009 89 Wawancara pribadi dengan informan S, Bogor tanggal 15 Februari 2009

F. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Penerimaan Teknologi