Burung Bangau Tsuru dalam karya sastra

bangau itu menjadi dekorasi interior dan eksterior yang indah. Hasilnya dipajang di atap dan juga di tangga pusat belanja di Serpong, Indonesia. Muri memberikan penghargaan kepada Grace sebagai pembuat origami terbanyak Bersumber oleh Nurvita Indarini, 07042008.

2.3 Burung Bangau Tsuru dalam karya sastra

Sampai kini di Asia, burung bangau ini disimbolkan sebagai lambang kesetiaan, kemujuran, kasih sayang dan panjang umur. Di China burung bangau mahkota merah ini dikenal sebagai “Burung Penyelamat” yang sering dimunculkan dalam cerita legenda yang sering dimunculkan diperankan sebagai binatang yang memberi tumpangan seperti kuda, yang dinaiki oleh tuannya. Dalam legenda Jepang masyarakat Jepang harus menghormati adanya burung bangau karena burung ini dapat hidup selama beribu-ribu tahun. Burung bangau sering ditampilkan dalam cerita rakyat Jepang. Sejak zaman dahulu ada pepatah Jepang yang berbunyi “burung bangau akan hidup seribu tahun dan kura-kura akan hidup sepuluh ribu tahun”, walaupun secara pasti tidak ada bukti bahwa burung bangau bisa hidup sampai 1000 tahun. Universitas Sumatera Utara Kecantikan burung bangau dan kekaguman berdansa sewaktu mereka berteman menitik-beratkan simbol burung bangau di berbagai kebudayaan dengan catatan yang dikutip sejak dahulu kala. Sering kita temukan juga dalam lukisan-lukisan yang terdapat lukisan burung bangau dan lukisan kura-kura. Kedua binatang ini mempunyai arti yang hampir mirip, yaitu hidup beribu-ribu tahun dan biasanya dimuat juga dengan gunung Horaizan pada latar belakang lukisan ini, dimana gambar ini melukiskan wilayah ini merupakan wilayah keabadian dan selalu awet. Dalam cerita-cerita legenda kaum ibu-ibu masyarakat Jepang selalu meminta burung bangau ini mengawasi anaknya dengan kata-kata berikut: ……O Flock of heavenly Cranes Cover my child with your wings…… Artinya, ……Oh, wahai burung bangau Lindungi anakku dengan sayapmu…. Universitas Sumatera Utara Pada gambar tradisional di Jepang, burung bangau sering digambarkan sedang hinggap di dahan pohon pinus, padahal burung bangau merupakan burung yang hidup di atas tanah dan tidak pernah hinggap di dahan pohon. Kemungkinan besar para pelukis menggambar burung bangau sebagai pengganti ayam atau burung kuntul yang sedang hinggap di dahan pohon. Bersumber dari http:www.ancientsites.comawarticle837161 . Contoh cerita rakyat dari cerita burung bangau yaitu “Balas Budi Burung Bangau”, yang menceritakan tentang seorang pemuda yang telah melepaskan seekor burung bangau yang terjerat perangkap dari perangkat itu, bangau itu sangat gembira dan berputar-putar di atas kepala pemuda itu sebelum terbang ke angkasa. Sesampai dirumah, nampak seorang gadis yang sedang berdiri di depan rumahnya. Gadis itu melayaninya dan meminta pemuda untuk menjadikannya sebagai seorang istri. Pemuda itu merasa sangat bahagia dan menjadikannya sebagai istri. Suatu hari sang istri menyuruh sang suami untuk membelikannya benang karena ia ingin menenun. Sang istri berpesan untuk tidak mengintipnya sewaktu dia menenun. Tetapi pesan itu tidak didengarkannya karena cemas terhadap sang istri yang makin lama kondisi badannya makin kurus, lalu dia mengintip ruangan tenunan itu, dilihatnya Universitas Sumatera Utara ternyata seekor burung bangau sedang mencabuti bulunya untuk ditenun menjadi kain, sehingga bulu burung bangau itu hampir gundul. Sang istri sadar akan pengintipannya, dan berubah kembali menjadi burung bangau. Cerita ini menceritakan bahwa burung bangau ini menjelma menjadi orang untuk membalaskan budi Dikutip dari dongeng 1001 malam. Blogspot.com200303balas budi burung bangau.html Yasunari Kawabata 14 Juni 1899 – 16 April 1972 adalah seorang novelis Jepang yang prosa liriknya membuat ia memenangkan Penghargaan Nobel dalam Sastra pada 1968, Ia menjadi orang pertama yang memperoleh penghargaan tersebut. Karya-karyanya hingga kini masih dibaca bahkan di dunia Internasional. Yasunari Kawabata bekerja sebagai penulis dan ia juga bekerja sebagai wartawan di Mainichi Shinbun di Osaka dan Tokyo. Setelah berakhirnya Perang Dunia II, kesuksesan Yasunari Kawabata dari novel terkenal yang berjudul “Negeri salju 1934” berlanjut dengan novel yang berjudul “Seribu Burung Bangau Senbazuru” sekitar tahun 1949-1952, yang menceritakan tentang cinta yang bernasib malang akibat penyerangan di Hiroshima Nara Sumber dari Okubo Takaki, Minerva Shobo, 2004. Universitas Sumatera Utara Tomoji Ishizuka 20 September 1906 – 08 Febuari 1984 adalah seorang penulis novel dan Haiku puisi. Tomoji Ishizuka lahir di prefektur Niigata pada tahun 1906. Untuk mengarang Haiku puisi dia mengabungkan dirinya dengan Hasegawa Reiyoshi. Kemudian dia menemukan majalah puisi Haiku yang berjudul “Tsuru Crane pada tahun 1937. Puisi anthology lainnya meliputi Iso Kaze Beach Wind, Kojin light Dust, dan Tamanawaa Sho. Tomoji Ishizuka meninggal pada tahun 1986 tepat di usia 79 tahun. Dikutip dari http:www.city.kamakura.kanagawa.jpbunkabunjinrokuishizuka_e.htm Universitas Sumatera Utara BAB III RELIGI MASYARAKAT JEPANG DAN BURUNG BANGAU TSURU

3.1 Burung Bangau dalam Shintoisme