Serat Pangan Dietary Fiber

ada perbedaan pertumbuhan yang nyata diantara ketiga jenis bakteri yang digunakan.. Sehingga untuk analisis dietary fiber digunakan RS tipe IV garut dan untuk analisis SCFA digunakan hasil degradasi bakteri Lactobacilus plantarum sa28k.

1. Serat Pangan Dietary Fiber

Menurut Winarno 1997, serat pangan atau dietary fiber merupakan bagian dari jaringan tanaman yang tahan terhadap proses hidrolisis oleh enzim dalam lambung dan usus kecil. Konsumsi serat yang dianjurkan untuk orang dewasa adalah 30 gram per hari. Serat makanan adalah karbohidrat yang tidak dapat dicerna atau diserap tubuh, namun memberikan sumbangan positif terhadap fungsi fisiologis tubuh. Berdasarkan sifat kelarutannya di dalam air, serat pangan dietary fiber dibedakan menjadi dua kelompok yaitu yang bersifat larut air soluble dietary fiber atau SDF dan bersifat tidak larut air insoluble dietary fiber atau IDF. SDF diartikan sebagai serat pangan yang dapat larut dalam air hangat atau panas serta dapat terendapkan oleh air yang telah tercampur dengan empat bagian etanol. IDF diartikan sebagai serat pangan yang tidak larut dalam air panas atau air dingin. Gabungan dari serat pangan yang larut air dan serat pangan yang tidak larut air disebut total serat pangan total dietary fiber atau TDF. Termasuk ke dalam serat yang larut air adalah gum, musilase, pektin, dan beberapa hemiselulosa larut air sedangkan serat yang bersifat tidak larut air adalah selulosa, lignin, pektin, sejumlah kecil lilin dan kitin tanaman dan sebagian besar hemiselulosa. Kedua tipe serat tersebut mempunyai sifat fisiologis yang berbeda. Serat pangan larut SDF sangat baik untuk mengatasi hiperkolesterol dan diabetes. Sedangkan serat pangan tidak larut sangat efektif untuk pencegahan konstipasi, haemoroid, divertikulosis dan kanker kolon Prosky dan De Vries, 1992. Pengertian dietary fiber atau serat pangan berbeda dengan crude fiber serat kasar. Menurut Winarno 1997, hanya sekitar seperlima sampai setengah dari seluruh serat kasar yang benar-benar berfungsi sebagai dietary fiber . Serat kasar adalah bagian dari makanan yang tidak dapat dihidrolisis oleh bahan-bahan kimia yang digunakan untuk menentukan serat kasar yaitu asam sulfat 1.25 dan natrium hidroksida 1.25. Setiap makanan memiliki kadar serat makanan yang berbeda-beda. Department of Nutrition, Ministry of Health and Institute of Health 1999 seperti yang dikutip oleh Friska 2002 menyatakan bahwa makanan dapat diklaim sebagai sumber serat pangan apabila mengandung serat pangan sebesar 3-6 gram100gram. Oleh karena itu, RS tipe IV garut dapat dikatakan sebagai pangan sumber serat karena memiliki serat pangan yang tinggi, yaitu sebesar 8.11 gram100gram, yang dapat dilihat pada Lampiran 11. Pati garut memiliki kadar serat sebesar 0.13 Fitriasari, 2004. Kadar serat RS tipe IV garut lebih tinggi bila dibandingkan dengan pati garut.

2. Asam Lemak Rantai Pendek Short Chain Fatty AcidSCFA