Menurut pak Regar, keberadaan tengkulak disatu sisi membantu petani yang sedang membutuhkan modal, amun disisi lain tengkulak juga sangat
merugikan petani karena selain bunga pinjaman yang ditetapkan dan harus dikembalikan, petani juga harus menjual hasil panennya kepada tengkulak
tempat mereka meminjam modal tersebut. Sebenarnay memnjam modal pada tengkulak itu jelas sangat
merugikan para petani, tapi terkadang petani tidak punya pilihan dan tidak menyadari kerugian yang ditimbulkan, kalaupun mereka menyadarinya, mereka
tetap tidak punya pilihan kearena kalau pinjam mosal pada pihak pemerintah ataupun bank, terlalu banyak syarat dan prosedur yang menurut petani hal itu
sangat menyulitkan. Hal itu disebabkan karena tingkat pengetahuan dan tingkat pendidikan patani yang rata-rata masih sangat rendah. Oleh sebab itu para
petani lebih memilih tengkulak untuk meminjam modal dibandingkan pihak bank ataupun pemerintah, hal itulah yang membuat keberadaan tengkulak di
desa Kampung Mesjid ini tetap eksis dan makin berkembang.
4.3. Interpretasi Data Penelitian 4.3.1. Pola Hidup Petani dan Pemilik ModalTengkulak
a. Pola Hidup
Pola hidup merupakan seluruh aktifitas sehari-hari yang nampak berulang-ulang secara terus-menerus sehingga menampakkan suatu bentuk
yang terpola di kalangan para petani maupun pemilik modaltengkulak. Pola hidup ini dapat dilihat dari aneka ragam dan bentuk-bentuk kegiatan yang
Universitas Sumatera Utara
dilakukan di dalam rumah serta di luar rumah setiap hari. Pengamatan terhadap aneka ragam kegiatan dengan bentuknya sendiri itu dibarengi dengan
pemahaman mendalam mengenai norma dan nilai-nilai yang berlaku dalam berbagai bentuk aktifitas kehidupan sehari-hari tersebut. Pemahaman mengenai
pola hidup ini untuk mengetahui apakah pola hidup tersebut dapat mendorong atau menghambat potensi maupun aktualisasi potensi di tengah-tengah
kehidupan masyarakat. Pola hidup petani dan pemilik modaltengkulak dapat diamati dari beberapa segi, antara lain : pola penggunaan waktu setiap hari;
pola menabung; maupun cita-cita hidup.
b. Pola Menabung
Menabung uang sudah menjadi hal yang umum bagi masyarakat yang tinggal di daerah pertanian tidak terkecuali bagi masyarakat Desa Kampung
Mesjid. Berbeda dengan masyarakat pertanian padi di Pulau Jawa yang menggunakan lumbung padi sebagai tempat menyimpan hasil panen,
masyarakat desa Kampung Mesjid lebih memilih menyimpan uang ketimbang hasil panen. Dalam menabung, sebagian kecil masyarakat desa ini yang
memilih lembaga keuangan, seperti bank atau koperasi, sedangkan sebagian besar masyarakat lainnya lebih memilih menyimpan uangnya di rumah. Mereka
beralasan bahwa uang tersebut dapat segera digunakan apabila dibutuhkan dan
uang yang disimpan jumlahnya tidak terlalu besar.
Sebaliknya, pemilik modaltengkulak lebih memilih menyimpan uangnya di bank dengan alasan keamanan dan keuntungan. Dari hasil
Universitas Sumatera Utara
wawancara, banyak keuntungan yang bisa diperoleh dari menabung uang di bank. Salah satunya adalah kemudahan mendapatkan fasilitas kredit dari bank
tempat menabung. Beberapa informan pemilik modaltengkulak beralasan memilih menabung di bank untuk mempermudah mengirim uang kepada
anaknya yang bersekolah di luar daerah tersebut.
c. Pandangan Hidup Sekarang dan Masa Depan