45 kesediaan membayar, hari kunjungan dan jumlah rekreasi pengunjung dalam satu
tahun terakhir. Kemampuan penelitian ini menunjukkan tingkat harga optimal menjadi kelebihan penelitian ini adapun kelemahan penelitian ini adalah tidak
terdapatnya kajian manfaat dan dampak ekowisata di TNGH secara ekologi atau lingkungan menginga t bahwa ekowisata adalah wisata berwawasan lingkungan.
2.12 Kerangka Pemikiran Operasional
Sebagai sebuah kawasan konservasi, fungsi dan manfaat Kebun Raya Bogor yang terutama adalah fungsi penelitian yang meliputi areal konservasi ex
situ dan riset yang meliputi riset taksonomi, identifikasi tumbuhan, inventarisasi dan evaluasi. Namun, fungsi Kebun Raya Bogor sebagai media pendidikan dan
tempat pariwisata juga tidak kalah penting. Selama ini fungsi KRB yang dominan adalah fungsi wisata oleh karena itu fungsi KRB sebagai tempat penelitian dan
pendidikan akan ditingkatkan. Salah satu caranya adalah dengan menggiatkan wisata ekologi atau ekoturisme di KRB, karena dengan ekoturisme fungsi
pendidikan dan pariwisata di KRB dapat dilakukan sejalan terutama pendidikan lingkungan hidup dan wisata ekologi. Dengan ekoturisme diharapkan fungsi
konservasi di Kebun Raya juga dapat ditingkatkan. Sesuai prinsip ekoturisme, suatu kegiatan ekoturisme harulah memberi
manfaat bagi alam dan makhluk hidup yang berada di dalamnya. Bagi alam, manfaat tersebut berupa pelestarian sedangkan bagi manusia, manfaat dari
kegiatan ekoturisme bisa berupa manfaat langsung yaitu rekreasi dan manfaat tidak langsung yaitu kesadaran akan pentingnya kelestarian lingkungan hidup.
Manfaat yang disebutkan di atas merupakan hasil dari kegiatan ekoturisme,
46 namun sebagai suatu daerah tujuan ekoturisme yang banyak memberikan manfaat
bagi pemakainya, pencerminan nilai ekoturisme Kebun Raya Bogor tidak begitu terlihat. Ini tidak berarti bahwa Kebun Raya Bogor sebagai sumber daya
lingkungan tidak mempunyai nilai, oleh karena itu penelitian ini akan mengkaji nilai moneter manfaat yang diterima para eco traveller di Kebun Raya Bogor.
Pengetahuan akan nilai ekonomi ekoturisme yang bersifat objektif dan kuantitatif akan membantu LIPI sebagai pengelola menformulasikan kebijakan
pengembangan Kebun Raya Bogor di masa depan. Pengetahuan ini juga akan memperlihatkan kontribusi Kebun Raya Bogor terhadap ekonomi daerah kota
Bogor. Pengetahuan yang baik akan fungsi ekologis Kebun Raya Bogor juga
sangat membantu Kebun Raya Bogor dalam melaksanakan kegiatan konservasi karena dengan adanya pengetahuan akan fungsi ekologis KRB maka masyarakat
akan memberikan dukungan baik berupa apresiasi atau perilaku yang mendukung upaya konservasi yang pada akhirnya diharapkan akan mampu membentuk
perilaku ramah lingkungan sesuai tujuan konservasi. Pentingnya pengetahua n nilai ekonomi ekoturisme Kebun Raya Bogor dapat dilihat pada gambar berikut :
47
Keterangan : menunjukkan topik yang akan dianalisis
Gambar 6. Skema Pentingnya Nilai Ekologi dan Nilai Ekonomi Ekoturisme Kebun Raya Bogor Diadaptasi dari Setiawan, 2002
Gambar 6 memperlihatkan bahwa pengetahuan mengenai nilai ekonomi ekoturisme Kebun Raya Bogor merupakan hal yang penting baik bagi pengelola,
masyarakat maupun instansi terkait. Bagi para pengambil keputusan, pengetahuan tersebut dapat dijadikan dasar dalam memberikan dukungan politis terhadap
kegiatan ekoturisme yang mempunyai tujuan pelestarian dan konservasi alam; sedangkan bagi masyarakat, pengetahuan nilai ekonomi ekoturisme KRB
diharapkan dapat meningkatkan persepsi dan sikap positif masyarakat terhadap ekoturisme yang pada akhirnya akan mendukung upaya konservasi yang
dilakukan KRB.
Kebun Raya Bogor
Masyarakat
LIPI sebagai pengelola Pengambil Kebijakan
dan Instansi Terkait Pengetahuan Nilai
Ekonomi Ekoturisme
Konservasi Apresiasi dan
Sikap Positif
Dukungan Konservasi
Berhasil Pengetahuan Akan Fungsi
Ekologis Kebun Raya Bogor
48 Atas dasar bahwa pengetahuan akan nilai ekonomi ekoturisme Kebun
Raya Bogor sangatlah penting, maka studi kasus tentang nilai ekonomi ekoturisme dilakukan di KRB. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan
menggunakan metode kesediaan membayar dengan pendekatan biaya perjalanan. Pendekatan yang dipilih digunakan untuk menentukan fungsi permintaan
konsumen akan jasa yang diberikan ekoturisme, sehingga dapat menjelaskan kesediaan membayar konsumen dan menguraikan faktor–faktor yang
mempengaruhi kunjungan ekoturisme ke KRB sehingga dengan demikian dapat dengan jelas memberikan pengetahuan tentang nilai ekonomi wisata eko yang
bersifat objektif dan kuantitatif, sedangkan analisis mengenai nilai ekologis Kebun Raya Bogor bagi masyarakat dianalisis menggunakan pendekatan
kualitatif. Untuk jelasnya skema kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada halaman berikut:
49 Implikasi Terhadap Upaya konservasi
Pengambil Kebijakan dan Instansi Terkait
Masyarakat Kota Bogor
LIPI sebagai pengelola
Nilai Penggunaan Langsung Direct Use Value
Nilai Penggunaan Tak Langsung Indirect Use Value
Nilai Ekologis Kebun Raya Bogor
Nilai Ekonomi Ekoturisme KRB dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kunjungan Ekoturisme ke KRB
Nilai Penggunaan Kebun Raya Bogor
Analisis Statistika Deskriptif Analisis Regresi Log Linear
Metode Biaya Perjalanan Evaluasi Sistem Fungsi
Gambar 7. Alur Kerangka Pemikiran
50
III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kebun Raya Bogor, Kota Bogor. Secara administratif, lokasi penelitian terletak di wilayah Kecamatan Bogor Tengah,
Kota Bogor. Penentuan tempat penelitian dilakukan secara sengaja purposive, dengan pertimbangan karena Kebun Raya Bogor merupakan museum botani yang
paling lengkap menyimpan koleksi tanaman tropis dan juga dikarenakan Kebun Raya Bogor memberikan fungsi edukatif sekaligus rekreatif. Bagi kota Bogor,
kebun raya merupakan sebuah bagian penting, karena selain memberikan lapangan pekerjaan dan menambah pemasukan pendapatan daerah melalui jasa
rekreasi, Kebun Raya Bogor juga banyak memberikan manfaat ekologis yang tidak ternilai. Waktu penelitian dilakukan selama bulan November-Desember
2004
3.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan
menggunakan kuesioner sebagai panduan. Data primer yang diambil adalah data mengenai karakteristik responden, pengetahuan responden akan nilai ekologis
Kebun Raya Bogor dan kesediaan membayar. Data sekunder diperoleh dari buku, majalah, jurnal, laporan penelitian terdahulu dan situs internet.