Kehidupan organisme perairan dapat bertahan jika organisme terlarut sebanyak 5 mgl dan tergantung juga terhadap daya tahan organisme.
Nilai BOD
5
pada kelima stasiun penelitian berkisar 4,7 – 80,6 mgl, dengan nilai tertinggi terdapat pada stasiun 4 dan 5 sebesar 80,6 mgl dan terendah pada
stasiun 1 sebesar 4,7 mgl. Tingginya nilai BOD
5
pada stasiun 4 dan 5 disebabkan karena lokasi tersebut merupakan lokasi pembuangan limbah industri dan
pemukiman. Brower et al 1990, bahwa apabila konsumsi oksigen selama 5 hari berkisar 5 mgl O
2
, maka perairan perairan tersebut tergolong baik. Sebaliknya apabila konsumsi oksigen antara 10 – 20 mgl O
2
menunjukkan bahwa tingkat pencemaran oleh senyawa organik tinggi.
4.6. Indeks Diversitas Makroinvertebrata Air pada Stasiun-stasiun Penelitian
Sepanjang Aliran Sungai Bedagai Nilai indeks diversitas, diversitas maksimum dan indeks equitabilitas
makroinvertebrata air pada masing-masing stasiun penelitian di sepanjang aliran sungai Bedagai didapatkan seperti tercantum pada Tabel 10.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 10. Indeks Diversitas H
’
, Diversitas Maksimum Hmaks. dan Equitabilitas E Makroinvertebrata Air yang Didapatkan pada
Masing-masing Stasiun Penelitian di Sepanjang Aliran Sungai Bedagai Kabupaten Serdang Bedagai
Stasiun H
’
Hmaks. E
1 2,293
2,693 0,9
a
2 1,461
2,833 0,5
b
3 1,085
2,485 0,4
b
4 1,014
2,772 0,4
b
5 0,730
2,639 0,3
c
Keterangan:
a
= keseragaman tinggi,
b
= keseragaman sedang,
c
= keseragaman rendah
Pada Tabel
10 jelas
terlihat bahwa
Indeks Diversitas
spesies makroinvertebrata air yang terdapat pada stasiun-stasiun penelitian di sepanjang
aliran sungai Bedagai cukup bervariasi, di mana semakin ke hilir sungai diperoleh nilai indeks diversitasnya semakin kecil, yaitu berkisar antara 0,730 - 2,293, demikian
juga halnya dengan nilai equitabilitas kesamarataannya yang berkisar antara 0,3-0,9. Indeks diversitas makroinvertebrata yang paling tinggi didapatkan pada stasiun 1
2,293 kemudian diikuti dengan terjadinya penurunan pada stasiun 2 1,461, stasiun 3 1,085 dan stasiun 4 1,014, sedangkan pada stasiun berikutnya memiliki nilai
indeks diversitas yang rendah, seperti pada stasiun 5 0,730. Keadaan ini bila dibandingkan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Marsaulina pada
tahun 1992 didapatkan nilai indeks diversitas yang berbeda, tetapi bila dilihat
Universitas Sumatera Utara
kondisinya boleh dikatakan hampir sama di mana semakin ke hilir didapatkan penurunan nilai indeks diversitasnya.
Dari hasil ini memperlihatkan bahwa indeks diversitas makroinvertebrata sepanjang aliran sungai Bedagai cenderung mengalami penurunan keanekaragaman
spesies dari hulu sampai hilirnya, yang disebabkan karena semakin ke hilir telah terjadi perubahan kondisi fisika dan kimia perairan sungai Bedagai lihat Tabel 10
akibat berbagai aktivitas manusia yang berada di sepanjang aliran sungai Bedagai yang membuang berbagai limbah domestik rumah tangga dan industri, terutama
limbah organik yang menyebabkan terjadinya pencemaran sehingga menurunkan daya dukung perairan untuk beberapa organisme air, keadaan ini juga dapat dilihat
berdasarkan nilai Equitabilitas keseragamannya. Menurut Lee, et al. 1978 nilai indeks diversitas dan equitabilitas yang
dimiliki oleh organisme hidup pada suatu perairan berhubungan erat dengan tingkat pencemaran suatu perairan, di mana nilai indeks diversitas H’ besar dari 2
menunjukkan perairan tersebut tidak tercemar, bila berkisar antara 1,6-2 tercemar ringan, bila berkisar antara 1,0-1,5 tercemar sedang dan bila kecil dari 1,0 derajat
pencemarannya dikategorikan tercemar berat. Sehubungan dengan hal tersebut perairan sungai Bedagai pada stasiun 1 dapat
dikategorikan tidak tercemar dan stasiun 2, 3 dan 4 termasuk tercemar sedang, sedangkan stasiun 5 tergolong tercemar berat. Air yang didapatkan pada stasiun-
stasiun penelitian ini di sepanjang aliran sungai Bedagai juga didapatkan cukup bervariasi.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Krebs 1985 nilai equitabilitas jenis dapat digunakan untuk menentukan kualitas air suatu perairan. Bila semakin kecil nilai equitabilitas maka
nilai kualitas airnya semakin jelek, di mana jika equitabilitas besar dari 0,6 keseragamannya tinggi, bila berkisar antara 0,4-0,6 keseragamannya sedang dan bila
kecil dari 0,4 keseragamannya rendah. Pada Tabel 10 terlihat bahwa yang memiliki nilai keseragamannya tinggi
didapatkan pada stasiun 1 0,9, keseragaman sedang didapatkan pada stasiun 2, 3 dan 4, sedangkan yang memiliki nilai keseragaman rendah didapatkan pada stasiun 5.
Keadaan ini menunjukkan bahwa pada stasiun 1 makroinvertebrata air tersebar secara merata, karena kondisi lingkungan pada daerah ini masih baik untuk hidup dan
perkembangannya. Pada stasiun 2, 3 dan 4 keseragamannya cukup merata, di sini dibandingkan dengan stasiun 1 telah terjadi perubahan kondisi lingkungannya
sedangkan pada stasiun 5 penyebarannya tidak lagi merata. Hal ini menunjukkan bahwa ada kecenderungan bahwa komunitas makroinvertebrata tersebut telah
didominasi oleh jenis-jenis tertentu akibat perubahan kondisi lingkungan yang semakin besar, terutama oleh bahan-bahan organik, sehingga terjadi pengurangan
jumlah jenis serta terjadinya peningkatan jumlah individu atau kepadatan jenis makroinvertebrata tertentu.
Berdasarkan keberadaan jenis makroinvertebrata air pada perairan sungai Bedagai di stasiun 1 yang kategorikan kondisi perairannya tidak tercemar jenis yang
banyak ditemukan adalah dari klas insekta di samping Annelida dan Gastropoda dibandingkan dengan stasiun-stasiun lainnya. Keadaan ini sesuai dengan yang
Universitas Sumatera Utara
ditemukan oleh Mason 1991 bahwa pada suatu perairan yang memiliki kehadiran jenis dari klas insekta cukup banyak menunjukkan bahwa kondisi perairan tersebut
tidak mengalami pencemaran. Pada stasiun 2, 3 dan 4 yang dikategorikan kondisi perairannya tercemar
sedang, jenis yang hanya ditemukan pada stasiun ini adalah Caenis moesta, Asellus aquaticus dari klas Insekta Sphaerium sp dari Bivalvia. Menurut Streble dan Dieter
1988 ditemukan makroinvertebrata air dari jenis Sphaerium sp pada suatu badan perairan dapat menunjukkan bahwa perairan tersebut telah mengalami pencemaran
dengan kategori tercemar sedang. Pada stasiun 5 yang dikategorikan kondisi perairannya tercemar berat, jenis yang banyak ditemukan pada stasiun ini adalah dari
klas Annelida, yaitu ordo Oligochaeta terutama dari jenis Tubifex sp dengan jumlah individu yang sangat banyak frekuensi kehadiran yang sangat sering. Menurut Pennak
1989 cacing dari jenis Tubifex sp banyak ditemukan pada suatu perairan dengan kedalaman ± 1 meter pada perairan danau maupun sungai yang telah tercemar bahan
organik, sehingga jenis ini dapat digunakan sebagai indikator pencemaran organik, karena cacing ini selalu menunjukkan aerotaksis negatif, yaitu secara aktif berpindah
dari daerah yang kaya oksigen ke daerah rendah oksigen.
4.7. Indeks Similaritas Kesamaan Makroinvertebrata Air pada Stasiun-