Pengetahuan Sikap Konsep Perilaku Kesehatan

4. Keadaan dan macam aktivitas kelembagaan yang tersedia dan

menunjang kegiatan penyuluhan Ada tidaknya peran serta lembaga terkait dalam proses penyuluhan akan menentukan efektivitas penyuluhan. Dalam hal ini lembaga berfungsi sebagai pembuat keputusan yang akan ditetapkan sehingga harus dilaksanakan oleh masyarakat.

2.3. Konsep Perilaku Kesehatan

Menurut Skinner 1938, perilaku kesehatan healthy behaviour adalah respons seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang mempengaruhi sehat-sakit kesehatan seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan. Menurut Benyamin Bloom 1908 perilaku manusia dibagi kedalam tiga domain yaitu kognitif cognitive, afektif affective, dan psikomotor pshycomotor. Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yaitu: 1 pengetahuan peserta terhadap materi pendidikan yang diberikan knowledge. 2 sikap atau tanggapan peserta terhadap materi pendidikan yang diberikan attitude. 3 praktek atau tindakan yang dilakukan oleh peserta sehubungan dengan materi pendidikan yang diberikan practice Notoatmodjo, 2005.

2.3.1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya mata, hidung, telinga dan Universitas Sumatera Utara sebagainya. Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera pendengaran telinga, dan indera penglihatan mata. Sebelum seseorang mengadopsi perilaku berperilaku baru, ia harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau keluarganya Notoatmodjo, 2003. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Bart 2004, dapat dikatakan bahwa perilaku yang dilakukan atas dasar pengetahuan akan lebih bertahan dari pada perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Jadi, pengetahuan sangat dibutuhkan agar masyarakat dapat mengetahui mengapa mereka harus melakukan suatu tindakan sehingga perilaku masyarakat dapat lebih mudah untuk diubah ke arah yang lebih baik.

2.3.2. Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan senangtidak senang, setujutidak setuju, baiktidak baik dan sebagainya. Campbell 1950 dalam Notoadmodjo, 2005 mendefinisikan sikap sangat sederhana, yakni suatu sindroma atau kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian, dan gejala kejiwaan yang lain Notoadmodjo, 2005. Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek, proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek tersebut. Dalam menentukan sikap yang utuh, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan penting. Universitas Sumatera Utara Misalnya, seorang ibu mengetahui dampak penggunaan kertas koran sebagai alas gorengan. Pengetahuan tersebut akan membawa ibu untuk berpikir dan berusaha untuk mencegah dan meminimalkan penggunaan kertas koran sebagai alas gorengan. Dalam berpikir ini komponen emosi dan keyakinan ikut bekerja sehingga ibu berniat kecenderungan bertindak untuk mengganti kertas koran dengan daun pisang. Newcomb 1994 dalam Notoadmodjo, 2005, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap bukan merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku.

2.3.3. Tindakan atau Praktek