Strategi Yang Digunakan Untuk Mengembangkan Usahanya

tidak terlepas dari tingkat pendidikan, wawasan dan pengetahuan yang dimiliki. Selain itu sebahagian perajin yang telah mendapatkan bantuan beralih profesi dan pindah ke daerah lain, sehingga hal ini mengakibatkan pengrajin yang ada dilokasi PIK ini menjadi berkurang. 4. Majemen Sistem manajemen yang baik sangat diperlukan dalam berusaha, hal tersebut diperlukan sebagai indikator yang sangat menentukan dalam mengukur pertumbuhan sebuah kegiatan usaha. Pada umumnya industri kecil berawal dari industri rumah tangga yang melibatkan anggota keluarga terdekat. Pengrajin yang bekerja dilokasi ini kebanyakan merupakan pendatang dari kampung pemilik usaha. Dalam pengolahan usaha lebih mengandalkan manajemen keluarga dari pada menerapkan prisip-prinsip manajemen baik itu manajemen keuangan maupun manajemen pemasaran, dan para pengusaha ini tidak memliki penataan administrasi yang baik.

4.4. Strategi Yang Digunakan Untuk Mengembangkan Usahanya

4.4.1. Strategi Produksi Salah satu kegiatan yang paling penting bagi kelangsungan hidup perusahaan atau usaha yang menghasilkan produk tertentu adalah bagaimana cara berproduksi agar diperoleh keuntungan yang dikehendaki oleh Perusahaan Produk dalam arti yang Universitas Sumatera Utara lebih spesifik hanya dimaksudkan sebagai kegiatan yang menghasilkan barang baik barang jadi maupun barang setengah jadi. Kegiatan produksi akan selalu diperlukan bagi pemenuhan kebutuhan manusia yang terbatas. Dengan menggunakan faktor- faktor produksi yang tersedia sebagai sarana kegiatan produksi, diharapkan akan dapat menghasilkan nilai kegunaan baru dari barang atau jasa yang diperlukan bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Untuk melindungi kegiatan industrinya agar tidak mengalami kebangkrutan, maka para pengrajin sepatu harus tetap melakukan strategi produksi, pelaksanaan strategi produksi membutuhkan modal berjalan, sehingga pemenuhan akan modal berjalan sangat diperhatikan oleh para pengrajin. Jika terjadi hambatan akan modal berjalan, yakni modal uang dan bahan baku, para pengrajin mengumpulkan modal kembali dari berbagai sumber modal yang paling sering diperoleh oleh para pengrajin ialah modal dana dari pinjaman kerabat. Berikut hasil wawancara dengan salah seorang pengrajin : “Kami sering mengalami kekurangan modal, apalagi kalau agen kami belum melunasi sepatu kami. Salah satu jalan kami supaya bisa buat sepatu ya.. minjem sama keluarga, kalau pinjem sama saudara kan lebih enak kita bayar cicil”. Wawancara dengan Informan Sri,2011 Selain pinjaman modal melalui keluarganya, pinjaman kepada lembaga perbankan pun dilakukan demi kelancaran proses produksi, akan tetapi strategi semacam ini jarang dilakukan karena menurut mereka selain rumit urusannya mereka juga enggan untuk memberikan jaminan berupa surat tanah atau surat rumah. Berikut wawancara dengan salah seorang pengrajin : Universitas Sumatera Utara “…Pinjaman dari Bank ya pernah tapi kan resikonya besar, kalau gak bisa bayar takutnya tanah dan rumah kita disita, maunya sih kalau pinjaman modal usaha dari mereka bunganya gak banyak jadi kami gak kewalahn bayarnya.” Wawancara dengan Informan Supri,2011 Strategi lain dalam mengatasi kelancaran proses produksi adalah berusaha tetap memperoleh bahan baku dari para agen, dengan jalan menjalankan kerja sama dengan para agen dapat memperoleh bahan baku yang murah dan berkualitas baik, hal ini dimulai sejak awal proses produksi, walaupun tidak ada perjanjian tertulis antara pengrajin dengan pemasok bahan baku, mereka mampu memperoleh bahan baku yang murah dengan sistem cicil, hal ini karena adanya proses tawar menawar antara pengrajin dan pemasok, dalam hal ini pengrajin harus memiliki kemampuan untuk bertransaksi dengan pihak pemasok. Berikut hasil wawancara dengan salah satu pengrajin : “Bahan baku sepatu kami dapatkan dari pemasok, setelah bahan tersebut sudah diserahkan kepada kami,kami ngecek barang tersebut. Kami tinggal nanya berapa harganya,kalau uang kami tidak cukup kami bisa nyicil,lagi pula sama peamsok langganan kami nggak gengsi lagi dan kalau bahan bakunya tidak bagus kami bisa komplain, mereka lagsung ngurangi harga atau nggak paling untuk kedepannya dicarikan yang lebih bagus”. Wawancara dengan Informan Tomy,2011 Tersedianya bahan baku dasar untuk berproduksi baik berupa benda padat, cair, gas, bahan pembantu, barang setengah jadi dan barang jadi yang perlu diproses dalam kegiatan berproduksi. Tersedianya kapasitas mesin dan peralatan yang dimiliki baik jumlah mesin dan peralatan yang dimiliki perusahaan atau untuk digunakan Universitas Sumatera Utara dalam proses produksi terutama mesin-mesin berat dan ringan kesemuanya akan berpengaruh terhadap aktivitas perusahaan atau usaha untuk menghasilkan kualitas produk. Berikut hasil wawancara dengan salah satu pengrajin sepatu: “saya memproduksi sepatu dengan membuat model-model yang terbaru.. agar pelanggan saya tidak lari.. kalau tidak bagus ya pelanggan saya berlarian donk..” Wawancara dengan Informan Sutiyoso,2011 Tersedianya tenaga kerja, tenaga kerja yang sebelum melaksanakan kegiatan produksi harus memenuhi persyaratan bahwa kualitas tanaga kerja yang digunakan oleh suatu perusahaan atau usaha akan berpengaruh terhadap efisiensi produksi serta kualitas akhir yang dihasilkan, memperhatikan prospek perkembangan ekonomi pada masa yang akan datang yang akan mempengaruhi permintaan terhadap jenis-jenis produksi yang dihasilkan oleh suatu usaha perusahaan, baik itu usaha berskala kecil ataupun berskala besar dengan kapasitas produksi yang banyak dan beragam. Kaitannya dengan ini kelangsungan produksi dalam penelitian ini mencakup faktor-faktor atau aspek-aspek kualitas, kuantitas, bahan baku, dan teknologi. 4.4.2. Strategi Pemasaran Dalam pertumbuhan ekonomi Mc.Clelland dalam Suwarsono;1990 tidak hanya menjelaskannya melalui faktor eksternal, akan tetapi pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh faktor internal, yaitu nilai-nilai yang mendorong individu untuk mengeksploitasi peluang untuk meraih kesempatan yang ada. Para pelaku industri kecil ini biasanya akan terus berusaha untuk memperluas tempat pemasaran bagi barang produksinya,dalam memasarkan hasil Universitas Sumatera Utara produksi kemampuan melihat peluang merupakan salah satu yang penting. Selain itu agar berkembang usahanya setiap pengrajin harus membentuk jaringan yang luas dengan pedagang, baik pedagang pasar maupun pedagang kaki lima. Oleh karena itu keberadaan pemasaran yang tetap langganan menjadi hal yang penting bagi pengrajin industri kecil agar tetap produktif. Hubungan langganan yang terbentuk antara pedagang dan pengrajin industri kecil didasari oleh adanya kepercayaan yang akan mempertahankan hubungan dagang yang telah dijalankan. Pengrajin sepatu ini ada yang mengaku tidak perlu lagi mencari tempat pemasaran hasil produksinya karena sudah memiliki langganan tetap yang diperoleh melalui kerja sama dengan pihak lain ketika kawasan PIK tersebut diresmikan, sehingga hanya perlu dipertahankan agar pelanggan tidak “lari” dengan berusaha menjaga dan memperbaiki kualitas produksinya. Seperti penuturan seorang pengrajin sepatu yang mempunyai pemasaran di Malaysia secara kerja sama. “Ada beberapa sepatu kami di ambil pengusaha Malaysia, mereka tertarik dengan model yang kami buat, selain itu ada juga pelanggan kami di luar medan. Kami tetap menjaga kualitas barang biar pelanggan kami tidak lari” Wawancara dengan Informan Tomy,2011 Pemasaran merupakan suatu faktor kunci dalam menentukan keberhasilan suatu usaha yang akan meningkatkan keuntungan bagi para pelaku industri kecil. Pengrajin berusaha memasarkan usahanya ke berbagai lokasi. Untuk memasarkan produknya setiap pengrajin sepatu memiliki agen tetap atau langganan, hal tersebut dilakukan agar produk mereka tetap terjual. Para pengrajin ini berusaha menarik Universitas Sumatera Utara perhatian para pelanggan dengan tindakan-tindakan rasional seperti membuat model yang bagus, harga relatif murah supaya dijangkau oleh masyarakat. Berikut hasil wawancaranya : “untuk lebih mudah memasarkan saya memiliki agen tetap dan selalu mengikuti tren mode yang berkembang dipasaran, juga harganya tidak terlalu mahal supaya bisa ternjangkau pembeli”. Wawancara dengan Informan Ahmad Sani,2011 Sebelum sampai kepada konsumennya, sepatu dipasarkan kepada agen, pedagang toko. Setiap minggunya pengrajin mampu mengirim sepatu sebanyak lima ratus pasang sampai tujuh ratus pasang, sepatu tersebut kebanyakan di pasarkan daerah Medan,Belawan, dan pulau Jawa. Untuk tingkat ekspor, pengrajin sepatu tidak langsung mengekspor produknya, melainkan terdapat perantara atau pihak penampung dari luar negeri mengimpor sepatu melalui agen sepatu yang berada di luar daerah. Selain ada juga yang menuturkan untuk memperluas pemasaran ini juga diperoleh atau didapatkan dari ikut organisasi. Mekanisme pengambilan atau pembayaran barang juga beragam ada yang tunai dan ada juga tempo kredit. Pengrajin sepatu ini biasanya mekanisme pengambilan barangnya tunai namun ada yang tempo. Kebanyakan diberikan dengan tempo dan untuk pembayarannya setengah harganya sebagai uang muka kemudian sisanya kalau sudah pengambilan dan barang jadi. Bahwa selain harga produk itu ditetapkan disesuaikan dengan biaya produksi dan bahan baku, juga memperhatikan harga pasaran yang sedang berkembang untuk Universitas Sumatera Utara produk yang hampir serupa tapi juga melihat dari kualitas barangnya. Berikut hasil wawancara dengan salah satu pelanggan pengrajin sepatu : “terkadang untuk menentukan harga jual sepatu kami mengalami sedikit kebingungan karena harus menentukan harga yang terjangkau pembeli, namun juga harus memperhatikan biaya yang sudah kami keluarkan untuk membuat sepatu”. wawancara dengan informan Ningsih, 2011 Pengembangan produk sepatu ini biasanya di ikuti dengan adanya suatu ide, pengembangan ide, pembuatan percobaan, analisis usaha, dan percobaan penjualan dipasar dalam Buchari,2000. Upaya untuk meningkatkan omset penjualan, para pengrajin sepatu adalah dengan selalu tepat waktu bila ada pesanan dan inovasi lain adalah antara lain : 1. harga yang terjangkau, 2. Melakukan inovasi-inovasi dalam bentuk kreasi, 3. Promosi-promosi seperti ramah kepada setiap pembeli, 4. Promosi yang dilakukan dari pembeli ke pembeli.

4.5. Pemanfaatan Jaringan Sosial Dalam Pengembangan Usaha