BAB III
RELIGI MASYARAKAT JEPANG DAN BURUNG BANGAU TSURU
3.1 Burung Bangau dalam Shintoisme
Masyarakat Jepang dewasa ini mempunyai beranekaragam agama dengan ciri-ciri khas masing-masing tetapi perkembangan agama tersebut
hanya sebuah kepercayaan. Agama Shinto benar-benar mempunyai peranan dan pengaruh yang kuat bagi kalangan masyarakat Jepang. Kegiatan religi
yang berlangsung pada suatu daerah akan dilaksanakan menurut kepercayaan yang dianut oleh penduduk daerah tersebu Ito Nobuo,
1999:132.
Ajaran Shinto yang secara halfiah berarti “jalan para dewa”. Shin juga dibaca sebagai “Kami”. Ini adalah istilah untuk para dewa-dewi, jiwa para
leluhur, setan dan jiwa alam seperti binatang, tumbuhan dan lain-lain. Shinto mulai dikenal pada periode Yayoi 300 SM. Shinto adalah agama
asli orang Jepang pada masa lampau, dan masih dilaksanakan sampai saat ini dengan dilakukan banyak modifikasi terutama karena pengaruh dari
ajaran Buddha dan Konghucu. Shinto pada saat ini lebih banyak diperingati
Universitas Sumatera Utara
dalam bentuk ritual dan festival-festival keagamaan. Tempat pemujaan Shinto disebut Shrines tempat suci sedangkan untuk agama Buddha
disebut “Temple kuil.
Adapun beberapa dewa-dewi, mahkluk gaib, roh-roh, setan yang dipuja dalam Shinto antara lain: Naga mahluk sejenis ular, Dosojin, Ebisu salah
satu dewa keberuntungan Jepang, dewa hachiman, Henge, Kappa, Kitsune Roh Serigala, Oinari Roh Serigala, Shishi Singa, Ssu-ling Empat
Binatang Pelindung, Tanuki Sejenis Dewa Anjing, Tengu. Pada intinya konsep Shinto adalah pemujaan kepada para dewa, jiwa para leluhur, jiwa
para binatang, para dewa pelindung keluarga, jiwa alam Lima Unsur. Kelima unsur ini sangat berhubungan dengan makhluk hidup yang hidup di
alam seperti burung bangau. bersumber dari George Podesta, 1996:94.
Kamus Shinto menjabarkan KAMI sebagai berikut:
“KAMI bisa mengacu kepada keagungan, kekeramatan, spiritual, dan keajaiban dari sifat atau energi dari suatu tempat, dan benda, makhluk
gaib dari mitologi local maupun kerajaan, roh-roh dari alam dan tempat, para pahlawan yang dipuja, leluhur, penguasa, dan negarawan”.
Di Jepang terdapat sebuah teori yang bernama “Honji Suijaku”
Universitas Sumatera Utara
diciptakan untuk menjelaskan hubungan antara Kami dari Shinto dan para Buddha dan Boddhisatva dari Buddhisme yang memiliki arti inti hakekat
mendasar dan perwujudan penjelmaan. Teori “Honji Suijaku” mengatakan bahwa sesungguhnya Kami dari Shinto adalah perwujudan sementara dari
para Buddha dan Boddhisatva. Sedangkan teori “Honji Suijaku” merupakan perwujudan hakekat sesungguhnya.
Aliran shinto ini berhubungan dengan Shamanistic dan Animistic. Shamanistic artinya dewa dari ilmu kebahtinan yang berkenaan dengan roh
sedangkan Animistic adalah dewa yang berhubungan dengan objek-objek yang ada di alam berupa tanaman dan binatang yang ada di alam. Di
samping itu juga meliputi kesuburan penganut, nenek moyang, pahlawan serta penganut-penganut yang ada di alam bersumber dari, Ryusaku
Tsunoda, Wm Theodore de Bary, Donald Keene, 1964:21.
Dewi Matahari Sun Goddess yang terdapat pada mitologi Jepang, yang belakangan diadopsi menjadi seorang dewa pelindung dalam Buddhisme.
Menurut catatan sejarah tertua yang disebut sebagai Kojiki dan Nihon Shoki, adalah pemimpin makhluk gaib dan juga leluhur dari keluarga
kerajaan. Kojiki, yaitu catatan tentang hal-hal Kuno dan Nihon Shoki, yaitu sejarah negeri Jepang
Universitas Sumatera Utara
Kepercayaan adalah suatu sistim religi atau keyakinan yang dianut oleh suatu masyarakat atau kelompok masyarakat tersebut. Shinto dasarnya
merupakan agama yang mempercayai keberadaan pada setiap objek-objek alam. Kepercayaan Agama Shinto berkaitan erat dengan keharmonisan
pada alam yaitu berkaitan dengan flora dan fauna yang perlahan-lahan berkembang menjadi tradisi dalam masyarakat Jepang Noma Seiroku,
1967:13
Bangau kertas merupakan salah satu desain origami yang sangat populer di dunia sejak dari sejarah legenda yang mengatakan bahwa barang siapa
yang dapat melipat 1000 ekor bangau kertas maka harapannya akan terpenuhi. Origami ini menjadi simbol perdamaian salah satunya karena
legenda ini dan karena seorang gadis Jepang yang bernama Sadako Sasaki. Dia merupakan salah satu korban bom atom “Hiroshima” seorang
“Hibakusha”, yang artinya salah seorang yang selamat dari kejadian pemboman itu. Nara sumber dari Robin Allot, 1865:86.
Asal usul tentang burung bangau kertas, dahulu kala origami digunakan untuk mengkaji tessalation dan untuk mempelajari bentuk geometri yang
terdapat pada kertas. Tetapi hari ke hari bentuk hewan seperti burung pajarita burung kecil ini dilipat yang berasal dari masyarakat arab Nara
Universitas Sumatera Utara
sumber dari Papiroflexia 1995:23. Sekilas burung itu terlihat seperti burung bangau, maka hingga kini orang menyebutnya sebagai burung
bangau.
3.2 Burung Bangau dalam Buddhisme.