akan tetapi juga terdiri dari beberapa profesi seperti pegawai perkebunan, pegawai negeri, pengusaha kelontong dan kedai kopi. Disamping itu 1 unit gedung yang dari
awal memang sudah disediakan sebagai swalayan produk-produk dari PIK untuk memudahkan para pengunjung agar dapat melihat dan memesan contoh produk yang
diinginkan ternyata kurang difungsikan, bahkan terkesan kurang terawat.
4.3. Hambatan Dalam Pengembangan Usaha dan Strategi Mengatasinya
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing individu memiliki segala resiko ataupun masalah berkaitan dengan kegiatannya tersebut. Proses kewirausahaan
berkisar pada penggabungan sumber-sumber daya yang ada, proses tersebut melibatkan resiko yang tinggi, ketika suatu usaha tersebut berkembang maka seorang
pengusaha akan berhadapan dengan masalah yang berhubungan kegiatan usahanya tersebut Long,1997:174
Keberlangsungan usaha adalah suatu keadaan atau kondisi usaha, dimana didalamnya terdapat cara-cara untuk mempertahankan, mengembangkan dan
melindungi sumber daya serta kebutuhan yang ada di dalam suatu usaha industri untuk mencapai maksud yaitu mencari untung.
Pada saat ini kondisi kawasan sentra industri tersebut sudah mengalami kemerosotan dibandingkan ketika awal pendiriannya. Ada beberapa aspek yang
mempengaruhi menurunnyakemerosotan kondisi Pusat Industri Kecil PIK ini, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Persaingan Competition
Persaingan dapat diartikan sebagai suatu proses sosial dimana individu atau kelompok-kelompok manusia bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang
kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum baik secara perorangan maupun kelompok manusia dengan cara menarik perhatian publik
dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa menggunakan kekerasan atau ancaman. Tidak dapat dipungkiri apabila setiap usaha yang dilakukan setiap orang,
apalagi usaha tersebut tidak hanya dilakukan oleh satu orang saja, namun ada beberapa orang maka para pelaku usaha memiliki persaingan dengan pelaku usaha
lain. Begitu pula yang terjadi pada industri kecil sepatu di PIK Menteng ini. Persaingan sering kali muncul diantara para pengrajin pada saat mencari dan
membeli bahan baku, kelangkaan bahan baku menjadi alasan yang mendasar terjadinya persaingan, kondisi seperti ini mengakibatkan masing-masing pengrajin
khawatir akan tidak tersedianya bahan baku bagi proses produksi mereka. Hal yang menimbulkan adanya perbedaan harga bahan baku, jika ada yang berani bayar mahal
maka dialah yang memperoleh bahan baku lebih cepat, hal ini menimbulkan ketidakstabilan harga bahan baku sehingga cenderung melonjak naik. Berikut hasil
wawancara dengan salah seorang pengrajin : “… harga bahan baku sepatu kami beli bervariasi, ada yang
murah dan ada yang mahal,, kadang-kadang pemasok bahan baku ini sesuka hatinya menjual bahan baku kepada kami,,
makanya kami kesal dan bingung mau jual dengan harga berapa sepatu kami ini”wawancara dengan Informan Ahmad
Sani,2011
Universitas Sumatera Utara
Biasanya persaingan ini tidak sengaja dan tidak ditujukan kepada perorangan atau golongan. Biasanya ada tujuan yang ingin dicapai seperti dalam pembuatan
barang, orang ingin mencapai kualitas tinggi dan harga rendah. Dengan sendirinya diantar dua pengrajin yang tujuannya sama terjadi persaingan karena adanya pihak
ketiga yaitu pembeli yang memilih tempatpengrajin yang lebih memenuhi syarat untuk mencapai tujuan. Berikut hasil wawancaranya :
“diantara kami sesama pengrajin timbul persaingan antara lain masalah harga jual..sering dijumpai harga yang berbeda
dan tempat lokasi berjualan selalu mencari tempat yang strategis supaya para pembeli lebih mudah datang untuk
membeli”. Wawancara dengan Informan Sutiyoso,2011
Berikut hasil wawancara terhadap pengrajin sepatu : “Kendala usaha pengrajin sepatu mutu atau kualitas model
juga harus diperhatikan dari pada kita mengalami bangkrut ya mau gak mau, kita harus membuat model selera pembeli”
Wawancara dengan Informan Sri,2011
Selain persaingan lokasi penjualan sepatu juga terdapat persaingan desain produk. Dimana dalam persaingan desain produk berpengaruh terhadap pengrajin
sepatu, dengan alasan apabila produk tidak menarik bagi konsumen maka pengrajin sepatu bisa mengalami kerugian. Untuk itu pengrajin sepatu membuat desain produk
yang selalu berubah, hanya meniru produk lain yang sudah dipasaran dan juga mengikuti orderan dari pembeli.
Universitas Sumatera Utara
2. Kurangnya Modal.
Masalah permodalan merupakan suatu masalah utama yang dihadapi pengrajin. Pada umumnya pengrajin terbentur dalam masalah modal yang akan
digunakan dalam mengembangkan usaha, meskipun banyak pengrajin yang mempunyai kemampuan untuk mengelola usahanya tetapi tidak mempunyai modal
yang cukup sehingga pengrajin ini dapat mengembangkan usahanya lebih maju. Jelaslah modal merupakan faktor yang utama menentukan arah perkembangan usaha
yang dijalankan. Berikut hasil wawancaranya dengan salah satu pengrajin : “sangat jelas sekali. Tanpa modal nggak mungkin bisa
mengembangkan usaha sepatu ini. Mau beli bahan baku saja harus pake modal,,apa lagi harga bahan baku sekarang
mahal,,mau gak mau harus meminjam uang buat dapatin modal.” Wawancara dengan Informan Suhardi, 2011
Modal yang cukup sehingga pengrajin ini dapat mengembangkan usahanya lebih maju. Jelaslah modal merupakan faktor yang utama untuk menentukan arah
perkembangan usaha yang dijalankan. seperti diketahui modal sangat penting dalam perkembangan usaha karena modal mempunyai 2 fungsi yaitu :
1. Menopang kegiatan produksi dan penjualan dengan jalan menjembatani antara saat pengeluaran untuk pembelian bahan serta jasa yang
diperlukan dengan penjualan 2. Menutup pengeluaran yang bersifat tetap dan pengeluaran yang tidak ada
hubunganya secara langsung dengan produksi dan penjualan. Jadi jelaslah modal sangat diperlukan dalam pengembangan usaha dan tanpa
Universitas Sumatera Utara
modal, usaha yang dijalankan tidak dapat beroperasi dengan baik Pitoyo,1993
Permodalan merupakan suatu aspek terpenting dalam menentukan suatu keberlangsungan usaha, tanpa modal dalam hal ini modal uang suatu usaha tidak
dapat berjalan atau tidak dapat dibangun atau dirintis kembali. Pengrajin sepatu yang dilihat dari banyaknya pekerja terhadap pengrajin tersebut dalam memenuhi
kebutuhan akan modal untuk usaha ada yang berasal dari modal sendiri dan ada yang merupakan modal pinjaman.
Permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan untuk mengembangkan suatu unit usaha. Untuk menjalankan usaha pada awalnya tidak membutuhkan modal
usaha yang besar, tetapi kebutuhan akan modal baik untuk modal investasi maupun modal kerja semakin meningkat seiring dengan perkembangan usaha. Keluhan yang
selalu dihadapi pengrajin sepatu ini adalah kuranganya modal, naiknya harga bahan baku, kesulitan mendapatkan bahan baku yang berkualitas karena terkendala dana
maka sering kali tidak bisa untuk memenuhi permintaan dan akhirnya banyak pengrajin tersebut yang tidak mampu bertahan dan mengalami kebangkrutan. Berikut
wawancara dengan salah satu pengrajin sepatu : “sekarang ini susah kali mendapatkan modal karena
kurangnya perhatian dari pemerintah mau pinjem ke bank
repot ngurus surat-surat administrasinya,,Selain modal uang mendapatkan bahan baku saja sekarang ini susah,, yang
harganya melonjak naiklah,, harus ke berbagai lokasi untuk mendapatkan bahan baku. Wawancara dengan Informan
Tomy,2011
Universitas Sumatera Utara
Modal sendiri modal perorangan merupakan modal yang berasal dari uang pribadi pengrajin, bisa merupakan modal usaha yang sejak dulu ada karena usahanya
merupakan usaha rintisan atau bisa merupakan murni modalnya pengrajin sendiri datang dari kantongnya. Modal pinjaman merupakan modal yang diperoleh dengan
cara meminjam baik itu meminjam kepada orang atau lembaga keuangan seperti Bank. Sedangkan untuk pengrajin sepatu modalnya ada yang datang dari diri sendiri
dan dari modal pinjaman kepada lembaga keuangan yaitu Bank dengan jangka waktu peminjaman biasanya tahunan dan berdasar besaran dana pinjam. Berikut hasil
wawancara dengan salah satu pengrajin sepatu : “…..Jika saya kekurangan modal ya saya biasanya meminjam dari
lembaga keuangan seperti Bank atau koperasi tapi kadang-kadang saya pake modal sendiri dan pinjem dari keluarga lain,, karena mau
nanti pihak bank sangat susah meminjamkannya lagi karena sudah pernah meminjam.” Wawancara dengan Informan Ningsih,2011
Industri kecil mampu bertahan sampai saat ini karena permodalan mereka tidak tergantung pada perbankan, dimana perbankan tidak lebih hanya sebagai alat
transaksi maupun untuk menjaga keamanan. Sebagian besar pelaku industri kecil dalam menjalankan usahanya mengandalkan permodalannya sendiri yang bersumber
dari tabungan pribadi, pinjaman kerabat dan bahkan tidak jarang modal mereka peroleh melalui pinjaman dari lembaga keuangan yang bukan bank.
Pada awal peresmian Pusat Industri Kecil ini para pelaku industri kecil masih mendapat perhatian dan bantuan dari pemerintah berupa bantuan modal melalui
lembaga keuangan yang memang menyalurkannya, akan tetapi saat ini para pemilik
Universitas Sumatera Utara
usaha tersebut menggunakan uangnya sendiri sebagai modal. Berikut hasil wawancara terhadap salah satu seorang pengrajin :
“selain masalah modal uang untuk mengembangkan usaha modal,, modal untuk memperbaiki alat-alat yang rusak juga
penting, kalau mesin rusak ya tidak bisa memproduksi sepatu”. Wawancara dengan Informan Supri,2011
Berikut hasil wawancara dengan salah satu pengrajin sepatu :
“sekarang ini sangat sulit mendapatkan bahan baku,,contohnya saja bahan kulit.. Harga kulit saja sudah
mahal,sudah gitu mendapatkan bahan baku kulit saja harus mencarinya ke daerah lain”. Wawancara dengan Informan
Sri,2011
Proses produksi sepatu juga membutuhkan modal tetap dan modal berjalan. Modal tetap adalah modal yang tidak habis dalam sekali proses produksi dan terdiri
dari peralatan serta sarana untuk proses pembuatan sepatu tersebut. Sedangkan modal berjalan adalah modal untuk membiayai pelaksanaan proses produksi, meliputi
pembelian bahan baku,dan biaya upah pekerja. Dalam hal modal tetap pengrajin sepatu tidak memiliki masalah yang berarti, hanya saja masalah yang berkaitan
dengan modal tetap cenderung kepada masalah mesin, dan kurangnya alat-alat pencetak. Dalam hal modal tetap pengrajin sepatu tidak memiliki masalah yang
berarti, hanya saja masalah yang berkaitan dengan modal tetap cenderung kepada masalah mesin, dan kurangnya alat-alat pencetak.
Untuk modal berjalan, para pengrajin mengakui terdapat masalah yang mempengaruhi kelancaran produksi dan kelangsungan usaha mereka, modal berjalan
Universitas Sumatera Utara
terutama biaya operasional kerja sangat dibutuhkan bagi para pengrajin, modal berjalan yang diperlukan pengrajin untuk kelancaran produksi adalah biaya
pembelian bahan baku. Masalah kelancaran bahan baku muncul apabila pengrajin tidak mampu membeli bahan baku akibat harga bahan baku yang semakin naik
3. Aspek Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia merupakan segala kemampuan yang dimiliki sesorang untuk melakukan suatu kegiatan, sumber daya manusia sangat dibutuhkan untuk
pencapaian suatu kegiatan optimal, suatu usaha yang dikelola oleh seseorang yang memliki sumber daya yang berkualitas, maka usaha tersebut akan terus berkembang,
sebaliknya apabila kualitas sumber daya pengelola usaha rendah, maka usaha tersebut akan mengalami stagnasi.
Sumber Daya manusia meliputi kemampuan para pengusaha dalam mengelola usahanya, kemampuan pekerja, tingkat pendidikan pengrajin yang tidak mendukung,
dan sebagainya. Dilihat dari tingkat pendidikan para pengusaha yang hanya menamatkan sekolahnya hingga SMU, maka sumber daya manusia yang dimiliki pun
hanya setingkat SMU, artinya kemampuan akan penggunaan teknologi dan wawasan tentang kewirausahaan sangat minim dimiliki oleh para pengrajin.
Aspek ini terkait dengan kemauan para pengusaha untuk meningkatkan kemampuan pekerjaanya melalui pelatihan – pelatihan seperti yang diadakan oleh
Dinas Perindustrian dan Perdagangan maupun kantor koperasi, masih banyak pengrajin yang merasa enggan untuk mengirim pekerjanya ikut serta. Hal ini juga
Universitas Sumatera Utara
tidak terlepas dari tingkat pendidikan, wawasan dan pengetahuan yang dimiliki. Selain itu sebahagian perajin yang telah mendapatkan bantuan beralih profesi dan
pindah ke daerah lain, sehingga hal ini mengakibatkan pengrajin yang ada dilokasi PIK ini menjadi berkurang.
4. Majemen
Sistem manajemen yang baik sangat diperlukan dalam berusaha, hal tersebut diperlukan sebagai indikator yang sangat menentukan dalam mengukur pertumbuhan
sebuah kegiatan usaha. Pada umumnya industri kecil berawal dari industri rumah tangga yang melibatkan anggota keluarga terdekat. Pengrajin yang bekerja dilokasi
ini kebanyakan merupakan pendatang dari kampung pemilik usaha. Dalam pengolahan usaha lebih mengandalkan manajemen keluarga dari pada
menerapkan prisip-prinsip manajemen baik itu manajemen keuangan maupun manajemen pemasaran, dan para pengusaha ini tidak memliki penataan administrasi
yang baik.
4.4. Strategi Yang Digunakan Untuk Mengembangkan Usahanya