Kelembagaan dan Administrasi Dalam Masyarakat Petani

ekonomi dari Dunia Ketiga menyebabkan keterbelakangannya, sementara hal yang sama merupakan salah satu, jika bukan satu-satunya, faktor yang mendorong lajunya pembangunan di negara maju. Dengan kata lain, keterbelakangan di negara Dunia Ketiga dan pembangunan di negara sentral tidak lebih tidak kurang sebagai dua aspek dari satu proses akumulasi modal yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya polarisasi regional di dalam tatanan ekonomi dunia yang global ini. Kelima, keadaan ketergantungan dilihatnya sebagai suatu hal yang mutlak bertolak-belakang dengan pembangunan. Bagi teori dependensi, pembangunan di negara pinggiran mustahil terlaksana. Teori dependensi berkeyakinan bahwa pembangunan yang otonom dan berkelanjutan hampir dapat dikatakan tidak mungkin dalam situasi yang terus-menerus terjadi pemindahan surplus ekonomi ke negara maju.

2.3. Kelembagaan dan Administrasi Dalam Masyarakat Petani

Setiap masyarakat hidup dalam bentuk dan dikuasai oleh lembaga-lembaga tertentu. Yang dimaksudkan lembaga institution di sini adalah organisasi atau kaidah-kaidah, baik formal maupun informal, yang mengatur perilaku dan tindakan anggota masyarakat tertentu baik dalam kegiatan-kegiatan rutin sehari-hari maupun dalam usahanya untuk mencapai tujuan tertentu. Lembaga-lembaga dalam masyarakat desa ada yang bersifat asli berasal dari adat kebiasaan yang turun temurun tetapi ada pula yang baru diciptakan baik dari dalam maupun dari luar masyarakat desa. Lembaga-lembaga adat yang penting dalam pertanian misalnya pemilik tanah, jual beli dan sewa menyewa tanah, bagi hasil, gotong royong, koperasi, arisan dan lain-lain. Lembaga-lembaga ini mempunyai Universitas Sumatera Utara peranan tertentu yang diikuti dengan tertib oleh anggota-anggota masyarakat desa, di mana setiap penyimpangan akan disoroti dengan tajam oleh masyarakat. Adapun aspek kelembagaan yang mempunyai peranan sangat penting dalam pertanian dan pembangunan pertanian yaitu administrasi pemerintahan, pendidikan dan penyuluhan, kegiatan gotong royong dan lain-lain, faktor sosial budaya yang mempunyai pengaruh dalam pembangunan pertanian Mubyarto, 1989:51-52. Administrasi yang baik merupakan kunci dari berhasilnya program-program kebijaksanaan pemerintah. Berdasarkan penelitian Guy Hunter dalam Mubyarto 1989:53-54 yang dilakukannya di India menyimpulkan bahwa persoalan administrasi pembangunan pertanian pada pokoknya menyangkut empat hal yaitu: 1. Koordinasi di dalam tindakan-tindakan administrasi pemerintah dalam rangka melayani keperluan petani yang bermacam-macam seperti informasi- informasi pertanian, bantuan teknik, investasi dan persoalan kredit, pemasaran dan lain-lain. 2. Pola hubungan yang senantiasa berubah antara jasa-jasa yang dapat diberikan oleh pemerintah dengan jasa-jasa para pedagang atau koperasi. 3. Masalah mendorong partisipasi petani dan penduduk desa dalam keseluruhan usaha pembangunan pertanian. 4. Masalah kelembagaan yaitu keperluan akan lembaga-lembaga dan organisasi- organisasi tetentu pada tahap pembanguna yang senantiasa berubah. Universitas Sumatera Utara

2.4. Persoalan Modal dan Kredit Dalam Pertanian