2.1.2. Teori Belajar
Belajar  merupakan  proses  manusia  untuk  mencapai  berbagai  macam kompetensi,  keterampilan,  dan  sikap.  Ada  beberapa  macam  teori  belajar  yang
dikemukakan oleh para ahli, dintaranya adalah : 2.1.2.1 Teori perkembangan Kognitif Piaget.
Menurut  Piaget  dalam  Rusman  :  2011,  setiap  anak  memiliki  cara tersendiri  dalam  menginterpretasikan  dan  beradaptasi  dengan  lingkungannya.
Setiap anak memiliki struktur kognitif yang disebut schemata, yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran sebagai hasil pemahaman terhadap objek yang ada dalam
lingkungannya.  Piaget  membagi  perkembangan  berpikir  anak  kedalam  beberapa tahap, yaitu:
a. Tahap sensiomotor usia 0-2 tahun
b. Tahap praoperasional usia 2-7 tahun
c. Tahap tahap operasi konkret usia 7-11 tahun
d. Tahap operasi formal usia 11 tahun lebih
Anak pada usia Sekolah Dasar 7-11 tahun berada pada tahapan operasi konkret. Pada usia ini tingkah laku anak yang tampak adalah sebagai berikut:
a. Anak mulai memandang dunia secara objektif, bergeser dari satu aspek situasi ke aspek lain secara reflektif dan memandang unsur-unsur secara serentak.
b. Anak mulai berpikir secara operasional c. Anak
mampu mempergunakan
cara berpikir
operasional untuk
mengkalisikasikan benda-benda.
d. Anak  dapat  membentuk  dan  menggunakan keterhubungan  aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat, dan
e. Anak  dapat  memahami  konsep  substansi,  panjang,  lebar,  luas,  tinggi,  rendah, ringan, dan berat.
Kecenderungan belajar anak usia sekolah dasar memiliki tiga ciri, yaitu: konkret,  integratif,  dan  hierarkis.  Konkret  mengandung  makna  proses  belajar
beranjak  dari  hal-hal  yang  konkret  yaitu  yang  dapat  dilihat,  didengar  dibaui, diraba,  dan  diotak-atik,  dengan  titik  penekanan  pada  pemanfaatan  lingkungan
sebagai  sumber belajar  yang  dapat  dioptimalkan  untuk  pencapaian  proses  dan hasil pembelajaran yang berkualitas bagi anak usia sekolah dasar. Integratif berarti
memandang  sesuatu  yang  dipelajari  sebagai  suatu  keutuhan  yang  terpadu. Sedangkan  hierarkis  adalah  perkembangan secara  bertahap  mulai  dari  hal-hal
yang  sederhana  ke  hal-hal  yang  lebih  kompleks.  Dengan  demikian,  perlu diperhatikan  urutan  logis,  keterkaitan  antara  materi  pelajaran,  dan  cakupan
keluasan materi pelajaran. 2.1.2.2. Teori Belajar Konstruktivisme
Teori  belajar  kontstruktivisme  Baharuddin:  2010  memahami  hakikat belajar sebagai kegiatan manusia yang membangun dan menciptakan pengetahuan
dengan  cara  mencoba  memberi  makna  pada  pengetahuan  sesuai  pengalamannya. Pengetahuan itu sendiri rekaan dan tidak stabil. Oleh karena itu, pemahaman yang
diperoleh manusia senantiasa bersifat tentatif dan tidak lengkap. Secara filosofis, belajar  menurut  teori  konstruktivisme  adalah  membangun  pengetahuan  sedikit
demi sedikit, yang kemudian hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan
tidak  secara  tiba-tiba.  Pengetahuan  bukanlah  seperangkat  fakta-fakta,  konsep- konsep, atau kaidah yang siap diambil atau diingat.
2.1.2.3. Teori Gestalt Dengan  tokoh  Koffa,  Kohler,  Wertheimer,  menurut  teori  ini  belajar
adalah  proses  mengembangkan  insight.  Insight  adalah  pemahaman  terhadap hubungan  antar  bagian  didalam  suatu  situasi  permasalahan.  Insight  yang
merupakan inti dari belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut: a. Kemampuan  Insight  seseorang  tergantung  kepada  kemampuan  dasar  orang
tersebut, sedangkan kemampuan dasar tergantung pada usia. b. Insight dipegaruhi atau tergantung pada pengalaman masa lalu.
c. Insight tergantung kepada pengaturan dan penyelidikan lingkungan. d. Pengertian merupakan inti dari Insight
e. Apabila  Insight  telah  diperoleh maka  dapat  digunakan  untuk  menghadapi persoalan dalam situasi ini.
Untuk  memperoleh  gambaran  yang  lebih  jelas tentang  teori  belajar  ini, dibawah ini disajikan beberapa prinsip penerapannya.
a. Belajar itu berdasarkan keseluruhan Makna dari prinsip ini adalah bahwa pembelajaran itu bukanlah berangkat dari
fakta-fakta,  akan  tetapi  mesti  berangkat  dari  suatu  masalah.  Melalui  masalah itu siswa dapat mempelajari fakta.
b. Anak yang belajar merupakan keseluruhan. Prinsip  ini  mengandung  pengertian  bahwa  pembelajaran  anak  itu  bukanlah
hanya  mengembangkan  intelektual  saja,akan  tetapi  mengembangkan  pribadi
anak  seutuhnya.  Apa  artinya  kemampuan  intelektual  manakala  tidak  diikuti sikap yang baik atau tidak diikuti oleh pengembangan seluruh potensi yang ada
dalam diri anak. c. Belajar berkat Insight
Telah  dijelaskan  bahwa  Insight  adalah  pemahaman  terhadap  hubungan  antar bagian  didalam  suatu  situasi  permasalahan.dengan  demikian,  belajar  itu  akan
terjadi manakala dihadapankan kepada persoalan yang harus dipecahkan. d. Belajar berdasarkan pengalaman
Pengalaman adalah kejadian yang dapat memberikan arti dan makna kehidupan setiap  perilaku  individu.  Belajar  adalah  melakukan  reorganisasi  pengalaman-
pengalaman masa lalu yang secara terus menerus disempurnakan. Berdasarkan  teori  belajar  yang  dipaparkan  oleh  beberapa  ahli  diatas,
dalam penelitian ini mengacu kepada teori perkembangan kognitif Piaget. Karena siswa  kelas  rendah  berada  pada  tahap  operasi  konkret  yaitu  usia  7 – 11  tahun.
Proses  belajar  beranjak  dari  hal-hal  yang  konkret  yaitu  yang  dapat  dilihat, didengar dibaui, diraba, dan diotak-atik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan
lingkungan  sebagai  sumber  belajar  yang  dapat  dioptimalkan  untuk  pencapaian proses dan hasil pembelajaran yang berkualitas.
2.1.3. Kualitas Pembelajaran