KAJIAN PUSTAKA Strategi Industri Kecil Mengembangkan Usaha Di Era Perdagangan Bebas (Studi Deskriptif Strategi Pengrajin Sepatu di Kawasan PIK, Jl.Menteng VII Kel. Medan Tenggara).

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Strategi pengrajin sepatu masyarakat Menteng dalam menghadapi perdagangan bebas diwujudkan dalam bentuk tindakan sosial yang penuh arti dilakukan oleh pengrajin tersebut. Tindakan pengrajin sepatu menyangkut perdagangan yang merupakan pertukaran perilaku dalam memberikan pelayanan kepada konsumen. Dalam hal ini termasuk melakukan adaptasi trend dan model yang beredar dipasaran. Dan mereka pun memperhitungkan strategi merek dengan tujuan agar memperoleh keuntungan sebagai pendapatan hidup sehingga strategi bertahan yang dilakukan dalam menghadapi perdagangan bebas. Pengrajin sepatu dalam strategi pengembangannya beusaha untuk memperluas jaringannya dan menarik pelanggan melalui teori aksi tentang tindakan sosial sebagai konsep dasar dari Talcot Parsons, menyatakan bahawa manusia merupakan aktor yang kreatif dan realitas sosial yang memiliki kebebasan untuk bertindak. Menurut teori aksi ada beberapa asumsi tentang teori aksi Hadikusumo,1990 : 73 yaitu: 1. Tindakan manusia mulai dari kesadaran sendiri sehingga subjek dan situasi eksternal dalam posisi sebagai objek. 2. Sebagai subjek manusia bertindak untuk mencapai tujuan tertentu. 3. Dalam bertindak manusia menggunakan cara, teknik, metode serta perangkat yang diperkirakan cocok untuk mencapai tujuan tersebut. 4. Kelangsungan tindakan manusia hanya dibatasi oleh kondisi tidak dapat diubah dengan sendirinya. Universitas Sumatera Utara 5. Manusia memilih, menilai dan mengevaluasi terhadap tindakan yang akan dilakukannya. Keberadaan Industri kecil Industri kecil adalah badan usaha yang menjalankan proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa dalam skala kecil. Apabila dilhat dari sifat dan bentuknya, maka industri kecil bercirikan Bantacut dalam Haeruman, 2001 yakni : 1. Berbasis pada sumber daya lokal sehingga dapat memanfaatkan potensi secara maksimal dan memperkuat kemandirian 2. Dimiliki dan dilaksanakan oleh masyarakat lokal sehingga mampu mengembangkan sumberdaya manusia 3. Menerapkan teknologi lokal indigenous technology sehingga dapat dilaksanakan dan dikembangkan oleh tenaga lokal. 4. Tersebar dalam jumlah yang banyak sehingga merupakan alat pemerataan pembangunan yang efektif Industri merupakan aktivitas manusia untuk mengelola sumber daya-sumber daya resources baik Sumber Daya Manusia SDM, maupun Sumber Daya Alam SDA di bidang produksi dan jasa. Di bidang produksi pengelolaan itu berupa bahan mentah dan atau penyiapannya menjadi bahan setengah jadi dan atau bahan setengah jadi menjadi bahan jadi. Sedangkan di bidang jasa merupakan segala aktivitas yang terkait dengan pengelolaan sumber daya itu baik langsung maupun melalui perantara. Aktivitas pengelolaan tersebut dimaksudkan untuk dipertukarkan exchanged, memperoleh nilai tambah added value, dan untuk meningkatkan keberlanjutan Universitas Sumatera Utara sustainable dari aktivitas itu. Upaya-upaya yang dilakukan oleh pelaku usaha dalam mengembangkan kegiatan industri, umumnya bergerak hanya melihatnya dari perspektif ekonomi seperti modal, manajemen, tenaga kerja, pengembangan desain, pengembangan promosi pemasaran dan intervesnsi pemerintah, sedang hal-hal yang bersifat non-ekonomi belum banyak dilihat. Keberhasilan industri kecil tidak semata-mata ditentukan oleh faktor ekonomi melainkan faktor non-ekonomi juga perlu diperhatikan. Berbagai strategi yang dilakukan oleh pengusaha dalam hal permodalan, perolehan keuntungan, kontinuitas produksi, dan pengendalian tenaga kerja. Untuk menjaga kelangsungan usaha, maka para pengusaha mempertahankan hubungan baik dengan pihak-pihak yang terkait dalam produksi dan para pedagang perantara. Jalinan kerjasama dengan pedagang perantara terwujud dalam praktek pinjam meminjam uang,di antara mereka terjadi saling menolong. Pengusaha mendapat pinjaman modal dan pedagang perantara memperoleh keuntungan dari pemasaran barang. Strategi pengusaha dalam menjalin hubungan dengan pedagang perantara, strategi yang dilakukan oleh para pengusaha tesebut merupakan suatu bentuk gerakan sosial. dalam Suryana,2003 Departemen Perindustrian menetapkan kriteria prioritas bagi Industri kecil yang akan dikembangkan sebagai berikut: 1. Industri yang ketersediaan bahan bakunya terjamin dan teknologi dasar untuk memproduksi telah dikuasai serta nilai tambahnya dapat ditingkatkan. 2. Industri yang menunjang ekspor Universitas Sumatera Utara 3. Industri yang mempunyai keterkaitan luas, baik dengan industri besarmenengah maupun dengan sektor ekonomi lain. 4. Industri yang padat karya. 5. Industri yang dapat menunjang pengembanganpemerataan kegiatan ekonomi wilayah. 6. Industri yang berkaitan dengan nilai-nilai budaya. Adapun undang-undang yang mengatur industri kecil di Indonesia: 1. UU No.5 tahun 1984 tentang Perindustrian menyebutkan bahwa 1 Pemerintah menetapkan bidang usaha industri yang masuk ke dalam kelompok industri kecil yang dapat diusahakan hanya oleh WNI dan 2 Pemerintah menetapkan jenis industri yang khusus dicadangkan bagi kegiatan industri kecil yang dijalankanoleh masayarakat pengusaha dari golongan ekonomi lemah. 2. UU No. 9 tahun 1995 tentang Usaha industri kecil memberikan dasar hukum bagi pemberian fasilitas kemudahan dana, keringanan tarif, tempat usaha, bidang dan kegiatan usaha, dan pengadaan barang dan jasa untuk usaha industri kecil. Industri Kecil di Era Perdagangan Bebas Globalisasi “perdagangan bebas“ Berdasarkan asal katanya, kata “globalisasi” berasal dari kata global yang maknanya universal. Menurut Achmad Suparman menyatakan globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu benda atau perilaku sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Ditengah tuntutan kemampuan bersaing didalam negeri yang masih dilindungi oleh proteksi pemerintah, industri kecil juga harus menghadapi persaingan global Universitas Sumatera Utara yang berasal dari berbagai bentuk usaha mendorong integrasi pasar antar negara dengan seminimal mungkin hambatan. Berbagai bentuk kerjasama ekonomi regional maupun multilateral seperti AFTA, APEC dan GATT berlangsung dengan cepat dan mendorong perekonomian yang semakin terbuka. Pada kondisi lain, strategi pengembangan industri kecil masih menghadapai kondisi nilai tambah yang kecil termasuk kontribusinya terhadap ekspor. Dengan pergeseran yang terjadi pada tatanan ekonomi dunia yang mengarah pada persaingan bebas, dapat dikatakan bahwa industri kecil sesungguhnya mengahadapi situasi yang bersifat double squeze, yaitu A. situasi yang datang dari sisi internal dalam negeri berupa ketertinggalan dalam produktivitas, efisiensi dan inovasi, B. Situasi yang datang dari ekstermal pressure. Salah satu aspek penting yang perlu mendapat perhatian dari kombinsi situasi yang dihadapi ini adalah masalah ketimpangan struktur usaha seperti yang diungkapkan diawal dan juga kesenjangan antara usaha besar dengan usaha kecil dan menengah. Sedikitnya terdapat tiga keadaan yang membentuk terjadinya kesenjangan antar skala usaha di Indonesia. Pertama, akses usahaindustri besar terhadap teknologi dan menajemen modern jauh lebih besar daripada industri kecil. industri kecil masih bertahan pada teknologi dan manajemen yang sederhana bahkan cenderung tradisionil. Kedua, akses usaha skala besar terhdap pasar termasuk informasi pasar juga lebih terbuka, sementara industri kecil masih berkutat pada bagaimana mempertahankan pasar dalam negeri ditengah persaingan yang ketat Universitas Sumatera Utara dengan usaha sejenis. Ketiga, kurangnya keberpihakan kebijakan dan keputusan strategis pemerintah pada industri. Dalam era perdagangan bebas, dimana siklus produk relatif pendek dan sangat ditentukan oleh selera konsumen, mengharuskan setiap pelaku bisnis memiliki akses yang cukup terhadap pasar dan kemampuan inovasi produk, guna meningkatkan daya saingnya. Justru hal inilah yang merupakan titik lemah yang dimiliki oleh industri kecil pada umumnya. Disisi lain industri kecil memegang peran penting dalarn perekonomian Indonesia baik ditinjau dari segi jumlah usaha maupun dalam penciptaan lapangan kerja. Dalam hal ekspor, industri kecil memiliki potensi untuk meningkatkan penerimaan ekspor. Hanya saja potensi ini belum dimanfaatkan dengan optimal. Hanya industri kecil yang bergerak di sektor industri tertentu saja yang sudah melakukan ekspor. http:www.smecda.comdeputi7file_InfokopEDISI2023mangara20tambunan. 7.htm diakses pada Selasa,16 November 2010 Pada era perdagangan bebas, tuntutan terhadap mutu produk akan semakin tinggi disertai dengan harga yang semakin bersaing, demikian juga tuntutan terhadap mutu SDM. Keberhasilan usaha dalam pasar terbuka ditentukan oleh produktivitas dan efisiensi produksi. Agar dapat bertahan dan berkembang secara berkelanjutan, setiap bagian dalam usaha itu melaksanakan pekerjaannya dan menunjuk pada tanggung jawab yang diemban oleh para pelaku usaha baik itu pedagang maupun pengusaha besar sekalipun. Pengetahuan mengenai cara berjualan atau memperdagangkan produk industri kecil menjadi penting bagi para pedagang industri kecil atau usaha-usaha lainnya pada saat dihadapkan pada beberapa permasalahan, Universitas Sumatera Utara seperti menurunnya pendapatan yang disebabkan oleh menurunnya daya beli konsumen terhadap suatu produk sehingga mengakibatkan lambatnya pertumbuhan dalam kegiatan berdagang, seperti halnya kepada para pedagang industri kecil yang mengalami penurunan pendapatan diakibatkan konsumenpembeli beralihlebih memilih mutu impor lainnya karena barang impor yang terlihat menarik. Perdagangan bebas telah menjadi kenyataan yang tidak dapat dielakkan lagi. Peristiwa dan segala bentuk perubahan terjadi kapan saja, dimana saja, dan melibatkan siapa saja. Upaya pembuatan terobosan untuk memenangkan persaingan diperlukan pengetahuan dan keterampilan dalam banyak faktor dengan tetap menjaga dan memelihara budaya dan kepribadian bangsa serta kelestarian fungsi dan mutu lingkungan. Pada satu sisi ada usaha untuk masuk dalam perdagangan internasional, di sisi lain justru muncul semangat untuk kembali pada etnisitas dan lokalitas, mempertanyakan kembali etnisitas kebangsaannya, mempertimbangkan warna budayanya. Perdagangan bebas telah mengubah peta perdagangan dunia. Pasar yang semakin terbuka membuat persaingan semakin ketat dan melahirkan hiper kompetisi hyper competition. Dengan bertambahnya pesaing-pesaing baru dalam dunia usaha membuat para pengusaha atau pedagang harus berpikir seoptimal mungkin untuk dapat mencapai tujuan. Bukan hanya itu saja, tetapi juga keberadaan para pelanggan dan pembeli konsumen yang memegang peranan penting dalam kelangsungan sirkulasi pasar. Pelanggan global yang telah bebas memilih mengenai produk-produk yang akan dibeli serta dimana ia membeli menjadi manja dengan situasi global saat ini http:www.majalahfranchise.com, diakses pada Selasa,16 November 2010. Universitas Sumatera Utara Pembeli atau konsumen merupakan fokus dari aktivitas bisnis pasar apapun. Dengan demikian, pembeli atau konsumen adalah orang nomor satu di dalam sirkulasi pasar. Segala sesuatunya harus dipandang dari sudut konsumen. Keingintahuan tentang konsumen hendaknya berfokus pada apa yang sebenarnya mereka inginkan serta mengantisipasi apa yang mereka inginkan di kemudian hari. Penjualan yang bersifat dinamis, baik itu teknologi, pasar maupun ekonomi akan berubah seiring dengan semakin berkembangnya persaingan dalam dunia usaha maupun perdagangan. Konsumen mempunyai informasi terkini dan menuntut lebih banyak. Semuanya memerlukan pemahaman, antisipasi, dan kecerdikan dalam memanfaatkan perubahan dan harus mampu menyelaraskan antara kemampuan dan keterbatasannya untuk memanfaatkan peluang sekaligus menahan ancaman yang diakibatkan dari perubahan tersebut. Dampak Perdagangan Bebas Industri Kecil Di berlakukannya perjanjian atas perdagangan bebas pada negara – negara ASEAN terhadap China ACFTA pada awal tahun 2010 merupakan bagian yang dapat dijadikan seluruh efektifitas dalam pergerakan perekonomian yang tentunya berujung pada tujuan kemajuan pada negara masing – masing dalam perjanjian tersebut. Secara konseptual tentunya diharapkan memberikan keuntungan pada tiap negaranya, dimana tiap negara yang terlibat dengan mudah untuk mendapatkan kemudahan – kemudahan dalam menjual hasil produksinya di negara lain. Meskipun tidak sedikit yang menolak tentang adanya perdagangan bebas ini, dimana adanya kekhwatiran terhadap produksi lokal khususnya unit usaha kecil dan Universitas Sumatera Utara menengah yang mampu bersaing ataupun sebagainya yang tentunya menimbulkan tantangan tersendiri bagi pelakunya. Pelaku usaha di Indonesia akan mengalami ketatnya tingkat kompetisi bisnis di tahun 2010, khususnya sejak berlakunya Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-China ACFTA sejak 1 Januari lalu antarnews. Membanjirnya produk – produk China tidak tertahankan dan akan mempengaruhi pasar serta menjadi tantangan berat. Dalam hal ini, terdapat dampak positif dan negatif dari adanya ACFTA yang diberlakukan oleh Indonesia. a Dampak Negatif 1. Serbuan produk asing terutama dari Cina dapat mengakibatkan kehancuran sektor-sektor ekonomi yang diserbu. 2. Pasar dalam negeri yang diserbu produk asing dengan kualitas dan harga yang sangat bersaing akan mendorong pengusaha dalam negeri berpindah usaha dari produsen di berbagai sektor ekonomi menjadi importir atau pedagang saja . 3. Karakter perekomian dalam negeri akan semakin tidak mandiri dan lemah. b Dampak Positif 1. ACFTA akan membuat peluang untuk menarik investasi. Hasil dari investasi tersebut dapat diputar lagi untuk mengekspor barang-barang ke negara yang tidak menjadi peserta ACFTA. 2. Dengan adanya ACFTA dapat meningkatkan voume perdagangan. www.dinohp.info...menghadapi-persaingan-bisnis-di.html Universitas Sumatera Utara Jaringan Sosial Dalam Mendukung Keberadaan Industri Kecil Jaringan sosial merupakan suatu jaringan tipe khusus, dimana ’ikatan’ yang menghubungkan satu titik ke titik lain dalam jaringan adalah hubungan sosial. Berpijak pada jenis ikatan ini, maka secara langsung atau tidak langsung yang menjadi anggota suatu jaringan sosial adalah manusia person. Mungkin saja, yang menjadi anggota suatu jaringan sosial itu berupa sekumpulan dari orang yang mewakili titik-titik, jadi tidak harus satu titik diwakili dengan satu orang, misalnya organisasi, instansi, pemerintah atau negara jaringan negara-negara nonblok. Suatu usaha suatu usaha yang berbasis industri kecil tidak lepas kaitannya dengan hubungan antara pelaku usaha, sehingga dibutuhkan suatu keterlekatan atau suatu jaringan sosial sebagai salah satu bentuk dari modal sosial yang dibutuhkan. Pada tingkatan individu, jaringan sosial dapat didefinisikan sebagai rangka hubungan yang khas diantara jumlah orang dengan sifat tambahan, yang ciri–ciri dari hubungan ini sebagai keseluruhan yang digunakan untuk mengiterpretasikan tingkah laku sosial ari individu – individu yang terlibat pada tingkatan struktur memperlihatkan bahwa pola atau struktur hubungan sosial meningkatkan dan atau menghambat perilaku orang untuk terlibat dalam bermacam arena dari kehidupan sosial. Granovetter dalam Damasar,2002 : 48 menyatakan bahwa kuatnya suatu ikatan jaringan memudahkan seseorang untuk mengetahui ketersediaan suatu pekerjaan, jaringan sosial juga memainkan peranan penting dalam melakukan suatun usaha, suatun bentuk kewiraswastaan dimudahkan oleh jaringan dari ikatan dalam bentuk saling tolong menolong, sirkulasi modal dan bantuan dalam hubungan dengan Universitas Sumatera Utara birokrasi. Jaringan sosial memudahkan mobilisasi sumber daya, mempertahankan seseorang untuk memegang suatu jabatan atau membangun usaha bisnis. Arti penting kepercayaan trust, partisipasi, resiprositas, solidaritas, kerjasama, dan komunikasi dalam suatu jaringan sosial memainkan peran penting dalam penyebaran model, struktur, praktek, dan budaya bisnis, sehingga suatu usaha dengan hubungan jaringan sosial yang longgar merupakan salah satu dari penyebab sulit berkembangnya suatu usaha. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN