katalis PSS 8 menunjukkan kandungan trigliseridanya memenuhi standard baku mutu sedangkan kandungan monogliserida dan digliseridanya lebih dari baku
mutu.
4.2 Hasil Uji Fisis
Hasil pengujian sifat fisika terhadap konversi FAME dari minyak jarak pagar dengan konsentrasi katalis PSS 4 dan 8 dengan waktu yang sama
6 jam diperoleh pada hasil penelitian ini juga terhadap penelitian sebelumnya Sihotang, P dan Ritonga, M seperti tabel dibawah ini :
Tabel 4.2 Hasil Uji Fisis Biodiesel dari Minyak Jarak Pagar
Katalis PSS Viscositas
40 ˚C cSt
Densitas 40
˚C gr cm
3
Bilangan Iod
gI
2
100g Cloud
Point ˚C
Kadar Air
Flash Point
˚C 4
Ritonga,M
19,76 0,9
67,14 1
0,0906 36
4 Sihotang, P
19,26 0,9
67,33 1,5
0,0736 36
8 6,79
0,734 67,21
-1 158
Standard Biodiesel
SNI 2,3 – 6,0
0,85 – 0,89 Maks.115
Maks. 18
Maks. 0,05
Min. 100
Dari hasil uji sifat fisika : viscositas, densitas, bilangan Iod, cloud point, kadar air dan flash point dengan katalis PSS 8 memberikan hasil yang lebih baik dari
hasil penelitian menggunakan katalis PSS 4 dan mendekati standard biodiesel SNI. Sifat fisika yang memberikan hasil yang lebih baik dan mendekati standard
biodiesel SNI pada penggunaan katalis 8 ialah: bilangan Iod, cloud point, kadar air dan flash point yang berada pada rentang standard biodiesel SNI, sedangkan
sifat fisika viscositasnya diatas standard biodiesel SNI sebesar 0,79 cSt dan sifat
Universitas Sumatera Utara
fisika densitasnya dibawah standard biodiesel SNI sebesar 0,116 grcm
3
namun masih berada dalam rentang standard biodiesel SNI.
4.3 Viscositas
Dari hasil pengujian yang dilakukan terhadap Biodiesel turunan minyak jarak pagar dengan PSS 8, maka hubungan antara viscositas pada suhu 40
C dengan Metil Ester, Monogliserida dan Trigliserida terhadap hasil
penelitian sebelumnya dengan katalis PSS 4 dapat dilihat dari grafik dibawah ini :
19,76.PSS 4 19,26.PS S 4
6,79.PSS 8 0,0000
5,0000 10,0000
15,0000 20,0000
25,0000
14,99 65,56
93,35
V is
c o
si ta
s 4
C cS
t
Metil Ester
Gambar 4.1 Grafik Hubungan Antara Viscositas dengan Metil ester
Viscositas biodiesel tinggi karena adanya ikatan hidrogen antar molekuler dalam asam diluar gugus karboksil. Viscositas merupakan sifat biodiesel yang paling
penting karena viscositas mempengaruhi kerja system pembakaran bertekanan. Semakin rendah viscositas maka biodiesel tersebut semakin mudah untuk
dipompa dan menghasilkan pola semprotan yang lebih baik Islam, M.,2004. Menurut SNI, nilai viscositas kinematik biodiesel yang diperbolehkan adalah 2,3
cSt – 6,0 cSt pada suhu 40 C. Hasil penelitian menunjukkan nilai viscositas lebih
tinggi dari SNI biodiesel.
Universitas Sumatera Utara
6,79.PSS 8 19,76.PSS 4
19,26.PSS 4
0,0000 5,0000
10,0000 15,0000
20,0000 25,0000
0,348 1,031
1,16 V
is co
si ta
s 4
C cS
t
Monogliserida
Gambar 4.2 Grafik Hubungan Antara Viscositas dengan Monogliserida
Viscositas biodiesel yang lebih tinggi dipengaruhi oleh kandungan trigliserida yang sudah bereaksi dengan metanol, komposisi asam lemak penyusun metil
ester, serta senyawa seperti monogliserida dan gliserida yang mempunyai polaritas dan bobot molekul yang cukup tinggi selain itu, kontaminasi gliserin
juga mempengaruhi nilai viscositas biodiesel Bajpai, D and Tyagi, V.,2006.
6,79.PSS 8 19,26.PSS 4
19,76.PSS 4
1,0000 2,0000
4,0000 8,0000
16,0000 32,0000
0,685 19,893
63,2821 V
is co
si ta
s 4
C cS
t
Trigliserida
Gambar 4.3 Grafik Hubungan Antara Viscositas dengan Trigliserida
Hasil menunjukkan mol metanol, suhu reaksi dan rasio katalis merupakan faktor yang berpengaruh nyata terhadap viscositas. Suhu reaksi yang tinggi dapat
memacu laju reaksi transesterifikasi seiring meningkatnya konstanta laju reaksi. Tinggi viscositas pada grafik diatas menandakan reaksi pembentukan metil ester
tidak berjalan tuntas, jika reaksi tidak berjalan tuntas akan terdapat banyak trigliserida yang tidak dapat diubah menjadi metil ester Ketaren. S.,2008.
Keadaan ini berdampak pada tingginya nilai viscositas karena trigliserida lebih
Universitas Sumatera Utara
kental dari metil ester, oleh karena itu viscositas sekaligus mengindetifikasikan kesempurnaan reaksi transesterifikasi.
Nilai viscositas yang lebih rendah pada hasil penelitian ini menghasilkan metil ester yang lebih tinggi dan trigliserida yang dihasilkan lebih rendah yang
menunjukkan kesempurnaan reaksi transesterifikasi Knote, G.,2005. Hasil penelitian ini disebabkan meningkatnya jumlah metanol untuk
mempengaruhi keseimbangan sehingga reaksi bergeser kearah pembentukan produk, yaitu jumlah trigliseriga, monoglisrida yang sedikit yang akan
membentuk metil ester yang lebih besar produk yang sesuai dengan prinsip reaksi transesterifikasi dalam 3 tahap. Jumlah metanol yang ditingkatkan
menghasilkan viscositas yang paling rendah Keera, S dan Sabagh, M.,2010.
4.4 Densitas