Berdasarkan  pada  keterangan  tersebut,  maka  Islam  menurut  istilah adalah mengacu kepada agama yang bersumber pada wahyu yang datang dari
Allah  SWT,  bukan  berasal  dari  manusia,  dan  bukan  pula  berasal  dari  Nabi Muhammad  SAW.  Posisi  Nabi  dalam  agama  Islam  diakui  sebagai  yang
ditugasi  oleh  Allah  untuk  menyebarkan  ajaran  Islam  tersebut  kepada  umat manusia. Dalam proses penyebaran agama Islam Nabi terlibat dalam memberi
keterangan, penjelasan, uraian, dan contoh prakteknya. Namun keterlibatan ini masih dalam batas-batas yang dibolehkan oleh Tuhan.
Dengan demikian, secara istilah Islam adalah agama bagi suatu agama yang  berasal  dari  Allah  SWT.  Nama  Islam  memiliki  perbedaan  yang  luar
biasa  dengan  nama  agama  lainnya.  Kata  Islam  tidak  mempunyai  hubungan dengan orang tertentu atau dari golongan manusia atau dari suatu negeri. Kata
Islam  adalah  nama  yang  diberikan  oleh  Tuhan  sendiri.  Hal  demikian  dapat dipahami dari petunjuk firman Allah dalam surat al-Imron ayat 19:
Sp6 mno
1012 ~
012 •T dR
€12 Artinya:  Sesungguhnya  agama  yang  diridhai  di  sisi  Allah  adalah  Islam.
Q.S. Ali Imron: 19 Dan juga dapat dipahami dalam surat al-Maidah ayat 3:
\= X 12
_ .
=CO3 =CO3z~
J _z• .
=CO3Xd ‚ ?
A _
JFƒ K CO3
C dR €12
1~~ J
Artinya: Pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku cukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Ku ridhai Islam itu jadi
agama bagimu. Q.S. Al-Maidah: 3
3. Pengertian Perubahan Sosial
Kata  lain  dari  perubahan  adalah  transformasi.  Transformasi  berasal dari bahasa Inggris transformation yang berarti perubahan bentuk rupa atau
menjadi.
21
Kemudian  diserap  ke  dalam  bahasa  Indonesia  dengan  kata transformasi.  Dalam  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia,  transformasi  diartikan
sebagai perubahan rupa, bentuk sifat dan sebagainya.
22
Dalam  terminologi  sosiologis,  transformasi  sosial  sering  diartikan dengan  istilah  perubahan  sosial,  yaitu  suatu  perubahan  secara  menyeluruh
dalam bentuk, rupa, sifat, watak dan sebagainya dalam hubungan timbal balik antar manusia, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok.
23
Setiap  perubahan  yang  terjadi  dalam  struktur  masyarakat  atau perubahan  dalam  organisasi  sosial  masyarakat  disebut  perubahan  sosial.
Perubahan  sosial  berbeda  dengan  perubahan  budaya  kultural.  Karena perubahan  kultural  ini  mengarah  kepada  perubahan  dalam  kebudayaan
masyarakat.  Agar  dapat  membuat  hipotesa  dan  ramalan-ramalan  yang  tepat, maka para sosiolog harus memaklumi adanya perubahan-perubahan sosial dan
budaya.
24
Berbicara  mengenai  perubahan  sosial,  belum  lengkap  bila  tidak melihat  sejarah  perubahan  teknologi  manusia  terlebih  dahulu.  Dapat  dilihat
bahwa  pada  bangsa-bangsa  dan  masyarakat  selalu  terjadi  perubahan- perubahan besar, misalnya:
21
John  M.  Echols  dan  Hasan  Shadily,  Kamus  Inggris-Indonesia  Jakarta:  Gramedia, 1990, Cet. Ke-18, h. 601.
22
Tim  Penyusun  Kamus  Pusat  Pembinaan  dan  Pengembangan  Bahasa,  Kamus  Besar Bahasa Indonesia
Jakarta: Balai Pustaka, 1992, Cet. Ke-2, h. 916
23
Robert H. Lauer, Perspektif tentang Perubahan Sosial Jakarta: Rineka Cipta, 1993, h. 27
24
Bruce J. Cohen, Sosiologi Suatu Pengantar, h. 453
Sebelum Perubahan Sesudah Perubahan
a. Tanah dikerjakan dengan cangkul
b. Pabrik menggunakan peralatan sederhana
c. Perdagangan antar desa
a. Tanah dikerjakan dengan traktor
b. Pabrik menggunakan mesin
c. Perdagangan antar negara
Perubahan-perubahan  itu  semua  tidak  berasal  dari  alam  saja,  tetapi dari  manusia  dan  masyarakat.  Perubahan-perubahan  ini  tidak  terjadi  pada
individu-individu, melainkan pada seluruh masyarakat, mengingat perubahan merupakan  sebuah  fenomena  normal  yang  senantiasa  ada  dan  perubahan
terjadi karena sifat kehidupan masyarakat itu sendiri berubah. Oleh karena itu, perubahan-perubahan ini dinamakan perubahan sosial.
25
Sebagai  sebuah  konsep,  transformasi  merupakan  upaya  pengalihan dari sebuah bentuk yang lama kepada bentuk baru yang lebih mapan. Sebagai
sebuah  proses,  transformasi  adalah  merupakan  tahapan  atau  titik  balik  yang cepat  bahkan  arupt  mendadak  dengan  tiba-tiba  bagi  sebuah  makna
perubahan. Pembicaraan mengenai transformasi sosial termasuk budaya dan politik adalah membicarakan tentang proses perubahan struktur, sistem sosial
dan budaya.
26
Sosiolog  seperti  Kingsley  Davis,  mendefinisikan  transformasi  sosial sebagai  perubahan  dalam  struktur  dan  fungsi  masyarakat.  Misalnya,  dengan
timbulnya  organisasi  buruh  dalam  masyarakat  kapitalis  dan  perubahan- perubahan  organisasi  ekonomi  politik  lainnya.  Sedangkan  Mac  Iver
25
Frans  Wiryanto  Jomo, Membangun  Masyarakat Bandung: Alumni, 1986, Cet. Ke-2, h. 3
26
Umar  Kayam,  “Transformasi  Sosial-Budaya”  dalam  M.  Masyhur  Amin  dan  M.  Najib ed, Agama, Demokrasi dan Transformasi Sosial Yogyakarta: LKPSM, 1993, h. 178
mengartikan transformasi sosial sebagai perubahan hubungan-hubungan sosial atau perubahan keseimbangan hubungan sosial.
27
Gillin,  sebagaimana  yang  dikutip  oleh  Soerjono  Soekanto, mengatakan  bahwa  transformasi  sosial  sebagai  suatu  variasi  dari  cara-cara
hidup  yang  telah  diterima,  baik  karena  perubahan-perubahan  kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena
adanya  difusi  atau  pun  penemuan-penemuan  baru dalam  masyarakat.  Secara singkat,  Samuel  Koenig,  sebagaimana  yang  dikutip  oleh  Soekanto,
mengatakan  bahwa  perubahan  sosial  menunjuk  pada  modifikasi-modifikasi yang  terjadi  pada pola-pola  kehidupan  manusia.  Modifikasi-modifikasi  yang
mana terjadi karena sebab-sebab intern maupun sebab-sebab ekstern.
28
Selanjutnya  ada  teori  yang  melihat  faktor itu  terletak  di  masa  datang sebagai  tujuan  yang  menarik  ke  arah  itu,  atau  terletak  di  masa  sekarang  dan
berperan sebagai penyebab perubahan yang mendorong dari belakang. Seperti kepemimpinan,  karismatik,  teknologi  modern  dan  lainnya.  Ada  pula  teori-
teori  yang  melihat  perubahan  sebagai  proses  bertahap,  atau  sebagai  kejadian yang tiba-tiba.
29
Perubahan masyarakat pada umumnya dapat terjadi dengan sendirinya secara  wajar  dan  teratur,  terutama  apabila  perubahan  itu  sesuai  dengan
pertumbuhan  kepentingan  masyarakat.  Jika  tidak,  biasanya  masyarakat tertutup  terhadap  perubahan  lantaran  khawatir  atau  takut  kalau  stabilitas
kehidupan masyarakat akan terganggu akibat perubahan itu. Akan tetapi pada
27
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar Jakarta: Raja Grafindo, 2002, h. 216
28
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, h. 307
29
Karel  J.  Veeger,  Pengantar  Sosiologi  Jakarta:  Gramdia  Pustaka  Utama,  1992,  Cet. Ke-2, h. 107
kondisi  tertentu  perubahan  masyarakat  tidak  bisa  dihindari,  terutama  jika keadaan  sekarang  dianggap  tidak  berkemajuan  atau  tidak  memuaskan  lagi.
Terjadinya  ketidakpuasan  terhadap  keadaan  sekarang  disebabkan  nilai-nilai, norma-norma  sosial,  pengetahuan  teknologi  yang ada  sekarang  tidak  mampu
memenuhi  berbagai  kepentingan  yang  semakin  kompleks  dan  serba  tak terbatas.  Dalam  keadaan  demikian  cepat  atau  lambat  masyarakat  akan
berubah, mereka akan mencari jalan keluar dari berbagai kesulitannya dengan cara  mengganti  nilai-nilai,  norma-norma,  pengetahuan  dan  teknologi  baru
yang  dianggap  dapat  memenuhi  tuntutan  hidup  sekarang  dan  masa  depan keturunannya. Peluang menuju ke arah perubahan akan semakin besar di kala
masyarakat  lingkungan  sekitarnya  menawarkan  berbagai  metode  dan teknologi  atau  sarana  baru  faktor  ekstern  yang  dianggap  sesuai  dengan
kebutuhan masa sekarang dan masa mendatang.
30
Di  mana-mana  dirasakan,  bahwa  perubahan  masyarakat  adalah  suatu kenyataan, yaitu kenyataan yang dibuktikan oleh gejala-gejala seperti: dengan
personalisasi, adanya frustasi dan apathy kelumpuhan mental, pertentangan- pertentangan  dan  perbedaan  pendapat  mengenai  norma-norma  susila  yang
hingga  kini  dianggap  mutlak.  Memang  ada  atau  tidaknya  suatu  perubahan, yaitu terganggunya keseimbangan di antara kesatuan-kesatuan sosial di dalam
masyarakat hanya dapat dilihat dengan gejala-gejala ini. Tidak semua orang menyambut perubahan sosial dengan gembira dan
secara  positif.  Orang  konservatif  pada  umunya  menyesali  perubahan  dan mempunyai  suatu  nostalgia  ke  tempo  dulu,  sedang  orang  progresif  pada
30
Abdul  Syani,  Sosiologi  dan  Perubahan  Masyarakat  Lampung:  Dunia  Pustaka  Jaya, 1995, Cet. Ke-1, h. 88-89
umumnya  menginginkan  perubahan  yang  terus  menerus.  Generasi  tua  sering tampak konservatif, mereka merasa cemas menyaksikan bahwa perolehan dan
pewarisan  leluhur  yang  ditinggalkan,  dan  merasa  terancam  identitasnya. Sedangkan  generasi  muda  yang  belum  mempunyai  ikatan  emosional  dengan
masa  lampau,  pada  umumnya  bersikap  positif  dan  optimis  terhadap  zaman baru.
31
Sehubungan  dengan  ini  maka  sering  dilupakan  bahwa  dalam kehidupan  manusia  tidak  semua  berubah  serentak,  melainkan  bahwa  sesuai
dengan sifat manusia selalu ada kebutuhan manusia yang tak berubah.
4. Jenis-jenis Perubahan Sosial