Pati dalam jaringan tanaman mempunyai bentuk granula yang berbeda-beda. Dengan mikroskop, jenis pati dapat dibedakan karena
mempunyai bentuk, ukuran, dan sifat birefringent yang berbeda. Sifat birefringent
berarti kemampuan granula pati untuk merefleksikan cahaya terpolarisasi sehingga di bawah mikroskop terlihat kristal hitam
putih. Dalam pembuatan RS tipe III, granula pecah karena proses gelatinisasi sehingga sifat birefringent ini akan hilang Winarno,
1995. Dari Gambar 17 terlihat bahwa tidak terdapat perbedaan bentuk antara granula pati dengan granula pati RS tipe IV-nya.
2. Uji Prebiotik secara In Vitro
Hasil analisis fisiko kimia pati, RS tipe III dan RS tipe IV diketahui bahwa RS tipe III dan RS tipe IV garut memiliki potensi sebagai
prebiotik, yang didukung oleh daya cerna yang rendah, kadar amilosa yang tinggi, dan kandungan gula pereduksi yang rendah. Oleh karena itu,
perlu dilakukan uji prebiotik untuk mengetahui dengan pasti potensi prebiotik dari RS tipe III dan tipe IV dari umbi terpilih garut dengan
menumbukan BAL. BAL yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lactobacillus casei
subspesies rhamnosus, Lactobacillus plantarum sa28k, dan Bifidobacterium bifidum. Uji ini dilakukan dalam dua jenis
media yaitu m-MRSB+RS MRSB tanpa dekstrosa+RS dan s-RS
suspensi RS dalam air. Konsentrasi RS yang digunakan sebesar 2.5 .
Bakteri yang digunakan dalam uji viabilitas berumur 24 jam dan diinkubasi pada suhu 37
C. Hasil jumlah bakteri Lactobacillus casei subspesies
rhamnosus ,
Lactobacillus plantarum sa28k, dan
Bifidobacterium bifidum secara berturut-turut adalah sebesar 1.6x10
9
CFUml, 2.3x10
9
CFUml, 1.5x10
9
CFUml.
a. Pengaruh Jenis Media Terhadap Pertumbuhan BAL
Kedua jenis media digunakan untuk mengetahui perbandingan kemampuan BAL untuk dapat bertahan hidup dalam media
m-MRSB+RS MRSB tanpa dekstrosa+RS dan s-RS suspensi RS
dalam air. Berdasarkan analisis statistik rancangan acak lengkap pada
taraf nyata α = 0.05 dapat dilihat bahwa peluang pada media adalah
0.0012. Karena p0.05, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan hasil pertumbuhan BAL yang nyata diantara kedua jenis media yang
digunakan. Jenis BAL memiliki nilai peluang sebesar 0.3458. Karena p0.05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
pertumbuhan yang nyata diantara ketiga jenis bakteri yang digunakan. Hasil uji statistik dapat dilihat pada Lampiran 6.
7.33 6.72
8.28 8.12
8.08 7.13
8.27 7.96
7.11 6.63
8.17 8.22
2 4
6 8
10
m-MRSB+RS3 m-MRSB+RS4
s-RS3 s-RS4
Jenis m edia Ju
m lah
B A
L lo
g C
F U
m l
L. rhamnosus L.plantarum
B. bifidum
Gambar 18. Viabilitas BAL pada berbagai media yang mengandung RS selama inkubasi 24 jam
Pertumbuhan BAL pada media m-MRSB+RS lebih tinggi bila dibandingkan pada media s-RS. Hal ini disebabkan karena nutrisi yang
terkandung pada media m-MRSB+RS lebih lengkap daripada media s-RS. Dalam media m-MRSB+RS, selain RS juga terdapat yeast
extract, proteose pepton, dan mineral-mineral seperti dikalium fosfat,
natrium asetat, magnesium sulfat, dan manganase sulfat yang dibutuhkan oleh BAL untuk mempertahankan hidupnya. Hasil uji
viabilitas BAL yang ditumbuhkan pada media yang mengandung RS dapat dilihat pada Gambar 18.
b. Pengaruh Jenis RS Terhadap Pertumbuhan BAL
Berdasarkan uji Duncan pada taraf nyata α = 0.05, diketahui
bahwa jenis RS tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada media yang sama. Akan tetapi, pada media yang berbeda, RS menunjukkan
perbedaan yang nyata. RS tipe III tidak berbeda nyata dengan RS tipe IV pada media m-MRSB. RS tipe III juga tidak berbeda nyata dengan
RS tipe IV pada media s-RS. Akan tetapi, RS tipe IV pada media m-MRSB berbeda nyata dengan RS tipe III dan RS tipe IV pada media
s-RS. Demikian juga RS tipe III pada media m-MRSB berbeda nyata dengan RS tipe III dan RS tipe IV pada media s-RS. Jenis RS yang
paling baik untuk pertumbuhan BAL pada media m-MRSB dan s-RS adalah RS tipe IV. Hasil analisis statistik uji Duncan dapat dilihat pada
Lampiran 6. Kleessen, et al., 1997 melaporkan penelitian terhadap tikus
yang diberi ransum yang mengandung RS tipe III sebanyak 15 selama 5 bulan. Pada hari ke delapan, jumlah Bifidobacteria yang
terdapat dalam feses tikus adalah sebesar 1.0x10
2
CFUgram, pada bulan pertama meningkat menjadi sebesar 5.0x10
7
CFUgram, pada bulan ketiga menurun menjadi sebesar 3.0x10
7
CFUgram dan pada bulan kelima meningkat lagi menjadi sebesar 2.0x10
8
CFUgram. Dengan demikian, secara umum, jumlah Bifidobacteria pada feses tikus
mengalami peningkatan dengan penambahan RS tipe III pada ransum.
c. Pengaruh Konsentrasi Kultur BAL yang Ditambahkan Terhadap