BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Spesies Makroinvertebrata Air yang Ditemukan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada lima stasiun di sepanjang aliran Sungai Bedagai Kabupaten Serdang Bedagai, yaitu pada Stasiun 1 DUSUN V
DESA Pergulaan Kecamatan Sei Rampah, Stasiun 2 Dusun I Desa Senangkong Kecamatan Sei Rampah, Stasiun 3 Kota Sei Rampah Kecamatan Sei Rampah,
Stasiun 4 Dusun I Desa Pekan Kecamatan Tanjung Beringin, Stasiun 5 Desa Tebing Tinggi Dungun Kecamatan Tanjung Beringin, didapatkan 34 spesies
makroinvertebrata air yang termasuk ke dalam 3 filum, 5 klas, 11 ordo dan 30 famili, seperti terlihat pada Tabel 4, hlm. 27.
Pada Tabel 4 terlihat bahwa makroinvertebrata air yang didapatkan adalah dari filum Arthropoda yang terdiri dari dua klas klas Insekta dan Crustacea, filum
Annelida klas Chaetopoda dan filum Mollusca klas Bivalvia dan Gastropoda. Klas Insekta memiliki anggota yang jauh lebih banyak ditemukan bila dibandingkan
dengan klas-klas lainnya, yaitu terdiri dari 6 ordo dan 16 famili dengan 17 spesies. Kemudian diikuti oleh klas Gastropoda dengan 1 ordo, 8 famili dan 8 spesies, serta
klas Chaetopoda dengan 2 ordo, 4 famili dan 7 spesies. Sedangkan klas Crustacea dan Bivalvia merupakan yang paling sedikit ditemukan, yaitu masing-masing dengan
1 ordo, 1 famili dan 1 spesies. Banyaknya anggota klas Insekta ditemukan pada 29
Universitas Sumatera Utara
habitat perairan, baik dalam bentuk dewasa maupun larva menunjukkan bahwa hewan ini memiliki penyebaran yang sangat luas.
Tabel 4. Sistematika Makroinvertebrata Air yang Didapatkan pada Stasiun- stasiun Penelitian di Sepanjang Aliran Sungai Bedagai Kabupaten
Serdang Bedagai
FilumKlas Ordo
Famili GenusSpesies
Arthropoda :
1.Insekta 1.
Coleoptera 1.
Blatidae 1.
Blatta sp 2.
Dytiscidae 1.
Platambus maculates 3. Gyrinidae
1. Orectochilus sp
4. Haliplidae 1.
Haliplus sp 2.
Ephemeroptera 1.
Caenidae 1.
Caenis moesta 2.
Ecdyonuridae 1.
Baetis sp 2.
Hiptogenis sp 3.
Isopoda 1.
Asellidae 1.
Asellus aquaticus 4.
Macrobiotidae 1.
Cordulegasteridae 1.
Cordulegaster boltenii 2.
Hypsibiidae 1.
Hypsibius sp 5.
Odonata 1.
Coenagriidae 1.
Coenagrion mercurial 2.
Gerridae 1.
Gerris sp 3.
Gomphidae 1.
Gomphus vulgatissimus 4.
Platyenemididae 1.
Enallagma cyathigerum 6.Trichoptera
1. Hydroptillidae 1. Mayatrichia ayama
2. Philopotamidae
1. Philopotamus montanus
3. Rhycophilidae
1. Rhycophila dorsalis
2. Crustacea
1. Decapoda
1. Penaeidae
1. Penaeus sp
Annelida :
1. Chaetopoda 1.
Oligochaeta 1.
Lumbriculidae 1.
Lumbriculus sp 2.
Megascolecidae 1.
Megascolex sp 3.
Tubificidae 1.
Branchiura sowerbyi 2.
Limnodrillus sp1 3.
Limnodrillus sp2 4.
Tubifex sp 2.
Hirudinea 1.
Glossiphoniidae 1.
Helobdella stagnalis
Mollusca :
1. Bivalvia
2. Pulmonata
1. Sphaeridae
1. Sphaerium sp
2. Gastropoda
1. Mesosgastropoda
1. Ampullariidae
1. Pila ampullaceal
2. Architectonicidae
1. Heliacus variegates
3. Thiaridae
1. Thiara sp
4. Cyclostrematidae
1. Liotina sp
5. Planaxidae
1. Quoyia decollate
6. Strombidae
1. Strombus sp
7. Trochidae
1. Euchelus atratus
8. Viviparidae
1. Bellamya javanica
Menurut Djuhanda 1980 serangga merupakan kelompok klas hewan yang paling dominan di seluruh dunia. Diperkirakan jumlah semua spesies yang telah
diketahui di muka bumi ini lebih dari 1 juta spesies. Diantara sekian banyak jenis
Universitas Sumatera Utara
serangga, hanya sekitar 4 yang hidup di air selama kehidupannya maupun pada waktu tingkatan larva. Selanjutnya dijelaskan bahwa sampai saat ini baru diketahui
sekitar 11 ordo yang ditemukan hidup di air, terutama di perairan tawar dan hanya beberapa jenis yang terdapat di air payau atau laut.
Di samping klas Insekta, klas Gastropoda yang hanya terdiri dari satu ordo Mesosgastropoda dan klas Chaetopoda yang terdiri dari dua ordo juga memiliki
famili dan jenis yang cukup banyak ditemukan, keadaan ini menunjukkan bahwa kondisi fisik-kimia perairan sungai Bedagai cukup mendukung untuk kelangsungan
hidup hewan ini, seperti kondisi substrat sungai, tersedianya bahan makanan dan kondisi kimia perairan lainnya tercantum pada Tabel 9. Pennak 1989 menjelaskan
bahwa hewan invertebrata dari klas Gastropoda dan Chaetopoda lebih menyukai substrat yang berpasir, liat dan lumpur yang banyak mengandung bahan organik
dengan kelarutan oksigen tinggi. Berdasarkan keberadaan spesies makroinvertebrata air pada masing-masing
stasiun penelitian didapatkan cukup bervariasi, seperti terlihat pada Tabel 4, yaitu pada stasiun 1 didapatkan 14 spesies, stasiun 2 17 spesies, stasiun 3 12 spesies,
stasiun 4 16 spesies, stasiun 5 14 spesies. Diantara masing-masing stasiun ini didapatkan adanya spesies yang sama dan ada yang tidak sama. Keadaan tersebut
disebabkan karena perbedaan kondisi sungai dan tingkat aktivitas manusia pada masing-masing stasiun pengambilan sampel tersebut yang cukup besar, misalnya
pada stasiun 1 yang memiliki air yang jernih dan dasar perairan berbatu dan berpasir dengan sedikit lumpur didapatkan 7 spesies yang tidak ditemukan pada stasiun-
Universitas Sumatera Utara
stasiun lainnya, yaitu dari spesies Orectochilus sp, Haliplus sp ordo Coleoptera, Baetis sp, Hiptogenia sp ordo Ephemeroptera, Gerris sp ordo Odonata,
Philopotamus montanus dan Rhycophila dorsalis Trichoptera. Terdapatnya ketujuh spesies tersebut pada stasiun 1 mungkin disebabkan
karena hewan tersebut memiliki tingkat toleransi yang sempit, sehingga hanya dapat hidup dan berkembang pada kondisi perairan yang masih bersih, substrat berbatu dan
berpasir, serta oksigen terlarut yang tinggi 7,3, seperti terlihat pada Tabel 9. Pada stasiun 2 yang airnya masih dapat dikatakan belum begitu tercemar dengan dasar
perairan berpasir, berbatu dan berlumpur serta memiliki kecepatan aliran arus yang
cukup kuat 0,15 mdetik ditemukan 2 spesies Caenis moesta ordo Ephemeroptera dan Assellus aquaticus ordo Isopoda.
Cummins, et al. 1975 menjelaskan bahwa makroinvertebrata dari ordo Ephemeroptera dan beberapa spesies dari ordo Coleoptera, Odonata dan Trichoptera
hanya dapat hidup pada perairan jernih, pH netral dan oksigen terlarut tinggi, sehingga hewan-hewan ini sering dijadikan sebagai indikator untuk perairan yang
berkualitas baik. Menurut Moss 1980 keberadaan spesies makroinvertebrata pada suatu
perairan sangat ditentukan oleh kondisi perairan itu sendiri, seperti faktor fisik-kimia kecepatan arus, suhu, kekeruhan atau penetrasi cahaya, substrat, oksigen terlarut,
BOD, pH, ketersediaan bahan makanan dan predator, serta kemampuannya dalam bertoleransi dengan faktor-faktor lingkungan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
4.2. Kepadatan Populasi Makroinvertebrata Air