Pengaruh Penyuluhan Terhadap Sikap Pedagang Gorengan Tentang Bahaya

intervensi yang diberikan merupakan proses pendidikan kesehatan yang bertujuan merubah perilaku yang dipengaruhi banyak faktor. Salah satu faktornya adalah metode yang diberikan pada waktu penyuluhan seperti metode pendekatan perorangan dan pembagian leaflet. Kelebihan metode pendekatan perorangan adalah responden akan lebih terbuka dalam menceritakan masalah yang dialaminya karena penyuluh akan berhubungan secara langsung dengan responden. Begitu juga dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati, dkk 2006 tentang efektifitas leaflet diabetes melitus modifikasi terhadap pengendalian kadar gula darah menyimpulkan bahwa penggunaan leaflet dapat meningkatkan pengetahuan penderita DM tipe-2 yang sebelumnya memiliki pengetahuan rendah.

5.2 Pengaruh Penyuluhan Terhadap Sikap Pedagang Gorengan Tentang Bahaya

Penggunaan Kertas Koran Bekas Sebagai Kemasan Gorengan Sebelum dilakukan penyuluhan, sikap pedagang gorengan masih sedang. Pada Gambar 4.4 menunjukkan bahwa pada umumnya tingkat sikap pedagang gorengan tentang bahaya penggunaan kertas koran bekas sebagai kemasan gorengan sebelum diberikan penyuluhan masih kategori sedang. Hal ini dapat disebabkan oleh jarangnya para pedagang mendapatkan informasi tentang bahaya penggunaan kertas koran bekas sebagai kemasan gorengan. Selain itu, pendidikan pedagang yang sebagian besar hanya tamat SLTP mengakibatkan pengetahuan dan sikap pedagang tentang bahaya penggunaan kertas koran bekas sebagai kemasan gorengan menjadi masih kurang. Penelitian Harahap 2006, menunjukkan bahwa pendidikan formal seseorang mempengaruhi tingkat pengetahuannya dimana semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuan untuk menyerap informasi Universitas Sumatera Utara pengetahuan praktis dalam lingkungan formal maupun non formal terutama melalui media massa. Setelah dilakukan penyuluhan, terjadi peningkatan sikap pada pedagang gorengan. Dengan kata lain, peningkatan sikap pada kelompok perlakuan disebabkan oleh penyuluhan bahaya penggunaan kertas koran bekas sebagai kemasan gorengan. Perubahan sikap ini pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor pengetahuan dan keyakinankepercayaan yang didapatkan dari hasil penginderaan, yang salah satunya didapatkan dengan proses belajar. Seperti yang disebutkan oleh Azwar 2007 bahwa banyak faktor yang mempengaruhi orang untuk bersikap yaitu pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor emosi dalam diri individu tersebut. Berdasarkan Tabel 4.5 hasil analisis dengan menggunakan paired sample t-test diperoleh jumlah rata-rata skor sikap pedagang gorengan pada pre-test sebesar 7,77 dan post-test sebesar 10,86, nilai t hitung 6,933 dengan nilai probabilitas 0,001 p0,05. Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan secara nyata rata-rata sikap pedagang gorengan sebelum dan sesudah penyuluhan. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa ada pengaruh penyuluhan dengan metode pendekatan perorangan dan leaflet terhadap sikap pedagang gorengan tentang bahaya penggunaan kertas koran bekas sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan. Dalam penggunaan metode penyuluhan ini diperkuat oleh penelitian Rajagukguk 2007 tentang pengaruh promosi konsumsi sayur dan buah terhadap perilaku ibu rumah tangga, dimana ada perubahan signifikan konsumsi sayur dan buah sesudah Universitas Sumatera Utara dilakukan penyuluhan. Begitu juga penelitian yang dilakukan Sari 2008, tentang pengaruh penyuluhan Kadarzi terhadap pengetahuan dan sikap tentang Kadarzi serta tentang pola konsumsi pangan pada ibu hamil di Nagari Cupak Kecamatan Gunung Talang Kabupaten Solok menyimpulkan bahwa penyuluhan yang disertai dengan pemberian leaflet dapat memberikan pengaruh terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil. 5.3 Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tindakan Pedagang Gorengan Tentang Bahaya Penggunaan Kertas Koran Bekas Sebagai Kemasan Gorengan Pengawasan dan keamanan makanan bukan menjadi tanggung jawab pemerintah, khususnya Badan Pengawasan Obat dan Makanan BPOM saja, tetapi juga merupakan tanggung jawab semua masyarakat termasuk pedagang gorengan. Pedagang gorengan harus dapat menjamin bahwa gorengan yang dijualnya aman untuk dikonsumsi oleh konsumen. Oleh karena itu, pedagang harus menggunakan bahan-bahan yang aman untuk mengolah gorengannya, termasuk untuk pengemasan. Pada Gambar 4.6 menunjukkan bahwa pada umumnya tingkat tindakan pedagang gorengan tentang bahaya penggunaan kertas koran bekas sebagai kemasan gorengan sebelum diberikan penyuluhan termasuk dalam kategori kurang. Hal ini dapat disebabkan oleh jarangnya para pedagang mendapatkan informasi tentang bahaya penggunaan kertas koran bekas sebagai kemasan gorengan Setelah dilakukan penyuluhan, terjadi peningkatan tindakan pada pedagang gorengan. Dengan kata lain, peningkatan tindakan pada pedagang gorengan disebabkan oleh penyuluhan bahaya penggunaan kertas koran bekas sebagai kemasan gorengan. Perubahan tindakan ini pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor pengetahuan Universitas Sumatera Utara dan sikap yang didapatkan dari hasil penginderaan, yang salah satunya didapatkan dengan proses belajar. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa pedagang gorengan tersebut memiliki kesadaran yang tinggi untuk turut serta dalam menjaga keamanan makanan sehingga aman untuk dikonsumsi oleh konsumen. Berdasarkan Tabel 4.4 hasil analisis dengan menggunakan paired sample t-test diperoleh jumlah rata-rata skor sikap pedagang gorengan pada pre-test sebesar 6,09 dan post-test sebesar 9,64, nilai t hitung 6,073 dengan nilai probabilitas 0,001 p0,05. Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan secara nyata rata-rata tindakan pedagang gorengan sebelum dan sesudah penyuluhan. Dengan demikian, dapat diartikan bahwa ada pengaruh penyuluhan dengan metode pendekatan perorangan dan leaflet terhadap tindakan pedagang gorengan tentang bahaya penggunaan kertas koran bekas sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan. Dengan melakukan satu kali penyuluhan dengan teknik perorangan selama 15 menit dan pembagian leaflet sudah dapat merubah perilaku pedagang gorengan menjadi baik sebesar 18,1 sehingga diharapkan untuk diberikan beberapa kali penyuluhan supaya semua pedagang berubah tindakannya. Universitas Sumatera Utara BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan