memperbaiki dan mengembangkan sikap, perilaku, keterampilan dan pengetahuan pegawai sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai organisasi.
Pengertian  pelatihan  adalah  juga  proses  belajar  mengajar  dengan menggunakan  teknik  dan  metode  tertentu.  Secara  konsepsional  dapat  dikatakan
bahwa  pelatihan  dimaksudkan  untuk  meningkatkan  ketrampilan  dan  kemampuan kerja pegawai atau sekelompok pegawai, biasanya sasaranya adalah pegawai atau
sekelompok  pegawai  yang  sudah  bekerja  pada  suatu  organisasi  yang  efisiensi, efektivitas  dan  produktivitas  kerjanya  dirasakan  perlu  dan  dapat  ditingkatkan
secara  terarah  dan  progmatik.  Menurut  Ferdinand  2008  mengatakan  bahwa pelatihan  dapat  mendukung  perubahan  atas  kekuatan  dan  kemampuan  yang
ditunjukkan  dan  menawarkan  tanggapan  yang  tidak  evaluatif,  Pelatihan menyebabkan  fakta  yang  berkaitan  dengan  peningkatan  kinerja  dan  kemampuan
kerja.
2.2.2.2. Dimensi-Dimensi Program Pendidikan dan pelatihan
Dimensi  program  pendidikan  dan  pelatihan  yang  efektif  yang  diberikan organisasi kepada pegawainya dapat diukur melalui:
1. Isi  pendidikan  dan  pelatihan  yaitu  isi  program  pendidikan  dan
pelatihan yang relevan serta  up to date. 2.
Metode  pendidikan  dan  pelatihan  yang  diberikan  harus  sesuai  untuk subjek itu dan metode pendidikan dan pelatihan tersebut sesuai dengan
gaya belajar peserta. 3.
Sikap  dan  ketrampilan  instruktur,  yaitu  instruktur  mempunyai  sikap dan ketrampilan yang dapat mendorong orang untuk belajar.
Universitas Sumatera Utara
4. Lama  waktu  pendidikan  dan  pelatihan  yaitu  berkaitan  dengan  waktu
pemberian  materi  pokok  yang  harus  dipelajari  dan  seberapa  cepat tempo penyampaian materi tersebut.
5. Fasilitas  pendidikan  dan  pelatihan  yaitu  tempat  penyelenggaraan
pendidikan  dan  pelatihan  dapat  dikendalikan  oleh  instruktur,  relevan dengan jenis pendidikan dan pelatihan Sofyandi, 2008.
2.2.2.3. Tujuan Pendidikan dan pelatihan
Diadakannya pendidikan  dan pelatihan tentunya mempunyai tujuan-tujuan tertentu, baik bagi peserta itu sendiri maupun bagi kepentingan organisasi, hal ini
perlu  diperhatikan  karena  tujuan-tujuan  tersebut  sesungguhnya  merupakan landasan  penetapan  metode  pendidikan  dan  pelatihan  mana  yang  akan  dipakai,
materi  yang  akan  dibahas,  pesertanya  dan  siapa  saja  tenaga  pengajarnya  untuk dapat memberi subjek yang bersangkutan.
Dalam  Pasal  2  Peraturan  Pemerintah  No.  101  Tahun  2000  disebutkan bahwa Diklat bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan
dan  sikap  agar  dapat  melaksanakan  tugas  jabatan  secara  profesional  dengan dilandasi  kepribadian  dan  etika  Pegawai  Negeri  Sipil  sesuai  dengan  kebutuhan
instansi. Menurut Moekijat 2003 tujuan pendidikan dan pelatihan antara lain:
1.  Untuk  mengembangkan  keahlian  sehingga  pekerjaan  dapat  diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih efektif.
2.  Untuk mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional.
3.  Untuk mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan kemauan kerjasama
Universitas Sumatera Utara
dengan teman-teman pegawai dan pimpinan. Terlaksananya  tujuan-tujuan  tertentu  dari  pendidikan  dan  pelatihan
memerlukan dukungan sepenuhnya dari penyelenggara serta unit para peserta itu sendiri. Pegawai harus mempunyai kelayakan bahwa pendidikan dan pelatihan itu
berguna  bagi  mereka  sehingga  mereka  mau  memanfaatkan  kesempatan  tertentu dengan baik.
2.2.3. Kinerja Pegawai 2.2.3.1. Pengertian Kinerja Pegawai
Menurut As’ad 2003 kinerja merupakan kesuksesaan seseorang di dalam melaksanakan  suatu  pekerjaan.  Dari  batasan  tersebut,
As’ad  menyimpulkan bahwa  kinerja  adalah  suatu  hasil  yang  dicapai  seseorang  menurut  ukuran  yang
berlaku  untuk  pekerjaan  yang  bersangkutan.  Meningkatnya  kinerja  perorangan individual  performance  maka  kemungkinan  besar  juga  akan  meningkatkan
kinerja  perusahaan  coorperate  performance  karena  keduanya  mempunyai hubungan yang erat.
Menurut  Mangkuprawira  dan  Hubeis  2007  kinerja  adalah  hasil  proses pekerjaan  tertentu  secara  terencana  pada  waktu  dan  tempat  dari  pegawai  serta
organisasi  bersangkutan.  Ukuran  kinerja  dapat  dilihat  dari  sisi  jumlah  dan  mutu tertentu sesuai dengan standar organisasi atau perusahaan.
Menurut Sedarmayanti 2011 kinerja adalah hasil yang dapat dicapai oleh seseorang  atau  sekelompok  orang  dalam  suatu  organisasi,  sesuai  dengan
wewenang  dan  tanggung  jawab  masing-masing,  dalam  rangka  upaya  mencapai tujuan  organisasi  bersangkutan  secara  ilegal,  tidak  melanggar  hukum  sesuai
dengan moral maupun etika.
Universitas Sumatera Utara
Kinerja pegawai adalah tingkat pencapaian atau hasil kerja seseorang dari sasaran yang harus dicapai atau tugas yang harus dilaksanakan dalam kurun waktu
tertentu Simanjuntak, 2011. Mangkunegara  2007  menyatakan  bahwa,  kinerja  pegawai  adalah  hasil
kerja  secara  kualitas  dan  kuantitas  yang  dicapai  oleh  seseorang  pegawai  dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
Dari  beberapa  penjelasan  tentang  pengertian  kinerja  bisa  disimpulkan kinerja  adalah  keberhasilan  seseorang  dalam  melaksanakan  pekerjaannya  selama
periode  waktu  yang  telah  ditentukan  oleh  perusahaan  atau  organisasi.  Kinerja yang dihasilkan oleh pegawai akan dinilai oleh manajemen untuk dijadikan acuan
dalam  memberikan  penilaian  kinerja.  Penilaian  kinerja  pegawai  memberikan mekanisme penting bagi manajemen untuk digunakan dalam menjelaskan tujuan-
tujuan dan standar-standar kinerja di waktu berikutnya.
2.2.3.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai
Faktor-faktor  yang  mempengaruhi  kinerja  menurut  Mangkuprawira  dan Hubeis 2007 adalah:
f.  Faktor  personalindividual,  meliputi  unsur  pengetahuan,  keterampilan skill,  kemampuan,  kepercayaan  diri,  motivasi,  dan  komitmen  yang
dimiliki oleh tiap individu pegawai. g.  Faktor  kepemimpinan,  meliputi  aspek  kualitas  manajer  dan  team  leader
dalam  memberikan  dorongan,  semangat,  arahan,  dan  dukungan  kerja kepada pegawai.
Universitas Sumatera Utara
h.  Faktor tim, meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan  dalam  satu  tim,  kepercayaan  terhadap  sesama  anggota  tim,
kekompakan, dan keeratan anggota tim. i.  Faktor sistem, meliputi sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur  yang
diberikan  oleh  organisasi,  proses  organisasi,  dan  kultur  kinerja  dalam organisasi.
j.  Faktor  kontekstual  situasional,  meliputi  tekanan  dan  perubahan lingkungan eksternal dan internal.
Menurut  A.  Dale  Timple  dalam  Mangkunegara  2007  faktor  kinerja terdiri dari dua faktor yaitu :
a.  Faktor  Internal  yang  terkait  dengan  sifat-sifat  seseorang  misalnya  kinerja baik disebabkan mempunyai kemampuan tinggi dan tipe pekerja keras.
b.  Faktor  Eksternal  yang  terkait  dari  lingkungan  seperti  perilaku,  sikap  dan tindakan  rekan  kerja,  bawahan  atau  pimpinan,  fasilitas  kerja  dan  iklim
organisasi. Berdasarkan  teori-teori  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  kinerja
memerlukan  indikator-indikator  penilaian  yang  dipengaruhi  oleh  berbagai  faktor apakah faktor personalindividual, faktor kepemimpinan, faktor tim, faktor sistem,
ataupun faktor kontekstual situasional dengan beragam aspek yang dapat diukur dengan  berpedoman  pada  standar  tertentu  yang  terdiri  dari  aspek  kuantitatif  dan
aspek  kualitatif    yang  berguna  untuk  mendapatkan    feedback  guna  keperluan perbaikan organisasi secara khusus manajemen pengelolan sumber daya manusia.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3.3. Dimensi Kinerja