Penyuluhan Dalam Proses Adopsi Penyuluhan Dalam Proses Perubahan Perilaku

memerlukan sambungan listrik, peralatannya beresiko mudah rusak, dan memerlukan ruangan yang sedikit lebih gelap. c. Media Papan Keunggulan menggunakan papan tulis yaitu, murah dan efisien, baik untuk menjelaskan sesuatu, mudah dibersihkan dan digunakan kembali, tidak perlu ruang gelap. Kelemahannya adalah ; terlalu kecil untuk sasaran yang jumlahnya relatif besar, tidak efektif karena penyuluh harus membelakangi kelompok sasaran saat sedang menulis sesuatu, terkesan kotor apabila tidak dibersihkan dengan baik. Berdasarkan uraian di atas peneliti memilih leaflet sebagai media dalam penyuluhan karena keunggulannya serta sedikitnya faktor keterbatasan yang dimiliki.

2.2.3. Penyuluhan Dalam Proses Adopsi

Berbicara tentang penyuluhan tidak terlepas dari bagaimana agar sasaran penyuluhan dapat mengerti, memahami, tertarik, dan mengikuti apa yang kita suluhkan dengan baik dan benar atas dasar kesadarannya sendiri berusaha untuk menerapkan ide-ide baru tersebut dalam kehidupannya. Menurut Wiriatmaja yang dikutip oleh Lucie 2005, indikasi yang dapat dilihat pada diri seseorang pada setiap tahapan adopsi dalam penyuluhan adalah sebagai berikut : 1. Tahap sadar awareness, pada tahap ini seseorang sudah mengetahui sesuatu yang baru karena hasil dari berkomunikasi dengan pihak lain. Universitas Sumatera Utara 2. Tahap minat interest, pada tahap ini seseorang mulai ingin mengetahui lebih banyak tentang hal-hal baru yang sudah diketahuinya dengan jalan mencari keterangan atau informasi yang lebih terperinci. 3. Tahap menilai evaluation, Pada tahap ini seseorang mulai menilai atau menimbang-nimbang serta menghubungkan dengan keadaan atau kemampuan diri, misalnya kesanggupan serta resiko yang akan ditanggung, baik dari segi sosial maupu n ekonomi. 4. Tahap mencoba trial, pada tahap ini seseorang mulai menerapkan atau mencoba dalam skala kecil sebagai upaya mencoba untuk meyakinkan apakah dapat dilanjutkan. 5. Tahap penerapan atau adopsi adoption, pada tahap ini seseorang sudah yakin akan hal baru dan mulai melaksanakan dalam skala besar.

2.2.4. Penyuluhan Dalam Proses Perubahan Perilaku

Proses perubahan perilaku akan menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental sehingga mereka tahu, mau, dan mampu melaksanakan perubahan-perubahan dalam kehidupannya demi tercapainya perbaikan kesejahteraan keluarga yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan. Titik berat penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku adalah penyuluhan yang berkesinambungan. Dalam proses perubahan perilaku dituntut agar sasaran berubah tidak semata-mata karena adanya penambahan pengetahuan saja, namun Universitas Sumatera Utara diharapkan juga adanya perubahan pada keterampilan sekaligus sikap mental yang menjurus kepada tindakan atau kerja yang lebih baik, produktif, dan menguntungkan. Menurut Notoatmodjo 2003 untuk merubah perilaku seseorang harus mengikuti taha-tahap proses perubahan : pengetahuan knowledge, sikap attitude, dan praktek pratice. Dalam hal ini penyuluhan berperan sebagai salah satu metode penambahan dan peningkatan pengetahuan seseorang sebagai tahap awal terjadinya perubahan perilaku. Menurut Jayanti 2009, dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa penyuluhan dan media leaflet berpengaruh dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu balita gizi buruk. Selain itu, MS, Dede Hariani juga melakukan suatu penelitian mengenai pengaruh penyuluhan konsumsi buah dan sayur terhadap pengetahuan dan sikap siswa SD. Hasil penelitian tersebut menunjukkan ada peningkatan pengetahuan dan sikap siswa SD setelah mendapatkan penyuluhan. Penelitian Supraptiningsih, W 2011, membuktikan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan dan sikap pada ibu yang memiliki anak down syndrome setelah diberikan penyuluhan mengenai makanan sehat. Penyuluhan tersebut dilakukan dengan metode ceramah dan pembagian leaflet. Pengukuran yang telah dilakukannya menunjukkan bahwa pengetahuan ibu sebelum mendapatkan penyuluhan berada pada kategori baik 61,8, dan dengan kategori cukup 31,9, setelah mendapatkan penyuluhan, pengetahuan ibu dengan kategori baik meningkat menjadi 84,1 dan kategori cukup 15,9. Sikap ibu sebelum mendapatkan Universitas Sumatera Utara penyuluhan berada pada kategori cukup 97,7, setelah mendapatkan penyuluhan sikap ibu meningkat menjadi kategori baik 56,8 dan 43,2 dalam kategori cukup. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Saragih, F 2011, tercatat bahwa pengetahuan ibu sebelum mendapatkan penyuluhan berada dalam kategori cukup sebesar 57,4, meningkat menjadi kategori baik sebesar 77,9. Demikian juga dengan sikap ibu, sebelum mendapatkan penyuluhan berada pada kategori cukup 76,5, meningkat menjadi kategori baik sebesar 85,3. Hal ini menunjukkan ada peningkatan pengetahuan dan sikap ibu tentang makanan sehat dan gizi seimbang setelah mendapatkan penyuluhan. Penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku tidak mudah. Hal ini menuntut suatu persiapan yang panjang dan pengetahuan yang memadai bagi penyuluh maupun sasarannya. Penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku, selain membutuhkan waktu yang relatif lama juga membutuhkan perencanaan yang matang, terarah, dan berkesinambungan Lucie, 2005.

2.2.5. Kekuatan yang mempengaruhi penyuluhan