Permasalahan Pencemaran di laut terus meningkat, maka perlu upaya penanggulangannya yang lebih Tujuan Penelitian Hipotesis Isolat bakteri penghasil biosurfaktan memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam Komposisi Kimia Minyak Solar

mikroorganisme yang merupakan senyawa kompleks dengan struktur yang bermacam macam. Biosurfaktan dapat dihasilkan oleh mikroorganisme prokariot maupun eukariot. Bakteri penghasil biosurfaktan antara lain Pseudomonas aeroginosa, P. flouroscens. Bacillus sereus, B. thuringiensis, B. sphaericus. Biosurfaktan ini dihasilkan pada permukaan sel mikroba atau dieksresikan ke lingkungan yang dapat membantu melepaskan senyawa hidrokarbon dalam senyawa organik dan meningkatkan konsentrasi senyawa hidrokarbon dalam air melalui pelarutan ataupun emulsifikasi. Biosurfaktan mengandung gugus hidrofobik dan hidrofilik yang berfungsi menurunkan tegangan permukaan molekul Banat, 1995. Produksi biosurfaktan oleh bakteri sering dikaitkan dengan kemampuan bakteri dalam menggunakan senyawa hidrokarbon sebagai substratnya. Mikroorganisme dengan produksi biosurfaktan yang besar pada umumnya mempunyai kemampuan yang besar juga dalam menguraikan senyawa hidrokarbon, mikroorganisme yang demikian sangat berpotensi dalam mengurangi pencemaran minyak yang terdapat di laut Fiecher, 1992.

1.2 Permasalahan Pencemaran di laut terus meningkat, maka perlu upaya penanggulangannya yang lebih

ramah lingkungan. Hal ini dapat dilakukan secara biologi yaitu melalui proses biodegradasi. Bakteri yang telah diisolasi dari laut terbukti menghasilkan biosurfaktan dan mampu menguraikan senyawa hidrokarbon nafthalen yaitu penelitian dari saudara Warsito 2009. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana potensi bakteri penghasil biosurfaktan dalam mendegradasi minyak solar.

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui kemampuan isolat bakteri penghasil biosurfaktan dalam mendegradasi minyak solar. Universitas Sumatera Utara

1.4. Hipotesis Isolat bakteri penghasil biosurfaktan memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam

mendegradasi minyak solar. 1.5. Manfaat Penelitian Sebagai bahan informasi mengenai potensi bakteri isolat lokal pendegradasi minyak solar, agar dapat dilakukan penelitian lanjutan yang menitikberatkan pada aplikasi secara langsung ke lingkungan yang tercemar oleh minyak. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komposisi Minyak Bumi Minyak bumi mengandung 50-98 komponen hidrokarbon dan non hidrokarbon. Kandungannya bervariasi tergantung pada sumber minyak. Minyak bumi mengandung senyawa karbon 83,9-86,8, hidrogen 11,4-14, belerang 0,06-8,0, nitrogen 0,11-1,7 dan oksigen 0,5 dan logam Fe, Cu, Ni, 0,03. Terdapat empat seri hidrokarbon minimal yang terkandung di dalam minyak bumi, yaitu seri n- paraffin n-alkana yang terdiri atas metana CH 4 , aspal yang memiliki atom karbon C lebih dari 25 pada rantainya, seri iso-paraffin isoalkana yang terdapat hanya sedikit dalam minyak bumi, seri neptena sikloalkana yang merupakan komponen kedua terbanyak setelah n-alkana, dan seri aromatik. Komposisi senyawa hidrokarbon pada minyak bumi berbeda bergantung pada sumber penghasil minyak bumi tersebut Pertamina, 2009.

2.2 Komposisi Kimia Minyak Solar

Minyak solar merupakan salah satu fraksi dari minyak bumi yang diperoleh dengan cara destilasi, berwarna kuning kecoklatan yang jernih, berupa cairan dalam suhu rendah, biasa disebut Gas Oil, Automotive Diesel Oil atau High Speed Diesel Pertamina, 2009. Minyak solar mengandung 38 n-alkana, 38 alkana rantai cabang dan sikloalkana, 3 isoprenoid, 20 senyawa aromatik dan 1 senyawa polar Gaylarde et al., 1999. Jumlah atom permolekulnya 15-18 dan selang titik didihnya 300-400 o C. Kegunaan minyak solar pada umumnya adalah sebagai bahan bakar bagi mesin diesel dengan rotasi medium atau rendah 300-1000 rpm dan juga digunakan untuk pembakaran secara langsung pada dapur kecil Pertamina, 2009. Universitas Sumatera Utara

2.3 Fraksi-Fraksi Minyak Bumi