1.2 Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yakni : 1. Bagaimana perubahan sifat fisika hasil transesterifikasi pada kondisi PSS
8 dibandingkan dengan hasil transesterifikasi PSS 4 . 2. Apakah kandungan metil ester mempengahi sifat fisika seperti : viscositas,
densitas, bilangan Iod, titik kabut Cloud Point, kadar air dan titik nyala Flash Point.
1.3 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah yakni : pengujian sifat fisika dari FAME yang dihasilkan dari proses transesterifikasi dengan katalis
PSS 8 dalam metanol 1 : 12 mol.
1.4 Tujuan Penelitian
Untuk menguji sifat fisika dari metil ester yaitu mengetahui nilai viskositas, densitas, titik kabut Cloud Point, bilangan iod, kadar air dan titik nyala Flash
Point pada
hasil transesterifikasi
dengan katalis
PSS 8
dengan metanol 1 : 12 mol.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Untuk meningkatkan pendayagunaan minyak jarak pagar. 2. Hasil penelitian dapat memberikan informasi ilmiah kepada kemajuan
ilmiah tentang bahan polimer asam yang berdaya guna pada reaksi transesterifikasi minyak jarak pagar.
Universitas Sumatera Utara
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biodiesel
Bahan bakar biodiesel dikembangkan pada tahun 1890 oleh penemu Rudolph Diesel, yaitu mesin diesel menjadi mesin pilihan untuk daya, keandalan
dan ekonomi bahan bakar tinggi diseluruh dunia. Biodiesel biofuel adalah nama ester berbasis bahan bakar ester lemak yang secara umum didefenisikan sebagai
ester monoalkil terbuat dari minyak nabati, seperti minyak kedelai, canola atau minyak rami, lemak hewan melalui proses transesterifikasi yang sederhana.
Sumber energi terbarukan ini mengefisienkan minyak diesel pada mesin diesel yang dimodifikasikan. Rudolf Diesel sangat yakin dengan pemanfaatan bahan
bakar biomassa
untuk menjadi
mesin masa
depan. http:biodiesel.rain-
barrel.netrudolf-diesel .
Biodiesel merupakan sumber energi alternatif pengganti solar yang
terbuat dari minyak tumbuhan atau lemak hewan. Biodiesel diperoleh dari reaksi minyak tanaman trigliserida dengan alkohol yang menggunakan katalis basa
pada suhu dan komposisi tertentu, sehingga dihasilkan dua zat yang disebut alkil ester umumnya metil ester atau yang sering disebut biodiesel dan gliserol.
Proses reaksi
ini disebut
disebut dengan
transesterifikasi Zhang, G and Liu, X.,2005.
Untuk mengantisipasi keadaan ketergantungan energi penuh pada minyak bumi yang bercadangan terbatas dan dampaknya pada lingkungan maka Protokol
Kyoto menyarankan penggunaan energi biofuel yaitu bioetanol dan biodiesel sebagai salah satu alternatif yang dapat mengurangi emisi gas SO
2
, NO
x
, CO
2
dan partikulat
sehingga laju
efek global
warning dapat
berkurang Hammond, G.,2008.
Universitas Sumatera Utara
Biodiesel adalah biofuel, suatu ester asam lemak FAME yang diturunkan dari minyak atau lemak nabati maupun melalui proses transesterifikasi agar dapat
mencapai viscositas tertentu sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel. Penggunaan biodiesel sebagai energi sangat memberikan keuntungan besar
terutama terhadap lingkungan dibandingkan dari penggunaan minyak bumi sebagai energi, karena tidak mengandung belerang sehingga tidak memberikan
emisi gas SO
2
pada proses pembakaran. Bahan ini mudah terurai biodegradable dalam lingkungan berair dengan kecepatan lebih dari 98 dalam 28 hari
sehingga cukup baik dari segi lingkungan. Penggunaan biodiesel cukup sederhana, dapat terurai biodegradable, tidak beracun, sehingga tidak menghasilkan
karbondioksida ke atmosfer, serta emisi yang rendah. Bahan bakar alternatif ini tidak menggunakan modifikasi mesin tertentu untuk penggunaannya, dan
menghasilkan energi yang sama dengan bahan bakar diesel umum. Dibandingkan bahan bakar diesel fosil, biodiesel lebih bersih dan dapat juga dipakai sebagai
bahan campuran petrodiesel untuk mengurangi potensi pencemaran udara. Keuntungan pemakaian biodiesel dibandingkan dengan bahan bakar solar fosil
ialah : Biodiesel diproduksi dari bahan pertanian, sehingga dapat diperbaharui, penggunaan biodiesel 100 pada mesin diesel dapat mengurangi emisi gas CO
2
sebanyak 75 diatas minyak solar, biodiesel memiliki nilai cetana yang tinggi, volatile rendah dan bebas sulfur, ramah lingkungan karena tidak ada emisi SO
x
, meningkatkan nilai produk pertanian Indonesia, memungkinkan diproduksi dalam
sekala kecil menengah sehingga bisa diproduksi dipedesaan, menurunkan ketergantungan
suplai minyak
dari negara
asing dan
fluktuasi harga,
biodegradabel, jauh lebih mudah terurai oleh mikroorganisme dibandingkan minyak mineral, pencemaran akibat tumpahnya biodiesel pada tanah dan air
teratasi secara alami Mukhibin.,2010. Pada perinsipnya, proses pembuatan biodiesel sangat sederhana. Biodiesel
dihasilkan melalui proses yang disebut reaksi esterifikasi asam lemak bebas atau reaksi transesterifikasi trigliserida dengan alkohol dengan bantuan katalis dan dari
reaksi ini akan dihasilkan metil esteretil ester asam lemak dan gliserol :
Universitas Sumatera Utara
katalis Minyak lemak + alkoholmetanol
biodiesel + gliserol Reaksi transesterifikasi adalah reaksi ester untuk menghasilkan ester baru
yang mengalami penukaran posisi asam lemak Swern, D.,1982. Transesterifikasi dapat menghasilkan biodiesel yang lebih baik dari proses mikroemulsifikasi,
pencampuran dengan petrodiesel atau pirolisis Ma, F and Hanna, M.,2001. Reaksi transesterifikasi untuk memproduksi biodiesel tidak lain adalah reaksi
alkoholisis, reaksi ini hampir sama dengan reaksi hidrolisis tetapi menggunakan alkohol. Alkohol berlebih digunakan untuk memicu reaksi pembentukan produk
Khan, A.,2002. Komposisi yang terdapat dalam minyak nabati terdiri dari trigliserida-
trigliserida asam lemak mempunyai kandungan terbanyak dalam minyak nabati, mencapai sekitar 95, asam lemak bebas Free Fatty Acid atau biasa disingkat
dengan FFA, monogliserida dan digliserida, serta beberapa komponen-komponen lain seperti phosphoglycerides, vitamin, mineral, atau sulfur. Bahan-bahan mentah
pembuatan biodiesel adalah :Trigliserida-trigliserida, yaitu komponen utama aneka lemak dan minyak lemak, asam-asam lemak, yaitu produk samping industri
pemulusan ferining lemak dan minyak-minyak Mittelbach, M.,2004.
2.2 Monogliserida, Digliserida, Trigliserida dan Total Gliserol