adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana masyarakat Jepang memandang Burung bangau Tsuru dalam
kehidupan mereka menjalani tugas mereka sehari-hari. 2.
Bagaimana perkembangan masyarakat Jepang melestarikan burung bangau tsuru lebih jauh di Jepang.
1.3. Ruang Lingkup Pembahasan
Penulis dalam penulisan skripsi ini membatasi ruang lingkup pembahasan pada pandangan orang Jepang dalam memprioritaskan objek
burung bangau yang dianggap hal yang sangat penting. Bahwasannya burung bangau merupakan burung yang kuat, manis dan cantik yang selalu
setia seumur hidupnya, sehingga orang Jepang merasa beribu-ribu burung bangau akan membawa pengharapan yang baik.
1.4. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori
1.4.1 Tinjauan Pustaka
Jepang merupakan negara sekumpulan pulau-pulau yang dikelilingi oleh samudra dan lautan. Jepang merupakan salah satu negara kepulauan
yang mempunyai banyak keindahan kebudayaan yang tetap terpelihara
Universitas Sumatera Utara
dan dilestarikan sejak dahulu sampai sekarang. Disamping itu Jepang juga mempunyai adat istiadat yang tetap terjaga dari zaman dahulu
hingga masa sekarang ini.
Peristiwa kepercayaan ini dapat dilihat dari banyaknya perayaan yang dilaksanakan oleh masyarakat Jepang ini. Adanya berbagai macam
perayaan dan festival-festival yang diadakan setiap acara baik acara penikahan, acara pembukaan usaha dan upacara-upacara khusus lainnya
David Krestan, 1990:143
Melihat dari makna arti burung bangau Tsuru maka tidak akan lepas dari kata keindahan dan karya seni. Contoh-contoh karya seni burung
bangau tsuru dalam lukisan adalah Crane and Pines by a Stream, yang dipersembahkan pada zaman Edo tahun 1854 dengan cetakan blok kayu,
tinta dan warna cat oleh Utagawa Hiroshige I Japanese 1797-1858. Lukisan “Pine, Plum and Cranes yang dilukis pada tahun 1759 AD oleh
Shen Quan 1682-1760. Hasil karya ini sangat terkenal dan sekarang ini dinikmati di Palace Museum di Beijing. Selain dari lukisan, ada juga cerita
tentang burung bangau dalam bentuk novel, legenda dan cerita rakyat atau disebut sebagai foklore. Contoh lukisan terkenal lainnya adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. The Pine tree the Crane Crane matsu ni Tsuru
2. Tsuru Hiroshige 1857
3. Tsuru Ohara Koson in Woodblock
Sedangkan contoh pada keindahannya dapat ditemukan pada pakaian tradisional Jepang Kimono yang banyak terdapat gambar
corak burung bangau Tsuru. Selain itu ada juga yang menulis cerita burung tsuru berdasarkan Haiku syair yakni Haiku “Tsuru” yang
ditulis oleh Yoshiko Yoshino Selected Haiku oleh Yoshiko Yoshino, 2001
Ada juga suku bangsa lain seperti di Jepang, China, Korea yang menciptakan tarian-tarian alunan gaya burung bangau. Karena dalam
diri Burung bangau mempunyai gerak-gerik yang indah, anggun, gerakan yang istimewa dalam mengepakkan sayapnya, mempunyai sifat
yang lembut, sifat yang selalu setia pada penolongnya, dan mempunyai mahkota merah seperti kobaran luapan api yang membara. Oleh sebab
itu ada yang menyebutnya sebagai Burung Bangau bermahkota merah Red Crown Crest, yang bersumber dari Wertheimer Moulan, 2001:86.
Universitas Sumatera Utara
Kepercayaan ini juga terdapat pula hubungan antara religi agama dan kebudayaan. Sedangkan kebudayaan dan religi agama juga
mempunyai hubungan yang sangat erat dengan manusia. Segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang
dimiliki oleh masyarakat itu sendiri Melville J.Herskovits dan Brosnislaw Malinowski dalam Cultural Determinism. Dalam
pandangannya kebudayaan merupakan segala sesuatu yang turun temurun dari suatu generasi ke generasi lain atau sebutan lainnya adalah
Superorganic. Kebudayaan juga mengandung struktur-struktur sosial, religius dan segala penyataan intelektual dan artistik suatu ciri khas
masyarakat.
Kebudayaan adalah sesuatu yang semiotik atau bersifat semiotik yang artinya hal-hal yang berhubungan dengan symbol yang tersedia di
depan umum dan dikenal serta diberlakukan oleh masyarakat yang bersangkutan. Tanda-tanda atau lambang dalam gambar dapat dilihat
dari jenis tanda yang digolongkan dalam semiotik, salah satunya adalah simbol Geertz 1992:5.
Strategi kebudayaan adalah memposisikan sistem kebudayaan itu dengan tepat dan benar. Menurut Prof. Dr. Koentjaraningrat, ada tujuh
Universitas Sumatera Utara
sistem kebudayaan. Yang pertama dan yang paling mendasar adalah sistem religi. Sistem religi ini sebagai sistem kebudayaan yang pertama
untuk memberikan landasan moral dan mental pada proses sistem kebudayaan yang lainnya. Demikian juga dengan sistem kebudayaan
yang lainnya. Seperti sistem kesenian. Berkesenian itu hendaknya sebagai media untuk mengekspresikan kebenaran dan kesucian dan
menghasilkan keindahan yang benar-benar indah. Pengembangan kesenian dengan mengabaikan kebenaran dan kesucian justru dapat
merusak kehidupan itu sendiri. Misi kesenian yang demikian akan gagal membangun kehalusan jiwa manusia. Agama mengarahkan hidup, ilmu
memudahkan hidup sedangkan seni menghaluskan jiwa.
Perhatian terhadap bahan mengenai keagamaan religi itu sangat besar. Ada dua hal yang menyebabkan perhatian yang besar itu, yaitu:
1. Upacara keagamaan dalam kebudayaan suatu suku bangsa
biasanya merupakan unsur kebudayaan yang tampak paling lahir.
2. Bahan etnografi mengenai upacara keagamaan diperlukan
untuk menyusun teori-teori tentang asal-mula religi.
Universitas Sumatera Utara
Masalah asal-mula dari suatu unsur universal seperti religi, artinya masalah mengapa manusia percaya kepada adanya suatu kekuatan gaib
alam yang dianggapnya lebih tinggi daripadanya dan mengapa manusia itu melakukan berbagai hal dengan cara-cara yang beraneka warna,
untuk berkomunikasi dan mencari hubungan dengan kekuatan-kekuatan tadi. Hubungan-hubungan itu dapat kita temukan
dari sifat-sifat dan karakter dari burung tsuru itu sendiri.
Dalam memecahkan soal asal mula dari suatu gejala, sudah jelas orang akan melihat kepada apa yang dianggapnya sisa-sisa dari
bentuk-bentuk tua dari gejala itu. Dengan demikian bahan etnografi mengenai upacara keagamaan dari berbagai suku bangsa di dunia
sangat banyak diperhatikan dalam usaha penyusunan teori-teori tentang asal mula agama.
Emosi keagamaan itulah yang mendorong orang melakukan tindakan-tindakan yang bersifat religi. Emosi keagamaan menyebabkan
sesuatu benda, sesuatu tindakan atau sesuatu gagasan, mendapat suatu nilai keramat atau Sacred Value dan dianggap keramat. Demikian juga
benda-benda dan tindakan-tindakan serta gagasan-gagasan yang biasanya tidak keramat, yang biasanya profane, tetapi apabila dihadapi
Universitas Sumatera Utara
manusia yang dihinggapi oleh emosi keagamaan, seolah-olah terpesona, maka benda-benda, tindakan-tindakan serta gagasan-gagasan tadi
menjadi keramat.
Apabila mengatakan kekuatan gaib alam maka Burung bangau juga mempunyai arti dalam fengshui fuusui dalam bahasa Jepang. Burung
bangau tsuru mempunyai arti dalam fengshui di setiap negara, artinya tidak beda jauh antara negara lain di asia dan di Jepang. Oleh karena itu
masyarakat percaya akan burung bangau yang membawakan berkah pada masyarakat Jepang.
1.4.2 Kerangka Teori