4.3.2. Tujuan Pendirian Pusat Industri Kecil PIK
Pemerintah pada masa Walikota Bactiar Dja’far ini memutuskan untuk membangunan kawasan PIK sebagai sentra industry dengan tujuan :
1. Untuk menjadikannya sebagai cibaduyutnya Kota Medan
2. Untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan para pengrajin industri
kecil 3.
Dengan adanya suatu sentra industri kecil diharapkan akan dapat meningkatkan pertumbuhan industri-industri kecil yang tadinya tersebar di
beberapa lokasikelurahan. 4. Dengan menyatukan beberapa pengrajin dalam satu lokasi akan
memudahkan pemerintah atau instansi terkait untuk melakukan pembinaan, sehingga akan menghasilkan produk unggulan yang dapat
berkompetisi menembus pasaran internasional untuk mewujudkan industri yang tangguh.
Untuk mewujudkan tujuan pemerintah dalam pendirian PIK tersebut maka pihak Departemen Perindustrian dan Perdagangan sebagai pihak yang bertanggung
jawab melakukan beberapa pembinaan berupa : 1.
Dengan mengadakan penyuluhan dan pembinaan kepada warga untuk dapat mengembangkan usahanya, serta memberikan pembinaan teknis
minimal satu kali dalam satu seminggu.
Universitas Sumatera Utara
2. Memberikan pelatihan-pelatihan, seperti diklat pembuatan sepatu, diklat
untuk memberikan motivasi berusaha dengan nama Achievement Motivation Training AMT selama 8 hari dengan tenaga pelatih dari
Kanwil Perindustrian dan Perdaganagn Sumut dengan dana yang disediakan oleh Pemko, dan Diklat Warung Informasi yang seluas-luasnya
pada pengrajin. 3.
Mengadakan pameran dan promosi untuk menembus pasar, baik itu dengan mengikuti pameran atau promosi untuk menembus pasar, baik itu
dengan mengikuti pameran langsung yang mengikutsertakan beberapa pengrajin industri kecil diantaranya berasal dari kawasan PIK Menteng
misalnya dengan mengikuti Pekan Raya Jakarta dan sebagainya, amupun dengan melakukan terobosan pemasaran langsung dengan sistem
pendekatan Perindustrian Kota Medan Pada awal pendirian Pusat Industri Kecil ini,kawasan sentra industri ini
menampung sekitar 98 pengrajin. Dari keseluruhan jumlah pengrajin tersebut terdiri dari 48 pengrajin sepatu dan sekitar 50 pengrajin lainnya yang terdiri dari pengusaha
konveksi, sulaman, dan bordei. Disamping itu juga tersedia 1 unit bangunan yang berfungsi sebagai ruang pameran, dan 1 unit bangunan untuk kantor perwakilan
cabang Bank Tabungan Negara BTN. Dari data yang diperoleh pada tahun 2003 dalam Sinambela;2003 hanya ada sekitar 35 pengusaha yang benar – benar
berprofesi sebagai perajin. Karena PIK ini telah mengalami peralihan fungsi, kawasan ini tidak lagi hanya dihuni oleh pengrajin sepatu,konveksi,sulaman atau bordir saja,
Universitas Sumatera Utara
akan tetapi juga terdiri dari beberapa profesi seperti pegawai perkebunan, pegawai negeri, pengusaha kelontong dan kedai kopi. Disamping itu 1 unit gedung yang dari
awal memang sudah disediakan sebagai swalayan produk-produk dari PIK untuk memudahkan para pengunjung agar dapat melihat dan memesan contoh produk yang
diinginkan ternyata kurang difungsikan, bahkan terkesan kurang terawat.
4.3. Hambatan Dalam Pengembangan Usaha dan Strategi Mengatasinya