Biodegradasi anaerob lebih mudah didapatkan, karena mikroorganisme ini bersifat insitu yang dapat digunakan untuk dekontaminasi tanah, sedimen dan air
tanah yang terkontaminasi hidrokarbon petroleum. Proses pemecahan senyawa hidrokarbon secara aerob belum sepenuhnya diteliti. Diketahui bahwa benzena,
toluene, etil benzena, dan xylen BTEX dapat didegradasi tanpa O
2
di air tanah yang terkontaminasi Johnson et al., 2003. Senyawa ini bersifat karsinogenik dan
mutagenik pada manusia sehingga dapat berbahaya bagi kesehatan. Senyawa hidrokarbon ini juga dapat menganggu fungsi organ organ tubuh manusia seperti otak,
sistem saraf, hati dan jantung. Senyawa ini juga bersifat rekalsitran, artinya sulit untuk mengalami perombakan di alam, baik di darat maupun di air, sehingga dapat
membahayakan biota laut Fahruddin, 2004.
2.9. Biosurfaktan
Bakteri perombak senyawa hidrokarbon merupakan bakteri yang mampu menghasilkan biosurfaktan dan menggunakan hidrokarbon petroleum sebagai satu-
satunya sumber karbon dan energi Cerniglia, 1992. Biosurfaktan dapat dipergunakan untuk mempercepat remediasi lingkungan yang tercemar oleh tumpahan minyak bumi,
yaitu dengan meningkatkan daya kelarutan minyak bumi. Selanjutnya minyak bumi dedegradasi oleh sel-sel mikroorganisme, melalui pembentukan butiran-butiran
minyak bumi misel yang terdispersi dalam air Duvnjak et al., 1983. Selain untuk remediasi, biosurfaktan juga dapat dimanfaatkan dalam teknologi
MEOR untuk meningkatkan perolehan minyak bumi. Beberapa surfaktan kimia sintetik yang sering digunakan seperti sulfonat atau lignosulfonat memiliki beberapa
kelemahan seperti harganya mahal dan tidak mempunyai kemampuan degradasi Fiechter, 1992 Peningkatan produksi biosurfaktan memerlukan nutrisi yang
optimum. Menurut Cooper 1984, bahwa substrat hidrokarbon sangat diperlukan untuk meningkatkan produksi biosurfaktan ekstraseluler, dibandingkan dengan
substrat yang lainnya seperti glukosa. Selain itu jumlah biosurfaktan yang dibentuk dipengaruhi pula oleh jenis sumber karbon, temperatur, pH dan aerasi. Menurut
Universitas Sumatera Utara
Rahman et al.,1989, sumber karbon dan nitrogen merupakan komponen yang utama salam suatu media kultur, karena sel-sel mikroba dan berbagai produk fermentasi
sebagian besar terdiri dari unsur karbon dan nitrogen.
Tabel 2.9 Mikroba penghasil biosurfaktan dan jenis biosurfaktan yang dihasilkan.
No Spesies mikroba
Jenis Biosurfaktan
1. Pseudomonas aeroginosa Glikolipid rhamnosa lipid
2. Pseudomonas sp. DSM 2874 Glikolipid rhamnosa lipid
3. Arthrobacter paraffineus Sukrosa dan fruktosa glikolipid
4. Pseudomonas flourescens Rhamnosa lipid
5. Pseudomonas sp. MUB Rhamnolipid
6. Acinetobacter sp. HO1-N Asam lemak, mono dan gliserida
7. Bacillus subtilis Lipoprotein
8. Nocardia erythropolis Lemak netral
2.10 Dampak Pencemaran Minyak Bumi
Pencemaran minyak bumi yang terjadi pada ekosistem perairan selain dapat merusak lingkungan biota air di bawahnya, dapat juga mengganggu kesehatan manusia. Bahan
pencemar tersebut sangat sulit untuk diatasi, apabila sudah menempel pada partikel padat seperti tanah, pasir, sedimen dan tumbuh-tumbuhan. Beberapa cara telah
dilakukan untuk menanggulangi pencemaran ini, diantaranya dengan fotooksidasi, penguapan, dan penggunaan surfaktan kimia Van Dyke et al., 1991. Pemakaian
beberapa surfaktan kimia dapat menyebabkan masalah bagi lingkungan, karena sifatnya yang resisten untuk dapat dipecah secara biologi dan sangat toksik saat
terakumulasi dalam suatu ekosistem alam Fiechter, 1992. Salah satu cara penanggulangan pencemaran minyak bumi yang aman dan ramah lingkungan adalah
dengan menggunakan biosurfaktan yang dihasilkan oleh mikroba pendegradasi minyak bumi. Selain dapat membantu peningkatan degradasi minyak bumi juga tidak
toksik terhadap lingkungan, sehingga keberadaan biosurfaktan dapat menjadi alternatif pengganti senyawa senyawa surfaktan kimia yang berfungsi pengaktif
permukaan air Van Dyke et al., 1991.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
BAHAN DAN METODA
3.1. Waktu dan Tempat