Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Proses Bleaching Proses bleaching pemucatan dimaksudkan untuk menghilangkan zat-zat warna

Kabupaten Samosir sebagai salah satu kabupaten termuda di Propinsi Sumatera Utara, sedang berusaha untuk memanfaatkan deposit diatomea yang terdapat di kabupaten tersebut sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan PAD-nya. Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk melakukan studi perbandingan aktivasi tanah diatomea dengan asam dan basa sebagai salah satu upaya di dalam mengusahakan pemanfaatannya di masa yang akan datang. 1.2.Permasalahan Sejauh manakah perbandingan daya serap tanah diatomea yang diaktifkan dengan larutan asam dan basa dalam pemanfaatannya sebagai bleaching agent untuk CPO. 1.3. Pembatasan Permasalahan 1. Pengaktifan tanah diatomea dalam penelitian ini dibatasi dengan menggunakan larutan asam klorida dan natrium hidroksida pada konsentrasi 1, 3, dan 5. 2. Parameter yang ditentukan terbatas pada hanya warna CPO sebelum dan sesudah pemucatan sebagai dasar perbandingan daya serap diatomea yang diaktifkan dengan asam dan basa.

1.4 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui perbedaan daya serap tanah diatomea yang diaktifkan dengan asam dan basa.

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan informasi yang berguna tentang pemanfaatan tanah diatomea yang sudah diaktifkan sebagai pemucat CPO, sehingga sumber daya alam tanah diatomea dapat dimanfaatkan sebagai sumber pendapatan bagi masyarakat ataupun pemerintah.

1.6. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 1.7.Metodologi Penelitian 1. Penelitian ini merupakan eksperimen laboratorium 2. Pengambilan tanah diatomea dilakukan di Desa Tanda Rabun, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir. 3. Crude Palm Oil diperoleh dari Pabrik Kelapa Sawit PTPN II PKS Pagar Merbau, Deli Serdang. 4. Pengambilan data dilakukan berdasarkan pengukuran T pada CPO sebelum dan sesudah dipucatkan dengan tanah diatomea aktif Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fraksi Lempung Tanah Fraksi anorganik tanah terdiri atas fragmen-fragmen batuan dan mineral dalam berbagai ukuran dan komposisi. Meskipun komposisinya beraneka ragam, fraksi- fraksi anorganik umumnya berupa silikat dan oksida. Mereka kadang-kadang dibedakan ke dalam mineral-mineral primer dan sekunder. Berdasarkan ukurannya dikenal tiga fraksi utama yaitu : 1. fraksi kasar 2-0,05 mm yang disebut pasir 2. fraksi sangat halus 0,05-0,002 mm yang disebut debu 3. fraksi sangat halus ‹ 0,002 mm yang disebut lempung Dalam ilmu tanah kita bisa menganggap lempung sebagai suatu koloid, meskipun secara tepatnya ha nyalah fraksi tanah liat › 0,2 μm yang merupakan lempung koloidal. Biasanya dikenal enam tipe silikat tanah berdasarkan susunan tetrahedra SiO 4 1. siklosilikat : lingkar tertutup atau lingkar ganda dari tetrahedra SiO dalam strukturnya : 3 , Si 2 O 5 2. inosilikat : rantai tunggal atau ganda dari tetrahedra SiO 3 , Si 4 O 11 3. nesosilikat : tetrahedra SiO 4 4. filosilikat : lembar tetrahedra Si terpisah 2 O 5 5. sorosilikat : dua atau lebih tetrahedra berangkai Si 2 O 7 , Si 5 O 16 6. tektosilikat : jaringan tetrahedra SiO 2 Tan, Kim. H, 1982

2.1.1 Tanah Diatomea

1. Persamaan Tanah Diatomea Diatomik silika, tanah diatomik, diatomik, silika gel di Eropa, tepung fosil. 2. Pengenalan Tanah Diatomea Nama Kimia : Diatomik Silika Formulasi Kimia : SiO 2 .nH 2 3. Pemaparan Tanah Diatomea Secara Umum O a. awalnya bahan tambang diperoleh dari sisa-sisa fosil mikroskopis yang terbentuk dan berubah menjadi bahan diatomik. Bahan ini mengalami adsorpsi yang cukup tinggi, massa jenis dan pencerahan yang tinggi. b. endapan dari sisa fosil tersebut yang telah menjadi barang tambang selama berabad- abad dan telah digunakan ratusan industri dan pertanian. Ada dua jenis endapan tanah diatomea yaitu air laut dan air tawar. Universitas Sumatera Utara c. air laut tanah diatomea umumnya diproses di Amerika Serikat yang biasanya digunakan sebagai penyaring bir, wine, jus buah dan minyak sayur, yang memiliki pori-pori serta penyaring mikroorganisme. Penyaring kolam renang dan juga tangki ikan memakai bahan ini, dan juga dipakai sebagai bahan aditif makanan hewan. d. air tawar tanah diatomea merupakan bahan tambang yang berasal dari danau kuno yang umumnya berada di Nevada dan Arizona dan idealnya digunakan untuk pertanian karena bentuknya amorf yaitu kristal silika dan adsorpsi yang tinggi. http:www.Eureka’s SySop mailto:hansscharader.tc Penggabungan, penyerapan, massa jenis densitas, sedimen merupakan pembuatan yang sama sekali merupakan bahan silika dari diatomea. Hubungan antara tanah diatomik, silika gel, diatomit serta lumpur diatomik merupakan persamaan kata, yang membedakannya hanyalah dari bentuk saja.Encyclopedia of Science Technology, 1987 Di dalam Bahasa Indonesia belum ada istilah yang tepat “tanah diatomea”. Namunkesepakatan tak tertulis sebutan tanah merupakan terjemahan dari bahasa asing “diatomaceous earth”. Nama lain untuk tanah ini adalah : diatomaceous silica, fossil flour, white peat, molera, desmind earth, randanite, tellurine, kieselgur, diatomite bergmehl, radiolaria earth. Sedang dalam perdagangan sering dipakai nama-nama berlainan separti : celite, filtercal, calatom dan pakatome. Diatomea adalah salah satu jenis mineral opal SiO 2 . nH 2 O, dimana n berarti mengandung jumlah air yang berubah-ubah. Opal merupakan suatu mineral biasa dan memiliki bermacam-macam jenis. Jenis-jenis daripada opal ini adalah opal mulia, opal api, opal susu, opal biasa atau semi opal, batu opal, kayu opal, hialite, geyseritw, diatomea, dan lain-lain. Manurung, M.S, 1994

2.1.2 Asal Mula Tanah Diatomea

Tanah diatomea terbentuk karena sedimentasi kerangka silika dari suatu jenis tanaman air yang termasuk ganggang algae, kelas Bacillariaophyceae dari ordo Bacillariaes. Universitas Sumatera Utara Sedimentasi kerangka ini menumpuk selama berabad-abad sehingga terkadang mencapai ketebalan beratus-ratus meter. Manurung, M.S, 1994 Tanah diatomea juga merupakan gabungan sedimentasi yang berasal dari fosil air tanah dan fosil bahan-bahan tambang dimana memiliki kelenturan yang sama. Lumpur diatomea biasanya sama dengan diatomea yang kaya sedimentasi dan ditemukan pada penggalian bahan tambang dan fosil air tawar. Di Amerika Serikat, timbunan dari tanah diatomea dalam air tawar ditemukan di Nevada, Oregon, Washington, dan Kalifornia Timur. Walaupun diatomea diperoleh dalam lingkungan yang basah, diatomea itu tebal, timbunan aslinya memiliki bahan nutrisi yang lengkap serta kurangnya sedimen non biogenik. Biasanya terjadi ketika nutrisi secara konstan diulangi kembali kemata air dalam tanah. Tanah diatomea dan kelenturannya memiliki karakteristik yang sangat beragam dalam pemakainnya dalam penyaringan menjadi bahan- bahan aditif. Encyclopedia of Science Technology, 1987 Tanah diatomea dapat dijumpai di daerah Kecamatan Simanindo yang meliputi beberapa desa sampai di Kecamatan Pangururan. Tanah diatomea di daerah ini merupakan akumulasi tanah diatomea pada daerah perbukitan dengan kemiringan antara 5 o –10 o arah barat, umumnya berselingan dengan tufa dan aluvial. Berdasarkan pengamatan di lapangan, tanah diatomea berwarna putih cerah, bersifat lunak, pada beberapa lokasi tidak menunjukkan suatu perlapisan, tersingkap jelas pada tebing perbukitan sehingga dapat teramati dengan jelas. Lokasi tanah diatomea ini sebagian besar merupakan lokasi pemukiman dan perladangan dengan perbukitan bergelombang lemah. Menurut J.J.G.Kay,1987, didasarkan atas analisa paleontologi mengatakan bahwa tanah diatomea terdiri atas species cyclotella meneghiana, species synnedra rumpens dan denticulata. Tanah diatomea di daerah ini cukup luas dan tersingkap secara jelas, diperkirakan antara 100.000 – 300.000 m 2 dengan ketebalan bervariasi Universitas Sumatera Utara antara 1–4 meter. Lapisan penutup tanah diatomea ini antara lain soil berwarna hitam dan lapisan tufa pasiran pada beberapa tempat terdapat langsung muncul dipermukaan. Luas penyebaran tanah diatomea yang dapat diamati di lapangan sekitar 4 Ha, dengan variasi ketebalan 1-3,6 m dan berat jenis 0,39. Perhitungan perkiraan cadangan geologi tanah diatomea dilakukan secara sederhana sebagai berikut: Luas 12 Ha = 120.000 m 2 = 432.000 m x 3,6 m tebal rata-rata Berat jenis = 0,39 3 = 432.000 m 3 = 168.480 ton x 0,39 Warna tanah diatomea biasanya putih, terkadang juga abu-abu kekuning- kuningan. Hal ini karena adanya impuritis yang terbawa mengendap. Tanah diatomea ditemukan di beberapa negarakota antara lain di Lompoc, Santa Barbara, Amerika, Aljajair, Rusia dan juga Indonesia. Cadangan tanah diatomea di Indonesia cukup potensial terdapat di Samosir, Pahae dan Porsea, Sumatera Utara, diperkirakan sampai 125 juta m 3 . Sedangkan Pulau Jawa terdapat di Cicurug, Darma, Kendeng, Sangiran dan daerah lainnya yang jumlahnya belum diketahui pasti. Nasril,Ir., 2001

2.1.3 Sifat-Sifat Tanah Diatomea

a. Sifat Fisika Beberapa sifat-sifat fisika yang dimiliki tanah diatomea sebagai berikut : 1. Kekerasan : 1 – 5 skala mohs 2. Berat jenis : 2,1 – 2,2 kecuali yang murni berkisar 0,13-0,45 3. Titik Cair : 1610 o C – 1750 o 4. Indeks Bias : 1,44 – 1,46 C 5. Warna : Putih, abu-abu, kadang-kadang dapat berwarna lain seperti jingga, kemerah-merahan, kekuning-kuningan. 6. Daya Serap : Tinggi 7. Sangat berpori 8. Mudah pecah 9. Mempunyai daya penahan panas Universitas Sumatera Utara b. Sifat Kimia Senyawa dominan yang terkandung dalam tanah diatomea adalah silika SiO 2 . Dalam keadaan murni tanah diatomea mengandung 97 SiO 2 dan selebihnya air. Akan tetapi keadaan ini tidak ditemukan sewaktu masih berupa bahan mentah di alam, karena adanya pengotor yang sering dijumpai seperti besi, aluminium, kalsium, magnesium dan unsur-unsur mikro lainnya. Jenis dan jumlah unsur –unsur yang terkandung dalam tanah diatomea ini akan bergantung dari tempat asalnya. Pengotor yang terkandung dalam tanah diatomea tergantung pada lokasi. Tabel 2.1 Contoh Komposisi Kimia Tanah Diatomea Pada Beberapa NegaraKota No Senyawa Lompoc Calif Mariland Calveet Formatio Nevada Idaho Kenya Soysambu Jepang Nilcate Earth Rusia Kamysh Lov Ural Spanyol Albasite 1 SilikaSiO 2 89,70 79,55 86,00 89,82 84,50 86,00 79,92 88,60 2 Aluminium OksidaAl 2 O 3 3,72 8,18 5,27 1,82 3,06 5,80 0,58 0,62 3 Besi OksidaFe 2 O 3 1,09 2,26 2,12 0,44 1,86 1,60 3,56 0,20 4 Titanium OksidaTiO 2 0,10 0,70 0,21 0,07 0,17 0,22 0,48 0,05 5 PosfatP 2 O 5 0,10 - 0,06 0,13 0,04 0,03 - - 6 Kalsium OksidaCaO 0,3 0,25 0,34 1,26 1,80 0,70 1,43 3,00 7 Natrium OksidaNa 2 0,31 O 1,31 0,24 1,03 1,19 0,48 0,65 0,50 8 Kalium OksidaK 2 0,41 O - 0,29 0,22 0,91 0,53 0,72 0,39 9 Hilang Pijar 3,70 5,80 4,90 4,02 6,08 4,40 4,91 5,20 10 Magnesium OksidaMgO 0,55 1,30 0,39 0,54 0,39 0,29 0,98 0,81 Total 99,98 99,71 99,82 99,35 100 100,05 99,23 99,37 Manurung, M.S., 1994

2.1.4. Penggunaan Tanah Diatomea 1. Sebagai Bahan Penyaring atau Sebagai Bahan Pemutih

Hampir semua zat cair dapat disaring atau dijernihkan dengan tanah diatomea. Banyak dipakai di kilang-kilang minyak bumi, pabrik gula, bir dan lain-lain. Tanah diatomea berfungsi sebagai penyaring atau bahan pemutih harus mempunyai sifat- sifat berikut: a. Tanah diatomea tidak larut dalam zat yang akan disaring. No Mexico Jalisco Algeria Prima Grade Indonesia 1 91,20 58,40 64,8 2 3,20 1,66 12,48 3 0,70 1,55 1,09 4 0,16 0,10 0,49 5 0,05 0,20 - 6 0,19 13,80 1,18 7 1,18 0,96 0,98 8 0,24 0,50 1,12 9 3,60 17,48 14,60 10 0,42 4,57 0,76 99,89 99,22 100,22 Universitas Sumatera Utara b. Kemurniannya harus tinggi, kalau masih ada kotoran di dalamnya harus tidak larut di dalam zat yang akan disaring. c. Kalau ada unsur besi dan aluminium di dalamnya masing-masing maksimum 1,5 dan 6. 2. Bahan Isolasi Panas dan Bunyi Dapat dipakai sebagai bahan isolasi terhadap suhu tinggi dan rendah serta peredam suara. Digunakan dalam lemari es, ruang-ruang pendingin, ketel-ketel uap, gedung pemancar radio dan telepon. Dalam hal ini tidak terlalu banyak diperhatikan sifat kimianya dan kemurniannya akan tetapi yang lebih pentingadalah tanah diatomea sebaiknya sedikit mengandung bahan-bahan yang mudah mengalirkan panas atau getaran suara. Biasanya dipakai dalam bentuk blok alam atau buatan yang dicetak dari serbuk diatomea. 3. Bahan Pengisi Tanah diatomea sebagai bahan pengisi harus dalam keadaan murni, kotoran yang terdapat di dalamnya mungkin merusak dan merubah warna bahan yang diisi. Dipakai untuk bahan pengisi dalam industri cat, karet, plastik, kertas dan lain-lain. 4. Bahan Penyerap dan Pembawa Tanah diatomea mempunyai daya serap yang tinggi, oleh sebab itu digunakan untuk menyerap dan membawa cairan menurut keperluannya.Juga digunakan un tuk membawa gas dalam keadaan tertentu. Banyak pemakaiannya sebagai bahan pembawa nitrogliserin pada dinamit dan sebagai pembawa larutan sulfida untuk pupuk buatan. 5. Bahan Gosok Tanah diatomea sangat baik dipakai sebagai bahan gosok untuk logam. Pada waktu digosokkan cangkang-cangkangnya pecah berbentuk persegi yang memberikan pengaruh yang baik pada gosokan dan juga tidak merusak logam yang digosok walaupun logam itu lunak. Digunakan juga untuk menggosok barang-barang dari perak, alat-alat bedah dan instrumen lainnya serta campuran obat gosok gigi. 6. Laboratorium Kimia Sebagai bahan pendukung dan pembawa katalis di dalam proses-proses kimia, seperti hidrogenasi dan proses Fischer-Tropsah. 7. Bahan bangunan ringan Dipakai dalam pembuatan bahan bangunan yang sifatnya ringan, batu, genteng, campuran beton, mengurangi kandungan air yang berlebih, memperbaiki homogenitas dan meningkatkan daya kekedapan. 8. Sumber Silika Sering digunakan untuk industri keramik, sebagai sumber silika untuk pembuatan barang pecah belah dan kaca. Manurung, M,S., 1994 Universitas Sumatera Utara 2.2. Komposisi Minyak Kelapa Sawit Seperti jenis minyak yang lain, minyak kelapa sawit tersusun dari unsur– unsur C, H, dan O. Minyak sawit ini tediri dari fraksi padat dan fraksi cair dengan perbandingan yang seimbang. Penyusun fraksi padat terdiri dari asam lemak jenuh, antara lain asam miristat, asam palmitat, dan asam stearat. Sedangkan fraksi cair tersusun dari asam lemak tidak jenuh yang tediri dari asam oleat dan asam linoleat. Komposisi tersebut ternyata agak berbeda jika dibandingkan dengan minyak inti sawit dan minyak kelapa. Secara lebih terperinci komposisi asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh yang terdapat pada ketiga jenis minyak nabati tersebut dapat dilihat pada tabel 2.2 di bawah ini : Tabel 2.2. Komposisi Asam Lemak Jenuh Dan Tidak Jenuh Asam lemak Minyak sawit Minyak inti sawit Minyak kelapa Oktanoat Dekanoat Laurat Miristat Palmitat Stearat Oleat Linolaet Linolenat - - - 1-2 32-47 4-10 38-50 5-14 1 2-4 3-7 41-55 14-19 6-10 1-4 10-20 1-5 1-5 8 7 48 17 9 2 6 3 - Tim Penulis PS, 1992 Perbedaan jenis asam lemak penyusunnya dan jumlah dari rantai asam lemak yang membentuk trigliserida dalam minyak sawit dan minyak inti sawit menyebabkan kedua jenis minyak tersebut mempunyai sifat yang berbeda dalam kepadatan. Minyak sawit dalam suhu kamar bersifat setengah padat sedangkan pada suhu yang sama minyak inti sawit berbentuk cair. Weiss, Theodore J., 1983 Selain kandungan senyawa–senyawa asam lemak tersebut di atas minyak sawit juga mengandung senyawa- senyawa seperti karoten, tokoferol, sterol, alkohol, triterpen, fosfolipida, tetapi dalam jumlah yang kecil. Biasanya senyawa ini dihilangkan atau dikurangi di dalam proses pemurnian agar minyak sawit tersebut memenuhi standart mutu di pasaran. Hartley,C.W.S., 1967 2.3. Zat Warna Minyak Zat warna dalam minyak terdiri dari 2 golongan yaitu, zat warna alamiah dan zat warna hasil degradasi zat warna alamiah. 1. Zat warna alamiah Zat warna yang termasuk golongan ini terdapat secara alamiah di dalam bahan yang mengandung minyak dan ikut terekstrak bersama minyak pada proses ekstraksi. Zat warna tersebut antara lain terdiri dari α dan β karoten, xanthofil, klorofil, dan anthosyanin. Zat warna ini menyebabkan minyak berwarna kuning, kuning kecoklatan kehijau-hijauan dan kemerah-merahan. Universitas Sumatera Utara Pigmen berwarna merah jingga atau kuning disebabkan oleh karotenoid yang bersifat larut dalam minyak. Karoten merupakan persenyawaan hidrokarbon tidak jenuh dan jika minyak dihidrogenasi maka karoten akan terhidrogenasi sehingga warna kuning akan berkurang. 2. Warna akibat degradasi komponen kimia yang terdapat dalam minyak. Warna gelap disebabkan oleh proses oksidasi terhadap tokoferol. Jika minyak bersumber dari tanaman hijau maka zat klorofil akan turut terekstrak bersama minyak dan klorofil tersebut akan sulit dipisahkan dari minyak. Ketaren, S., 1985 2.4. Beta Karoten Beta karoten adalah salah satu zat antioksidan yang terdapat pada berbagai buah- buahan seperti wortel, kentang dan juga peach. Inherent β-karoten adalah kandungan β-karoten awal pada CPO yang diproses tanpa pemanasan berlebihan. Varietas, tingkat kematangan dan interaksi keduanya sangat nyata mempengaruhi kandungan inherent β-karoten pada CPO yang dihasilkannya. Berdasarkan kandungan inherent β-karoten pada CPOnya, varietas kelapa sawit PPKS dapat digolongkan menjadi 3 kelompok : 1. varietas Karoten Rendah, yaitu varietas yang CPOny a mengandung inherent β- karoten lebih rendah dari 500 ppm meliputi varietas DxP Simalungun. 2. varietas karoten sedang, yaitu varietas yang CPOnya mengandung inherent β- karoten 500-1000 ppm pada buah fraksi matang 3. varietas karoten tinggi yaitu varietas mempun yai inherent β-karoten lebih dari 1000 ppm. http:www.iopri.orgindex.php Minyak sawit kasar CPO mengandung sekitar 500-700 ppm karoten dan merupakan bahan pangan sumber karoten alami terbesar. Oleh karena itu CPO berwarna merah jingga. Warna kuning sampai merah minyak sawit mentah disebabkan oleh kandungan pigmen karotenoid. Karotenoid terdiri atas 5 xantofil dan 95 karoten yang menurut Maclellan, 62 merupakan beta karoten, 29 alfakaroten dan 4 gamma karoten. Alfa dan beta karoten dalam bahan pangan berperanan sebagai pemberi warna dan prekusor vitamin A. http:tumoutou.net3_sem1_012asriani_htm

2.5. Proses Bleaching Proses bleaching pemucatan dimaksudkan untuk menghilangkan zat-zat warna

dalam minyak mentah, misalnya karotenoid yang berwarna merah atau kuning. Warna minyak mentah dapat berasal dari warna bawaan minyak atau warna yang timbul pada proses pengolahan CPO menjadi minyak goreng. Proses bleaching yang digunakan adalah proses bleaching adsorpsi. Proses ini menggunakan zat penyerap adsorben yang memiliki aktivitas permukaan yang tinggi untuk menyerap zat warna. Adsorben juga dapat menyerap zat yang memiliki sifat Universitas Sumatera Utara koloidal. Adsorben yang paling sering digunakan adalah tanah pemucat bleaching earth dan arang. Arang sangat efektif dalam menghilangkan pigmen warna merah, hijau dan biru, tetapi karena harganya mahal maka dalam pemakaiannya biasanya dicampur dengan tanah pemucat dengan jumlah yang disesuaikan terhadap jenis minyak mentah yang dipucatkan. http:www.situshijau.co.id Pemucatan minyak menggunakan adsorben umumnya dilakukan dalam ketel yang dilengkapi dengan pipa uap. Minyak yang akan dipucatkan dipanaskan pada suhu sekitar 105 o C selama 1 jam. Penambahan adsorben dilakukan pada minyak mencapai suhu 70-80 o C, dan jumlah adsorben kurang lebih sekitar 1-1,5 dari berat minyak. Selanjutnya minyak dipisahkan dari adsorben dengan cara penyaringan menggunakan kain tebal atau pengepresan dengan filter press. Minyak yang hilang karena proses ini kurang lebih 0,2-0,5 dari minyak yang dihasilkan setelah dibleaching pemucatan. Bleaching clay merupakan sejenis tanah liat dengan komposisi utama terdiri dari SiO 2 , Al 2 O 3 , air terikat serta ion kalsium, magnesium oksida dan besi oksida. Daya pemucat bleaching clay disebabkan karena ion Al 3+ pada permukaan partikel adsorben dapat mengadsorpsi partikel zat warna. Daya pemucat tersebut tergantung dari perbandingan komponen SiO 2 dan Al 2 O 3 dalam bleaching clay. Adsorben yang terlalu kering menyebabkan daya kombinasinya dengan air telah hilang sehingga mengurangi daya penyerapan terhadap zat warna. Aktivasi adsorben dengan asam mineral misalnya HCl atau H 2 SO 4 akan mempertinggi daya pemucatan karena asam mineral tersebut larut atau bereaksi dengan komponen berupa tar, garam Ca dan Mg yang menutupi pori-pori adsorben. Disamping itu asam mineral melarutkan Al 2 O 3 sehinggga dapat menaikkan perbandingan jumlah SiO 2 dan Al 2 O 3 dari 2 – 3 : 1 menjadi 5 – 6 : 1. Aktivasi menggunakan asam mineral akan menimbulkan 3 macam reaksi yaitu sebagai berikut:

a. Mula-mula asam akan melarutkan komponen Fe